Makalah Manajemen Bimbingan dan Konseling di SD | Keterpaduan program bimbingan dengan KBM..!!

B. Keterpaduan Program Bimbingan Dengan KBM
Sampai saat ini jarang ada SD yang memilki petugas bimbingan yang khusus/tersendiri, maka tugas program bimbingan merupakan tugas untuk guru kelas, yang sekaligus menjadi tenaga pengajar. Dengan keadaan yang demikian di sekolah membutuhkan kemampuan dan dukungan manajerial, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Aspek Program
Program bimbingan di SD harus berangkat dari kebutuhan murid dan maslah nyata yang terjadi di sekolah. Program bimbingan di SD mempunyai kekhasan tersendiri sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di SD itu sendiri, baik dilihat dari segi petugas, fasilitas yang tersedia dan karakteristik murid SD. Menurut Dinkmeyer dan Caldwell (dalam Ahman, 1998), bahwasanya ada beberapa factor yang membedakan antara bimbingan di SD dan sekolah menengah, yaitu : pertama, bimbingan di SD lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan; kedua, focus bimbingan di SD lebih menekankan kepada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan orang lain; ketiga, bimbingan di SD lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di SD; keempat, bimbingan di SD hendaknya memahami kehidupan anak secara unik; kelima, program bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaaan diri, serta memahami kelebihan serta kekurangan diri; keenam, program bimbingan di SD hendaknya menyakini bahwa usia SD merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan perkembangan anak. Dapat disimpulkan bahwa perangkat tugas yang harus diselesaikan murid SD dapat dijadikan sebagai panduan utama bagi pengembangan program bimbingan di SD.
b. Aspek Ketenangan
Secara umum guru SD memiliki tugas ganda, sebagai pengajar yang memiliki seperangkat target kurikulum yang harus dicapai, juga sebagai pembimbing yang memilki program yang harus dilaksanakan juga. Sebenarnya guru SD sebagai guru kelas memilki peluang yang banyak dalam memahami karakteristik setiap muridnya, maka guru SDperlu memahami pemahaman yang tepat dan memiliki keterampilan yang memadai dalam melaksanakan layanan biimbingan dan mengajar. Guru SD hendaknya dapat menerapkan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar-mengajar.
c. Aspek Teknik/Prosedur
Prosedur/teknik yang dapat dikembangkan dalam memberikan layanan bimbingan pada murid SD adalah dengan melaluipendekatan terpadu atau memadukan antara teknik instruksional/pengajaran dengan teknik transaksional. Jadi hendaknya guru SD dapat menerapkan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar-mengajar. Guru menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan dapat memadukan layanan bimbingan ke dalam KBM, seperti melalui pengelompokan belajar melalui permainan,tugas kelompok, dsb. Dalam penelitian yang dilaksanakan Ni’mah (2004) dikelas rendah SD, dapat di terapakan layanan bimbingan social-pribadi melalui KBM, dengan cara menggunakan metode pembelajaran diskusi, kerja kelopmpok, dan permainan murid dibantu belajar menyesuaikan diri dengan teman, bekerjasama, berbagi tugas, dan belajar tampil untuk ke depan kelas.
d. Daya Dukung Lingkungan
Program layanan bimbingan di SD akan memberikan konstribusi yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan, jika didukung oleh pihak yang terlibat dalam system yang ada di sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, pendanaan, fasilitas, orang tua, dan masyarakat serta pemerintah. Ciri layanan bimbingan di SD tidak terlepas dari peran serta orang tua disamping guru kelas. Jadi pelaksanaan bimbingan di SD membutuhkan dukungan dari semua pihak.
e. Organisasi dan Administrasi Bimbingan di SD
Dalam arti luas organisasi bimbingan dapat diartikan sebagai usaha penyelenggaraan program bimbingan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Untuk menjamin kelancaran program bimbingan di SD, di perlukan adanya organisasi bimbingan organisasi bimbingan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
  • Program bimbingan hendaknya diorganisasikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan situasi dan kebutuhan setempat.
  • Layanan bimbingan hendaknya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.
  • Diperlukan kerjasama antara personal sekolah dalam pelaksanaan organisasi bimbingan.
  • Penanggung jawab organisasi bimbingan adalah kepala sekolah.
  • Program bimbingan harus diorganisasikan dengan baik, sehingga memungkinkan seluruh personal yang ada di sekolah, dan dengan masyarakat dapat bekerjasama dengan baik.
  • Organisasi bimbingan di SD di sesuaikan dengan personil yang ada, keadaan murid dan sarana prasarana.
f. Uraian Tugas Personil
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah mempunyai peranan sebagai penanggung jawab seluruh program pendidikan di sekolah, termasuk didalamnya layanan bimbingan. Dalam hubungannya dengan program bimbingan, fungsi dan peranan kepala sekolah dapat digambarkan sebagai berikut :
  • Mengordinasikan kegiatan layanan bimbingan.
  • Menyediakan tenaga, sarana dan fasilitas yang diperlukan.
  • Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan.
  • Melakukan supervise terhadap pelaksanaan bimbingan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjut.
  • Mengadakan kerjasama dengan instasi lain yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan.
2. Guru Kelas/Pembimbing
Sebagai pelaksana dalam program bimbingan, guru kelas/ pembimbing memilki tugas yaitu :
  • Merencanakan dan membuat program bimbingan.
  • Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru.
  • Melakukan kerjasama dengan orang tua murid dalam memberikan layanan bimbingan kepada murid.
  • Melaksanakan kegiatan layanan biimbingan dengan mengintegrasikan pada mata pelajaran masing-masing.
  • Menilai proses dan hasil layanan bimbingan.
  • Menganalisis hasil penilaian layanan bimbingan.
  • Melaksanakan tindak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penilaian
  • Membantu siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler.
3. Guru Mata Pelajaran
Sebagai personil guru mata pelajaran mempunyai tugas yang penting dalam aktivitas bimbingan, yaitu :
  • Melaksanakan layanan bimbinganmelalui kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
  • Berkonsultasi dengan guru kelas/guru pembimbing dalam hal masalah-masalah yang berkaitan dengan bimbingan
  • Bekerjasama dengan guru kelas/guru pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/terpadu
4. Pengawasan
Pengawasan sangat diperlukan untuk menjamin terlaksananya layanan secara tepat. Pengawasan dilakukan baik secara teknis maupun administrasi. Fungsi pengawasan adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di SD. Pengawasan dilaksanakan oleh dinas terkait secara berjenjang. Tingkat kecamatan dilakukan oleh pengawas TK/SD Dinas Pendidikan Kecamatan setempat.
5. Sarana dan Prasarana
Keberhasilan sebuah program bimbingan tidak terlepas dari dukungan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan bimbingan sebagai berikut :
a. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang diperlukan di SD yaitu pedoman observasi, angket, catatan anekdot, pedoman wawancara, tes hasil belajar, sosiometri, daftar cek, skala penilaian, biografi dan autobiografi.
b. Alat penyimpan data
Bentuk alat penyimpan data yaitu buku pribadi, kartu pribadi, dan map. Bentuk kaetu pribadi dapat dibuat dalam ukuran dan warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam filling cabiuet.sedangkan map diperlukan untuk menyimpan berbagai informasi pribadi masing-masing siswa. Buku pribadi berisikan tentang berbagai data tentang murid dari mulai identitas, keadaan keluaraga, penyakit yang pernah diderita dan lain sebagainya.
c. Kelengkapan penunjang teknik
Kelengkapan penunjang teknik, seperti data informasi, paket bimbingan dan alat bantu bimbingan.
d. Perlengkapan administrasi, seperti alat-alat tulis, format satuan layanan dan kegiatan pendukung serta blangko laporan kegiatan, blangko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus dan agenda surat.
e. Sarana penunjang, 
Sarana penunjang, seperti ruang bimbingan. Andaikata ruang bimbingan tidak ada, maka dapat digunakan ruang kantor/guru, atau ruang kelas. Dalam kondisi ideal, ruang bimbingan harus dilengkapi dengan ruang konsultasi, ruang tamu, ruang dokumentasi dan ruang diskusi. Ruang bimingan harus dilengkapi dengan meja, kursi, lemari, rak penyimpanan data, papan tulis dan sebagainya.
f. Dana
Dana atau anggaran biaya sangat diperlukan untuk penyediaan sarana dan prasarana, perlengkapan administrasi, kunjungan rumah (home visit), penyusun laporan kegiatan, transportasi dan lain-lain.
g. Kerjasama
Kerjasama antara orng tua murid dengan guru. Guru dengan lembaga atau instasi terkait, seperti Dinas Pendidikan.

Makalah Manajemen Bimbingan dan Konseling di SD | Pengembangan Program Bimbingan di SD..!!

A. Pengembangan Program Bimbingan di SD
Kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling dapat di kembangkan dalam empat layanan utama, yaitu a) layanan dasar bimbingan; b) layanan responsive; c) layanan perencanaan individual ; d) dukungan system
1. Layanan Dasar Bimbingan,
Yaitu layanan yang membantu murid mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan dasar untuk kehidupan yang mengacu kepada tugas – tugas perkembangan murid SD.
Materi dalam layanan dasar bimbingan lebih berkaitan dengan bimbingan pribadi. Dalam bimbingan pribadi lebih memfokuskan kepada upaya mengembangkan aspek pribadi murid, seperti memahami diri, memahami lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, bimbingan menjadi pribadi mandiri.
Beberapa contoh materi bimbingan pribadi di SD, yaitu:
a. Motivasi belajar
b. Kemampuan memecahkan masalah
c. Self esteem
d. Membuat program kegiatan sehari – hari
e. Cara mengembangkan minat, bakat.
f. Keterampilan berkomunikasi
g. Keterampilan pengambilan keputusan.
h. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi.
i. Cara belajar yang efektif dsb.
Layanan dasar bimbingan ditujukan untuk semua murid, disampaikan dengan menggunakan strategi klasikal dan dinamika kelompok, baik dalam kelompok kecil atau klasikal. Kurikulum materi layanan disusun dengan menggunakan sumber – sumber referensi dan sumber lainnya dan menggunakan strategi penyampaian dan penilaian. Materi layanan diberikan dengan memperhatikan usiadan tahapan perkembangan murid.
a. Layanan Responsive (Responsive Services)
Layanan ini ditujukan untuk membantu murid dalam bentuk mengintervensi masalah atau kepedulian pribadi murid yang dirasakan pada saat itu, seperti yang berhubungan dengan masalah social - pribadi, pengembangan pendidikan, atau bimbingan karir. Isi karangan responsive yaitu : a) bimbingan belajar ; b) bimbingan social – pribadi; c) bimbingan karir. Layanan ini bersifat preventive atau mungkin kuratif.
Tujuan dari layanan Responsive adalah membantu murid SD agar mampu menentukan pilihan dan terhindar dari pilihan yang tidak baik. Strategi layana dapat dilakukan dengan konselingorang tua dan guru.
Contoh topic yang relevan dengan masalah di SD, yaitu :
  • a. Kenakalan anak
  • b. Keberhasilan belajar
  • c. Tata tertib sekolah
  • d. Penyalahgunaan obat – obatan terlarang
  • e. Kehadiran
  • f. Sikap dan perilaku terhadap sekolah
  • g. Penyesuaian terhadap sekolah baru
  • h. Keterampilan studi
Contoh topic yang berkaitan dengan masalah pribadi, yaitu :
  • a. Masalah perceraian
  • b. Masalah keluarga
  • c. Kematian keluarga atau teman
  • d. Hubungan dengan teman, dsb
b. Layanan Perencanaaan Individual
Layana perencanaan individual adalah jenis layanan yang membantu murid dalam membuat rencana pendidikan, karir, dan soaial – pribadinya. Tujuan utama dari layanan perencanaan pendidikan adalah membantu murid memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangan sendiri, dan merencanakan serta mengimplementasikan perencanaan tersebut. Melalui layanan perencanaan individual murid dapat: a)membuat peren canaan dalam mencpai tujuan jangka pendek dan panjang; b) memahami dan menganalisiskekuatan dan kelemahan diri; c) dapat mengukur pencapaian tujuan yang dibuat sendiri; d) mempersiapkan tujuan social – pribadi, pendidikan, karir, yang didasarkan atas pertimbangan dan pengetahuan atas dirinya, dan berbagai informasi yang diperoleh.
Guru dapat menggunakan narasumber dan berbagai informasi lainnya untuk membantu murid secara individual dalam mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Layanan ini diberikan lebih bersifat individual karena tujuan dan keputusan dari perencanaan yang dibuat murid harus ditentukan oleh murid itu sendiri. Layanan diberikan dengan cara konsultasi, bimbingan individu atau kelompok dan konseling.
Isi layanan perencanaan individual yaitu :
a) Bidang pendidikan dengan topik “ Cara Belajar yang Efektif”
b) Bidang sosial – pribadidengan topi “ Mengembangkan Konsep Diri yang Positif, Mengembangkan
Keterampilan Sosial yang Tepat, Belajar Menghindari Permusuhan dengan Teman”;
c) Bidang karir dengan topik” Mengenal dan Mengidentifikasi jenis – jenis Sekolah, Mengenal Jenis Pekerjaan yang Ada di Masyarakat.”
c. Dukungan Sistem
Dukungan system merupakan kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meninghkatkan programbimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan. Kegiatan pendukung system lebih diarahkan pada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi siswa.
Masing – masing layanan memiliki alokasi waktu, seperti untuk 1) Layanan Dasar Bimbingan adalah 35-40%; 2) Layanan Responsive 30% - 40%; 3) Sistem Perencanaan Individual 5% - 10% ; Pendukung Sistem 10% - 15%
Keempat layanan utama seperti diuraikan diatas, dalam implementasinya didukung oleh layanan – layanan yang lainnya, yaitu :
2. Layanan Pengumpulan Data
Yaitu kegiatan dalam bentuk menghimpun informasi tentang murid beserta latar belakangnya. Pengumpulandata tentang murid merupakan identifikasi awal tentang identitas murid, bakat dan minat, beserta latar belakang keluarganya. Layanan pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang objektif terhadap murid dan membantu mereka agar mereka dapat berkembang secara optimal.
3. Layanan Orientasi dan Pemberian Informasi
Layanan ini merupakan layanan pertama yang diberikan kepada murid. Pada saat murid memasuki usia sekolah sangat membutuhkan informasi tentang sekolah, seperti kurikulum, tata tertib, guru – gurunya dan fasilitas sekolah yang dimiliki ( perpustakaan, ruang belajar, ruang guru, wc, dsb). Layanan ini bertujuan agar murid memiliki informasi yang memadai tentang dirinya dan lingkungannya. Layanan ini sangat strategis agar murid merasakan kenyamanan dan ketenangan di dalam sekolah. Layanan ini disampaikan juga kepada orang tua agar dapat membantu putra putrinya dalam menyesuaikan diri dengan sekolah dan semua personil yang ada. Pelaksanaan penyampaian layanan ini adalah pada waktu murid memasuki sekolah dan akan diulang pada wakatu tahun ajaran baru.
4. Layanan Penempatan
Layanan penempatan bertujuan untuk membantu siswa dalam mendapatkan tempat atau wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga dapat mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki secara optimal. Perkembangan optimal ini akan terwujud bilamana individu berada pada posisi yang sesuai dengan pribadinya, bakat, minat dan kemampuannya. Program layanan penempatan merupakan lanjutan dari layanan orientasi. Jika layanan orientasi memberikan informasi secara umum, seperti tentang cara menyalurkan bakat, tentang belajar kelompok, sedangkan layanan penempatan lebih memperhitungkan alternatif kemungkinan penempatan murid secara individual, dengan melalui pengukuran terhdap kemampuan, bakat, dan minat, serta kemungkinan-kemungkinan khusus lainnya.
a. Layana Penempatan Dalam Belajar di Kelas
Dalam kegiatan belajar di kelas, terkadang ada murid yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dalam kelompok belajar, posisi duduk, kegiatan belajar dsb. Untuk menghadapi murid yang demikian, layanan penempatan dapat memberikan bantuan. Pada murid yang baru masuk kelas 1 SD, mereka datang dari lingkungan dan pengalaman yang berbeda satu sama lain. Ada murid yang sebelumnya pernah masuk Taman Kanak – Kanak (TK), tapi tidak sedikit yang belum pernah memasuki TK. Dengan demikian mereka datang dengan kemampuan awal yang berbeda, terutama pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Keadaan ini harus dihadapi dengan bijaksana, sehingga setiap murid mendapatkan posisiyang tepat sehingga ia mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan. Guru kelas harus mampu menempatan murid secara tepat. Jikadi perlukan ada seleksi sederhana tentang kemampuan calistung (membaca, menulis dan berhitung), tapi bukan seleksi masuk kelas 1 SD. Hasil seleksi dapat digunakan untuk penempatan posisi duduk, kelompok belajar, yang pandai menjadi tutor sebaya bagi temannya yang lain, atau dapat dijadikan pertimbangan untuk pembagian jelas biasa dengan kelas unggulan. Tentu cara penempatan murid ini harus menggunaka berbagai pertimbangan yang seksama, sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam mengambil keputusan.
b. Layanan Penempatan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Layanan penempatan dalam kegiatan ekstra kurikuler sangat diperlukan untuk mendapatkan murid dalam kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, murid itu sendiri. Guru harus memiliki pemahaman yang memadai tentang bakat, minat serta kemampuan murid – muridnya, agar dapat menempatkan murid pada kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai. Kegiatan ekstra kurikuler di SD dapat dikelompokan dalam beberapa macam, seperti olahraga, kesenian (seni tari, seni suara, seni music, seni gambar), kelompok ilmiah remaja, pramuka dan lain sebagainya. Dengan adanya penempatan murid pada kegiatan ekstra kurikuler yang tepat, diharapkan akan mengembangkan kemampuannya secara optimal.
5. Layanan Konseling
Yaitu layana secara individual kepada murid yang memiliki masalah pribadi. Tujuan layanan konseling adalah upaya membantu murid agar dapat memecahkan masalahnya sendiri. Layanan konseling sering disebut merupakan inti dari keseluruhan layanan bimbingan, karena bantuan melalui konseling langsung berkenaan dengan pribadi setiap murid.
Layanan Referal, merupakan layanan dengan melimpahkan masalah kepada pihak yang lebih mampu dan berwenang. Layanan referral ini dilakukan apabila masalah yang dihadapi murid diluar kewenangan guru atau guru pembimbing SD. Kegiatan referal menunjuk pada azas alih tangan kasus yaitu azas bimbingan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Kegiatan alih tangan kasus meliputi dua jalur, yaitu jalur kepada konselor dan jalur dari konselor. Jalur kepada konseor, dalam arti konselor menerima “kiriman” konseli dari pihak-pihak lain, seperti orang tua, kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain (misalnya dokter, psikiater, psikolog, kepala suatu kantor aau perusahaan). Sedangkan jalur dari konselor, dalam arti konselor “mengirimkan” konseli yang belum tuntas ditangani kepada ahli-ahli lain, seperti konselor yang lebih senior, konselor yang membidangi spesialisasi tertentu, ahli-ahli lain (msalnyaguru bidang studi, psikolog, psikiater, dan dokter). Konselor menerima konseli dari pihak lain dengan harapan konseli itu dapat ditangani sesuai dengan permasalahan konseli yang belum atau tidak tuntas ditangani oleh pihak lain itu; atau permasalahan konseli itu tidak sesuai dengan bidang keahlian pihak yang mengirimkan konseli itu. Di sisi lain, konselor mengalihtangankan konseli kepada pihak lain apabila masalah yang dihadapi konseli memang diluar kewenangan konselor untuk menanganinya, atau setelah konselor berusaha sekuat tenaga memberikan bantuan, namun permasalaha konseli belum berhasil ditangani secara tuntas. Menurut surya (1986; 24) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam layanan referral, yaitu :
  • Referal harus disertai dengan data yang lengkap tentang murid dan masalah yang dihadapi
  • Referal harus disertai dengan surat pengantar yang menjelaskan tujuan referral
  • Referal harus disetujui oleh murid yang bersangkutan, dan orangtua kalau perlu
  • Layanan Referal harus tetap menjadi tanggungjawab pihak sekolah. Pihak yang dirujuk harus tetap menjalin hibungan dengan pihak sekolah.
  • Pihak yang dirujuk harus memberikan laporan terperinci tentang perkembangan dan hasil upaya rujukan itu kepada pihak sekolah. Laporan tersebut penting diketahui dan dijadikan bahan untuk memberikan perlakuan yang berkesinambungan di sekolah dan dirumah.
6. Layanan evaluasi dan tindak lanjut
Merupakan layanan untuk menilai keberhasilan program bimbingan yang telah dilaksanakan. Disamping itu juga dengan layanan evaluasi, dapat diketahui program yang tidak mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan, sehingga dapat dianalisa dan ditentukan untuk program tindak lanjutnya.
Tujuan dilaksanakannya layanan evaluasi dan tindak lanjut adalah :
  • Untuk mengetahui apakah program layanan sudah dapat dilaksanakan dengan baik?
  • Untuk mengetahui efektifitas layanan yang sudah diberikan.
  • Untuk mengetahui apakah ada konstribusinya layanan bimbingan terhadap program sekolah.
  • Untuk mendorong kepala sekolah dan seluruh personal sekolah dalam melakukan perbaikan-perbaikan layanan dan program sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
  • Dengan evaluasi seluruh guru diharapkan dapat masing-masing menyadari akan tugas dan tanggung jawab masing-masing sebagai pelayan kebutuhan anak didiknya.
  • Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu dimasukan dalam program layanan bimbingan selanjutnya

Makalah Manajemen Kelas | Manajemen Kelas yang Efektif | Pengalaman Menangani Masalah Kelas..!!

Pada postingan kali ini penulis akan membahas Makalah Manajemen Kelas yang didalamnya diulas mengenai 1) Manajemen Kelas Efektif, 2) Pengalaman di Kelas, dan 3) Menata Kelas, yang mudah-mudahan bermanfaat buat semuanya khususnya yang sudah silaturahmi dan mau membaca artikel tulisan yang ada di Adin blog's ini.

MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF DI SD LEUWIANYAR II
1. Kelas I dan Kelas IV
2. Pengorganisasian KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung baik ditandai dengan:
a. Ketika mengajar, guru menggunakan beberapa metode atau bervariatif sesuai dengan karakteristik siswa, kemapuan siswa, usia siswa. Untuk kelas I menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan metode demonstrasi. Sedangkan kelas IV menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan penugasan.
b. Pembelajaran tersusun dengan baik dan rapi dari mulai kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir dengan terlebih dahulu membuat perencanaan atau disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Pengorganisasian Siswa di Kelas
Hal-hal yang dilakukan oleh guru dalam mengorganisasi siswa dikelas adalah:
  • Guru memperlihatkan sikap positif terhadap setiap perilaku siswa, memberikan sikap tanggap bagi siswa yang aktif, kreatif.
  • Perhatian guru tidak hanya diberikan pada seorang siswa saja tetapi keseluruh siswa
  • Guru membimbing dan mengarahkan semua siswa ketika belajar, memberikan penerangan, petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga siswa memahami dengan baik dan tepat terhadap materi yang disampaikan guru.
4. Penataan Ruangan atau Kelas
Ruangan kelas I dan kelas IV tersusun dengan rapih. Untuk kelas I tiap bangku 2 orang, empat baris kepinggir dan tiga baris kebelakang. Sedangkan kelas IV tiap bangku 2 orang, empat baris kepinggir dan empat baris kebelakang.
Selain ruangan tersusun rapih, ruangan kelas I dan kelas IV juga memiliki ventilasi yang cukup, cahaya cukup, ruangan yang bersih dan perabot tersusun dengan rapi, sehingga membuat ruangan kelas bersih dan nyaman.
5. Penataan Perabot Kelas
Penataan perabot kelas dapat dikatakan baik dan mencukupi baik di kelas I maupun di kelas IV
Adapun perabot kelas yang terdapat di kelas I dan kelas IV adalah sama dianataranya:
1. Presiden RI
2. Foto Wakil Presiden RI
3. Garuda /Lambang Negara
4. Papan tulis
5. Penghapus + kapur
6. Meja kursi guru
7. Lemari kelas
8. Meja kursi siswa
9. Daftar hadir/papan absensi
10. Jadwal pelajaran
11. Jadwal piket
12. Kalender pendidikan
13. Gambar-gambar
14. Tempat cuci tangan (ember)
15. Sapu
16. Tempat sampah dan lain-lain.

6. Pendekatan Manajemen Kelas yang digunakan
a. Kelas I
Pendekatan manajemen kelas yang digunakan guru adalah:

1. Pendekatan Intruksional
Pendekatan instruksional ini dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat tentang susunan kegiatan-kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir disertai evaluasi. Sehingga pembelajaran tersusun dengan baik dan tepat sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

2. Pendekatan Pengubahan Perilaku
Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan agar siswa berperilaku sesuai dengan yang diinginkan dan mengubah perilaku yang tidak sesuai menjadi lebih baik
Pendekatan pengubahan prilaku yang dilakukan oleh guru diantaranya:
-Penguatan positif
Guru memberikan pujian, acungan jempol, reawed kepada siswa yang baik, kreatif, penghargaan tersebut diberikan dengan tujuan agar siswa semakin meningkat belajarnya.
-Mempergunakan model
Guru menjadi suri tauladan bagi siswa. Guru berperilaku sesuai dengan sikap dan nilai yang dikehendaki oleh siswa

3. Pendekatan Iklim Sosio Emosional
Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, menggunakan metode atau cara mengajar yang bervariatif, sehingga KBM dapat berjalan baik dan hubungan antara guru-siswa atau siswa-guru berjalan dengan baik pula.
Kelas IV
Pendekatan manajemen kelas yang digunakan guru adalah:
1. Pendekatan Instruksional
Pendekatan instruksional dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan tujuan agar pembelajaran bermakna bagi siswa, dengan cara guru menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir disertai dengan evaluasi.

2. Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter ini bertujuan untuk mengendalikan perilaku siswa. Pendekatan digunakan dalam bentuk menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman, tapi tidak memaksakan kepatuhan, tidak merendahkan siswa, dan tidak bertindak kasar. Guru bertindak untuk kepentingan siswa, agar mampu melaksanakan disiplin yang tegas

3. Pendekatan Pengubahan Perilaku
Pendekatan ini digunakan dengan tujuan agar siswa berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan serta mengubah perilaku yang tidak sesuai menjadi lebih baik.

Pendekatan pengubahan perilaku yang digunakan guru adalah:
Penguatan Positif

Guru memberikan penghargaan berupa reawed, acungan jempol ataupun dalam kegiatan belajar. Penghargaan tersebut diberikan dengan tujuan agar perbuatan anak semakin meningkat
Mempergunakan Model

Guru berperilaku sesuai dengan nilai dan sikap yang dikehendaki oleh siswa. Guru memberikan suri tauladan yang baik. Pendekatan ini digunakan dengan tujuan agar siswa berperilaku baik sesuai yang diinginkan.

4. Pendekatan Iklim Sosio Emosional
Guru menggunakan pendekatan ini dengan tujuan agar pembelajaran menyenangkan dan bermakna bagi siswa, terciptanya hubungan yang baik antara guru-siswa dan siswa-guru dengan model pembelajaran yang bervariatif

7. Pembinaan Disiplin Kelas
Disipilin kelas merupakan hal esensial terhadap terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas.

Adapun pembinaan disiplin kelas yang digunakan guru adalah:
b. Tepat waktu dan mulailah pelajaran segera mungkin
c. Siapkan rencana pelajaran dan informasinya kepada siswa
d. Lakukan sesuatu dengan aturan dengan konsisten
e. Bervariasi dalam belajar
f. Jagalah kontrol guru
g. Hindari adanya siswa favorit diantara mereka
h. Tegas dalam permulaan dan secara perlahan mulai dikendorkan bila hubungan sudah terjalin baik

Dalam pembinaan disiplin kelas I, model yang digunakannya adalah model Ginott. Hal ini dilihat dari kondisi kejiwaan anak kelas I, dimana kedisiplinan yang dimulai dari guru sendiri juga anak kelas I sangat peka terhadap perilaku gurunya.
Di kelas 1V, pembinaan disipilin menggunakan model Dreikurs. Guru menerapkan berbagai usaha untuk mengajar siswa agar dapat mengetahui aturan dan disiplin mereka sendiri

8. Masalah Kelas dan Penanggulangannya
Permasalahan yang timbul di kelas I adalah anak belum mampu membaca, menulis dengan baik dan benar dibandingikan dengan teman lainnya, masalah tersebut bersifat kognitif (pengetahuan).

Adapun cara penanggulangannya adalah:
1. Guru menempatkan anak tersebut di bangku paling depan, sehingga perilaku siswa terkontrol
2. Guru memberikan pembelajaran tambahan setelah pulang sekolah guru membimbing anak tersebut baik membaca, menulis dan berhitung
3. Meminta bantuan dari pihak keluarga, baik orang tua atau saudaranya untuk selalu membimbingnya
Permasalahan yang timbul di kelas IV adalah anak sering keluar masuk kelas, gaduh. Hal tersebut tiada lain karena kurangnya menggunakan metode pembelajaran dengan baik.

Adapun cara penanggulangannya adalah:
1. Guru menciptakan iklim sosio emosional yang baik dengan anak. Hubungan yang baik sehingga siswa betah tinggal di kelas
2. Menggunakan metode yang bervariasi, sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang dipelajari
3. Memberikan pengarahan kepada anak, memberikan contoh yang baik kepada anak. Seperti guru tidak sering keluar masuk kelas, disiplin ketika belajar.
PENGALAMANKU DI KELAS
1. Pengalaman Menata Kelas
Kelas I
a. Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia dan Matematika (pembelajaran tematik)
b. Kelas/jam ke : I (satu) semester 2/jam ke 1-3
c. Metode atau strategi yang digunakan oleh guru adalah:
Metode atau strategi yang digunakan oleh guru adalah:
1. Metode Ceramah
Guru menerangkan materi pelajaran kepada siswa
2. Metode Demontrasi
Guru dan siswa bersama-sama mendemonstrasikan atau menunjukan benda yang memiliki ukuran ringan dan menunjukan benda yang memiliki ukuran berat, dengan cara membandingkan benda-benda/alat peraga yang ada di kelas.
3. Metode Tanya Jawab
Guru bersama-sama melakukan tanya jawab mengenai materi yang sedang dipelajari. Guru bertanya kemudian murid menjawab, dan sebaliknya, murid yang terlebih dahulu bertanya kemudian guru atau teman-teman yang lain menjawabnya
4. Metode Pemberian Tugas
Dalam pembelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengisi soal dengan menggunakan (V) untuk menunjukan benda yang ringan dan berat.selain itu, guru memberikan tugas yang lain yaitu menulis kalimat yang didiktekan guru dengan menggunakan hurup tegak bersambung kemudian dikumpulkan.
d. Media dan Alat Peraga yang Dipakai
Media dan alat peraga yang dipakai adalah:
3. Buku paket “Perkembangan Tematik” dan buku penunjang lainnya
4. Benda-benda alat seperti
· Buku
· Balon
· Pensil
· Penghapus
· Batu
· Kapur
· Kayu
Benda-benda tersebut digunakan untuk membandingkan atau menunjukkan benda ringan dan benda berat
e. Respon Siswa
Mengenai respon siswa dapat dikatakan baik karena dapat dilihat ketika guru sedang menyampaikan materi, semua siswa memperhatikan apa yang disampaikan guru dan mereka menunjukkan sikap optimis. Semangat untuk belajar terutama ketika guru menerangkan materi dengan menggunakan alat peraga, mereka begitu semangatnya memperhatikan
f. Respon Guru Kelas
Respon guru terhadap praktikan dapat dikatakan baik. Guru memberikan semangat, memberikan pengarahan bagaimana cara mengajar yang baik, bagaimana menggunakan alat peraga yang baik dan lain-lain sebelum praktikan mengajar di kelas.
g. Respon Anda Sendiri
Menurut kami, dengan melihat semangat anak yang besar untuk mengikuti pelajaran dengan baik, tidak membuat mereka jenuh, malas dan bosan, merupakan hal yang begitu menggembirakan khususnya bagi kami yang mengajar dan umumnya bagi semua pendidik. Karena hal yang seperti itulah yang pendidik harapkan yaitu menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Kelas IV
a. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
b. Kelas/Jam ke : IV/1-3
c. Metode atau Strategi yang Digunakan
Metode atau strategi yang digunakan adalah:
1. Metode Ceramah
Guru menerangkan materi pelajaran kepad siswa
2. Metode Demonstrasi
Guru dan siswa mendemonstrasikan atau memeragakan tentang cara-cara berkomunikasi atau bercakap-cakap melalui, telepon dengan menggunakan telepon atau handpone di kelas secara bergiliran
3. Metode Penugasan
Setelah mendemonstrasikan, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengisi soal mengenai isi pesan dan percakapan yang didemonstrasikan
d. Media atau Alat Peraga yang Dipakai
Media atau alat peraga yang digunakan adalah:
1. Buku paket Bahas Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas IV. Erlangga
2. Telepon atau handphone sebagai alat peraga untuk memeragakan percakapan
e. Respon Siswa
Siswa merespon pembelajaran dengan baik. Karena dapat dilihat ketika guru sedang menyampaikan materi semua siswa memperhatikan apa yang disampaikan guru dan mereka menunjukkan sikap optimis. Semangat untuk belajar terutama ketika guru menerangkan materi dengan menggunakan alat peraga (handphone/telepon) mereka begitu semangatnya memperhatikan. Dan ketika guru menyuruh kepada siswa untuk memeragakan atau mempraktekan materi (percakapan) tersebut di depan kelas, mereka antusias ingin mempraktekan atau meragakan percakapan tersebut didepan kelas.
f. Respon Guru
Respon guru terhadap praktikan dapat dikatakan baik. Karena dapat dilihat praktikan mengajar di kelas, guru memberikan semangat, memberikan bantuan bagaimana cara mengajar yang baik, menggunakan alat peraga yang baik dan lain-lain.
g. Respon Anda Sendiri
Menurut praktikan, melihat semangat yang besar dari siswa untuk mengikuti pelajaran tidak membuat mereka jenuh, malas dan bosan, merupakan hal yang begitu menggembirakan khususnya bagi praktikan yang mengajar dan umumnya bagi semua pendidik. Karena hal yang seperti itulah yang pendidik harapkan yaitu menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
2. Pengalaman Menggunakan Pendekatan MK
a. Kelas : IV semester 2
b. Jenis Pendekatan yang Dipakai
Jenis pendekatan yang dipakai adalah:
1. Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter ini digunakan dengan tujuan untuk mengendalikan perilaku siswa oleh guru. Guru berperan untuk menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian, tetapi tidak memaksakan kepatuhan, tidak merendahkan siswa dan tidak bertindak kasar. Guru bertindak untuk kepentingan siswa, agar mampu melaksanakan disiplin yang tegas.
Adapun strategi yang digunakan dalam pendekatan otoriter ini adalah menetapkan dan menegakan peraturan, memberikan perintah, pengarahan dan pesan dengan jelas, serta mudah dipahami.
2. Pendekatan Intruksional
Pendekatan instruksional digunakan dengan tujuan agar pembelajaran bermakna bagi siswa. Pendekatan instruksional ini digunakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat sebelum guru mengajar di kelas yang isinya tentang susunan langkah-langkah pembelajaran mulai dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir disertai dengan evaluasi.
3. Pendekatan Pengubahan Perilaku (Behavior Modification)
Pendekatan pengubahan perilaku ini digunakan dengan tujuan untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan dan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan
Adapun pendekatan pengubahan perilaku yang dilakukan diantaranya:
a. Penguatan Positif
Guru memberikan penghargaan berupa pujian, acungan jempol, reawed dan sebagainya dengan tujuan prestasi siswa semakin meningkat, semakin aktif dan kreatif
b. Mempergunakan Model
Guru sebagai model di kelasnya, guru berperilaku sesuai dengan nilai dan sikap yang dikehendaki oleh siswa
4. Pendekatan Iklim Sosio Emosional
Pendekatan ini digunakan dengan tujuan agar terciptanya hubungan yang baik antara guru dan siswa atau sebaliknya. Merupakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.
c. Jenis Kegiatan Kelas
Jenis kegiatan kelas yang digunakan adalah:
a. Ceramah
Guru menerangkan materi yang dipelajari
b. Demonstrasi
Dengan bimbingan guru, semua siswa mendemonstrasikan/ mempraktekan mengenai materi yang dipelajari
c. Tanya Jawab
Guru bersama-sama siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang dipelajari baik guru yang bertanya, atau pun sebaliknya murid bertanya
d. Penugasan
Guru memberikan tugas mengenai materi yang dipelajari kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan
d. Kelebihan
Kelebihan dari pendekatan-pendekatan di atas adalah
1 Guru dan siswa dituntut untuk mentaati aturan yang berlaku
2 Pembelajaran lebih terarah kepada tujuan yang diharapkan
3 Pembelajaran tersusun dengan baik
4 Terciptanya hubungan yang baik antara guru dan siswa dan sebaliknya
5 Guru dituntut untuk lebih aktif, kreatif dalam merencanakan pembelajaran.
e. Kelemahan
Kelemahan dari pendekatan-pendekatan di atas adalah:
1. Tidak semua isinya mampu mentaati aturan-aturan yang berlaku
2. Tidak semua guru mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif
3. Tidak semua guru memahami macam-macam pendekatan manajemen kelas.
f. Respon Guru Kelas
Respon guru terhadap praktikan dalam menggunakan pendekatan dapat dikatakan baik. Guru memberikan pengarahan tentang bagaimana menggunakan pendekatan-pendekatandengan baik, memberikan semangat untuk lebih giat lagi dalam menggunakan pendekatan-pendekatan di dalam kelas.
3. Pengalamanku Menangani Masalah Kelas
a. Kelas III
Nama Lengkap : Randika Ramdani
Panggilan : Randika
Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya
Alamat : Jl. Leuwianyar Pelang Sukamanah-Cipedes
Tasikmalaya
Nama Orang tua :
Ayah : Dudung
Pekerjaan : Buruh
Ibu : Lioh
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
b. Jenis Masalah Anak
Perilaku siswa yang menyimpang adalah:
1. Sering permisi keluar kelas
Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, si anak sering melakukan permisi atau keluar masuk kelas lebih dari dua kali.
2. Berperilaku tidak sesuai di kelas
Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, anak sering berperilaku tidak sesuai di kelas seperti mengganggu teman, tidak bisa diam atau sering mengobrol dengan temannya, serta malas belajar dan mengerjakan PR
c. Faktor Penyebab Masalah
Faktor yang menyebabkan sianak berperilaku menyimpang adalah:
1. Faktor Keluarga
Perhatian yang kurang dari orang tua dapat menimbulkan anak berperilaku tidak sesuai, baik dirumah ataupun di sekolah. Perilaku tersebut misalnya anak tidak bisa diam sering mengganggu teman. Hal ini tiada lain karena kurangnya pendidikan dalam keluarga, kurangnya perhatian serta bimbingan dari orang tuanya.
Selain kurangnya perhatian atau bimbingan dari orang tuanya, faktor yang menyebabkan si anak berperilaku tidak sesuai adalah karena kondisi ekonomi keluarga, diantaranya pekerjaan orang tua yang tidak menunjang, penghasilan orang tua yang tidak mencukupi sehingga si anak sering membantu orang tuanya bekerja sehingga waktu belajar si anak terganggu.
2. Faktor Sekolah/Lingkungan
Metode mengajar yang digunakan oleh guru dapat menyebabkan timbulnya masalah di dalam kelas seperti perilaku anak yang menyimpang diantaranya sering keluar masuk kelas, sering gaduh, mengganggu teman. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya ketepatan dalam menggunakan metode-metode mengajar atau ketidak sesuaian antara metode yang digunakan dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa.
Selain ketidaksesuaian dalam menggunakan metode, faktor yang menyebabkan anak berperilaku tidak sesuai adalah pergantian guru yang mengajar misalnya awalnya adalah guru A sebagai guru kelas kemudian diganti dengan guru B. Dimana guru B bukan guru kelas tetapi guru bidang studi.
d. Upaya Mengatasi Masalah
Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi perilaku anak yang menyimpang adalah:
1. Mencari latar belakang yang menyebabkan si anak berperilaku tidak sesuai. Seperti menanyakan kepada temannya, atau guru mendatangi rumah si anak dan menanyakannya serta memberitahukan masalah/perbuatan anaknya ketika di sekolah.
Sehingga guru dapat bekerja sama dengan orang tua anak untuk selalu membimbing dan mengarahkan anaknya untuk berperilaku sesuai yang diharapkan dengan bimbingan guru dan bimbingan orang tua dirumahnya. Sehingga anak mendapat pengarahan, perhatian bukan di sekolah saja tetapi juga dirumah.
2. Mengembangkan cara mengajar yang efektif
Guru dapat mengembangkan cara mengajar yang efektif diantaranya:
a. Memilih metode-metode yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta sesuai dengan materi yang disampaikan. Misalnya metode demonstrasi untuk menunjukkan sesuatu, metode tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa dan metode lain-lain.
b. Guru menggunakan beberapa pendekatan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif yaitu:
1. Pendekatan Otoriter
Guru menggunakan pendekatan otoriter, tujuannya adalah untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin
Guru dan siswa dituntut mentaati peraturan atau tata tertib yang berlaku di kelas
2. Pendekatan Instrulsional
Guru menggunakan pendekatan instruksional tujuannya adalah agar pembelajaran bermakna bagi siswa. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru perlu merancang pembelajaran dengan teliti atau membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bervariasi, tersusun dengan rapih mulai dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir sehingga pembelajaran (KBM) tidak monoton akan tetapi bervariatif
3. Pendekatan Iklim Sosio Emosional
Guru menciptakan hubungan yang hangat, harmonis dengan siswa, sehingga siswa bisa mencurahkan pendapatnya, tidak canggung, menanggap guru sebagai teman serta siswa betah di kelas
4. Pendekatan Pengubahan Prilaku
Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang sesuai dan mengurangi tingkah laku siswa yang tidak diinginkan. Apabila anak berbuat salah satu maka guru menasehatinya, membimbingnya ke arah yang baik.
Jadi pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan analitik pluralistik. Guru menggunakan beberapa pendekatan dengan cara mengambil yang baik, sesuai dengan kebutuhan siswa
e. Hasil Akhir
Setelah meneliti dan mengkajji jenis masalah yang dihadapi oleh anak, meneliti faktor penyebab masalah dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut melalui beberapa pendekatan/cara tertentu, maka dapat dilihat hasil akhir. Anak menjadi lebih baik prilakunya dibandingkan dengan perilaku sebelumnya. Lebih giat belajar, tidak sering keluar masuk kelas, semangat untuk belajar dengan dukungan dan dorongan dari orang tua dan gurunya.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Dari hasil observasi dan pengalaman mengajar, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Dari faktor tempat dan lokasinya SDN Leuwianyar II dapat dikatakan strategis karena tidak terlalu terganggu oleh kendaraan yang lalu lalang
SDN Leuwianyar II yang terletak di Jl. Leuwianyar Kelurahan Sukamanah-Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya memiliki prestasi yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari pendidikan guru yang menunjang, sarana prasarana yang tercukupi, serta prestasi-prestasi yang diraih para siswanya
SDN Leuwianyar II memiliki program kegiatan yang baik yaitu program kegiatan jangka panjang dan program kegiatan jangka pendek yang meliputi pengelolaan kurikulum yang baik, pengelolaan ketenagaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana dan prasarana serta pengelolaan layanan khusus pendidikan yang baik
SDN Leuwianyar II memiliki kesempatan yang baik untuk memasukan kurikulum muatan lokal yaitu berupa keterampilan ukiran, pembuatan mebeler karena mayoritas masyarakat adalah pengusaha mebeler.
2. Rekomendasi
Dari hasil penelitian dan observasi di SDN Leuwianyar II, kekurangan dan kelebihan di SD pasti ada. Seperti halnya di SDN Leuwianyar II ini, kekurangannya yakni ketidaksesuaian antara kurikulum tingkat satuan pendidikan yang ada dengan home industri masyarakat sekitar.
Penulis merekomendasikan agar pihak sekolah mampu memberikan pengarahan yang jelas kepada masyarakat sekitar tentang program sekolah umumnya dan kurikulum tingkat satuan pendidikan khususnya. Sehingga masyarakat bisa berparsipasi aktif dan memberikan dukungan terhadap sekolah.
Artikel Pembahasan Terkait :

Pengunjung