Pidato Tentang Air Mata Rasul | Saat Dimana Seluruh Manusia Yang Beriman di Seluruh Dunia ini Bersedih..!


AIR MATA RASUL, KARENA SANGAT MENCINTAI UMMATNYA

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi fatimah tidak mengijinkannya masuk, "maafkanlah, ayahku sedang demam," kata fatimah kemudian membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada fatimah, "siapakah itu wahai anakku?" "tak tahulah ayah, sepertinya baru sekali ini ananda melihatnya, "tutur fatimah lembut. Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam terdiam sejenak lalu menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "ketahuilah, dialah yang menghapuskan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia, dialah malaikat sakaratul maut,"kata Rasulullah SAW.
Fatimahpun menahan ledakan tangisnya kemudian malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah SAW., menanyakan kenapa Jibril tidak ikut menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah siap diatas langit dunia untuk menyambut ruh Kekasih Allah dan Penghulu Bumi ini.
'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" tanya Rasulullah SAW., dengan suara teramat lemah. "pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua Syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.

Namun itu ternyata tidak membuat Rasulullah SAW., lega, matanya masih penuh menyiratkan kecemasan. "Wahai Rasul Allah, Apakah Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya jibril lagi. "Kabarkan kepadaku wahai Jibril, bagaimana nasib umatku kelak? "Jangan khawatir, aku pernah mendengar Allah SWT., berfirman kepadaku,"Ku haramkan Syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad sudah berada didalamnya "sahut Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah SAW., ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasululullah SAW., bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini," Lirih terdengar Rasullullah SAW., mengaduh. Fatimah terpejam dengan airmata berlinang, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam, dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah SAW., pada malaikat pengantar wahyu itu. "siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal, "kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah SAW., mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku jangan pada umatku" "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.


Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bi shalati, wa maa malakat aimmanukum" (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah diantaramu) sampai diulang tiga kalli. Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, para sahabat saling  berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya dan Ali  kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah SAW., yang mulai kebiruan. "Ummatii, Ummatii, Ummatii!", (umatku, umatku, umatku!) Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. 
Kini mampukah kita mencintai seperti cinta Beliau? Allahuma sholli ala Muhammad wa Baarik wa salim'alaihi. Betapa besar cinta Rasulullah kepada kita.
“Wallahu’alam Bishowaab”

Pengunjung