Makalah Karakteristik Anak Usia Dini | Pra Sekolah dan PAUD dan Ciri-Ciri Anak Berbakat..!!

Makalah Karakteristik Anak Usia Dini. Pada postingan kali ini, sekarang Adin Blogs akan menyuguhkan sebuah Tulisan berupa makalah buat pembaca yang insyaallah akan bermanfaat tentunya bagi yang ‘baca’ yaitu mereka calon guru, guru PAUD, guru TK atau ibu rumah tangga dalam mengenali karakteristik Anak Usia Dini Pra sekolah yaitu sebelum masuk ke Paud atau Sekolah Taman Kanak-Kanak, yang memang sangat perlu sekali untuk kita kenali sebagai Orang Tua khususnya sebagai pendidik pertama terhadap anaknya, yang penulis akan membahas kali ini adalah Karakteristik Anak Usia Dini Pra Sekolah.
Perkembangan anak sejak lahir sampai umur Lima tahun (BALITA) yang mencakup perkembangan motorik, perkembangan bahasa, dan perkembangan kemampuan berfikir. Untuk masa usia tertentu dijabarkan kemampuan-kemampuan atau kegiatan-kegiatan apa yang pada umumnya dapat dilakukan oleh anak-anak pada masa usia itu.
Adapun sumber yang memberikan data tentang perkembangan bayi dan balita, antara lain dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ilmu Kesehatan Anak, yang menggambarkan langkah bagi dan anak sampai umur lima tahun di tinjau dari perkembangan motorik, adaftif (penguasaan), bahasa dan sosial
Dan penulisan makalah ini tidak lain bertujuan untuk memberikan gambaran, arah, pengetahuan dan pengertian tentang mengenali “Karakteristik Anak Usia Prasekolah/Usia Dini”


PEMBAHASAN
Perlu diingat bahwa seorang anak mungkin saja maju dalam salah satu keterampilan, tetapi tidak dalam keterampilan lain. Hanya sedikit sekali anak-anak yang menunjukkan keseimbangan dalam perkembangan sehingga mereka lebih cepat atau maju dalam hampir semua keterampilan. Ada anak-anak berbakat yang menunjukkan ketidakseimbangan dalam perkembangannya, misalnya maju dalam perkembangan bahasa, tetapi biasa saja dalam perkembangan motorik. Ada pula anak berbakat yang mula-mula tidak cepat dalam perkembangan bahasa, misalnya baru mulai berbicara pada umur 19 bulan, tetapi langsung menggunakan kalimat-kalimat lengkap. Jadi, orang tua tidak perlu terlalu khawatir jika anak balita me­reka tampak kurang cepat dalam perkembangan salah satu keterampilan.
LAMBUNG ANDA BERMASALAH ?
INI SOLUSINYA !!!
HERBAL ORGANIK INI TERBUKTI AMPUH  
ATASI MASALAH LAMBUNG, INSYAALLOH
Contact Person / WhatsApp 085223438118
Hendaknya orang tua memungkinkan anak balita berkembang dengan kecepatannya sendiri. Tidak ada gunanya mendorong seorang anak apa-bila ia belum matang untuk suatu keterampilan. Sebaliknya, juga jangan menghambat kemajuan anak. Misalnya, anak yang sudah ingin berjalan digendong terus karena ibunya khawatir kalau-kalau anaknya jatuh, atau karena lebih mudah bagi ibu daripada harus mengikuti segala gerak-gerik termasuk jatuh bangunnya anak. Kita perlu menjaga keamanan anak, te­tapi tidak perlu terlalu melindungi anak. Hal itu dapat menghambat per­kembangan kemandirian anak.
Ada manfaatnya untuk mengikuti perkembangan anak balita dengan membuat catatan tentang perkembangan motoriknya dan perkembangan bahasanya. Kadang-kadang dokter perlu mengetahui sejarah atau riwayat perkembangan anak, misalnya untuk mengetahui riwayat perkembangan suatu penyakit atau untuk dapat memberikan saran-saran mengenai pe-rawatan kesehatan anak. Jika orang tua telah membuat catatan-catatan tentang perkembangan anak, maka mereka tidak perlu bingung menjawab pertanyaan dokter dan dapat memberikan data yang tepat yang diperlukan dokter.

1)   Pengamatan yang Siaga dan Cermat
Salah satu ciri yang menonjol pada bayi atau anak balita yang berbakat ialah pengamatan mereka yang siaga dan cermat. Sejak masa bayi, me­reka tampak sangat memperhatikan apa yang berlangsung dalam lingkungannya. Ini tidak berarti bahwa mereka selalu aktif dalam gerak-gerik. Mungkin saja mereka berbaring atau duduk dengan tenang di tempat tidur, tetapi dari pandangan matanya tampak bahwa mereka selalu mengikuti segala sesuatu yang dilakukan ibunya, mengamati semua gerak-gerik ibunya.
2)   Bahasa
Anak berbakat, kecuali mulai berbicara lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak biasa, juga menggunakan kata-kata yang lebih sulit dan kalimat-kalimat yang lebih majemuk. Jika anak lain yang seusia masih menggunakan bahasa bayi, anak balita berbakat sudah dapat berbicara dengan kalimat-kalimat lengkap seperti anak yang sudah lebih tua. Mereka ce­pat menangkap arti kata-kata, dapat menggunakan kata-kata abstrak, ser-ta memberi jawaban-jawaban yang tidak diduga dari anak seumur me­reka. Perbendaharaan kata mereka juga meningkat dengan lebih cepat, dapat mengerti pembicaraan orang lain dengan lebih cepat, dan juga le­bih cepat dalam kemampuan mengungkapkan pikiran-pikiran mereka. Da­lam penggunaan kata-kata, mereka lebih cermat dan tepat.
3)   Keterampilan Motorik
Ada anak yang kekuatannya bukan dalam penggunaan bahasa, melainkan dalam keterampilan motorik. Sebagai bayi mereka dapat menggapai atau meraih benda dengan lebih tepat dan tidak cepat menjatuhkannya.
Mereka dapat membuat bangunan dalam permainan dengan balok atau kotak yang lebih sulit, mampu menempatkan balok-balok tersebut dengan keseimbangan yang baik, misalnya mampu membuat menara yang tinggi. Ada pula anak-anak yang keterampilan motoriknya tampak da­lam menggambar atau dalam berolah raga.
4)   Membaca
Banyak anak berbakat sudah dapat membaca sebelum mereka masuk se-kolah dasar, dan biasanya mereka belajar membaca sendiri. Ketika ma­sih bayi, keterampilan mereka yang luar biasa dalam bidang ini nyata antara lain bahwa mereka tidak pernah memegang buku bergambar terbalik, dan jika buku itu kebetulan terbalik, mereka cepat membetulkannya. Me­reka melihat gambar-gambar dalam buku seperti "membacanya", dari kiri ke kanan.
Orang tua anak-anak ini melaporkan bahwa anaknya tiba-tiba saja dapat membaca suatu kata, bahkan juga kalimat-kalimat pendek. Padahal orang tuanya tidak dengan sengaja mengajar mereka membaca, mung-kin mereka hanya menunjukkan huruf-huruf abjad. Anak-anak itu be­lajar membaca sendiri. Jika orang tua sering dan senang membaca, dan di dalam rumah banyak tersedia buku, maka hal ini mempunyai pengaruh besar dalam mendorong anak balita untuk membaca. Demikian pula ji­ka ibu sering membacakan cerita kepada anak balita, hal ini menyebabkan anak itu senang dan ingin membaca.
5   Matematika
Seperti halnya membaca, keterampilan matematika mulai dengan memahami konsep-konsep yang mendasarinya. Anak-anak yang berbakat dalam matematika, pada umur sangat muda sudah memahami arti lebih banyak, paling banyak, lebih sedikit, paling sedikit, dan sebagainya se­belum mereka belajar mengenai angka-angka. Anak balita yang kelak menunjukkan keterampilan matematika yang maju, cepat menunjukkan perhatian terhadap waktu, ukuran, dan hitung-menghitung. Mereka banyak mengajukan pertanyaan mengenai "berapa lama", "berapa banyak", dan pertanyaan pertanyaan sejenisnya. Mereka cepat mengingat hari-hari ulang tahun yang berhubungan dengan angka-angka. Orang tua dapat membantu perkembangan keterampilan berhitung anak balitanya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Berilah saya kotak yang paling kecil," dan pertanyaan-pertanyaan sejenis. Ada anak umur tiga tahun yang su-dah senang menghitung sampai seratus atau lebih. Anak balita yang ber­bakat sering sudah menguasai dasar-dasar berhitung sebelum mereka masuk taman kanak-kanak.
6)   Ingatan
Banyak anak berbakat mempunyai ingatan yang baik sekali, misalnya mengenai pengalaman-pengalaman atau pengetahuan-pengetahuan yang mereka peroleh. Mereka ingin mengetahui segala sesuatu tentang benda-benda atau hal-hal dan menanyakan mengenai hal-hal yang tidak pernah diperhatikan orang lain, dan mereka juga mampu mengingat hal-hal tersebut.
7)   Rasa Ingin Tahu dan Keuletan
Anak balita pada umumnya mempunyai rasa ingin tahu dan senang me­ngajukan macam-macam pertanyaan, tetapi lebih-lebih anak balita yang sangat cerdas atau berbakat. Mereka tidak hanya menanyakan mengenai "siapa" atau "apa" yang terjadi, "bilamana" dan "di mana" terjadinya, tetapi juga ingin tahu "mengapa" hal itu terjadi dan "bagaimana". Mereka pun sangat gigih dan keras hati untuk memperoleh jawaban yang ingin diketahuinya. Mereka bisa bertanya tentang "dari mana datangnya hujan", "mengapa hujan turun", "bagaimana terjadinya", dan sebagainya. Kadangkadang orang tua tidak sabar atau tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dalam hal ini sebaiknya mereka mengajak anak untuk mencari jawabannya, misalnya dalam buku-buku atau menanyakan kepada orang yang lebih tahu. Jangan menghambat atau mematikan rasa ingin tahu anak dengan jawaban-jawaban seperti, "Kau terlalu kecil," "Ibu sekarang tidak ada waktu," atau "Jangan tanya macam-macam, Ibu lagi sibuk!"
8)   Semangat (Energi)
Di samping rasa ingin tahu yang kuat dan kegigihannya untuk memperoleh jawaban yang memuaskan, anak balita yang sangat cerdas atau berbakat juga menunjukkan semangat dan energi yang sangat besar. Mereka mem­punyai dorongan yang kuat untuk menjajaki lingkungan mereka. Sering mereka terlibat dalam begitu banyak kegiatan sehingga orang tuanya cemas bahwa mereka akan menjadi terlalu capek. Yang.lebih sering terjadi ialah bahwa orang tuanya yang kecapekan untuk dapat mengikuti minat anak berbakat yang begitu beragam. Tidak jarang anak-anak itu tidurnya kurang karena begitu banyak waktu yang digunakan untuk bermacam-macam kegiatan. Banyak orang tua anak berbakat mengamati bahwa anak mereka tidurnya kurang dibandingkan dengan kakak adiknya. Mereka sudah bangun pagi-pagi dan biasanya tidak mau tidur siang hari. Dalam hal ini tidak ada gunanya untuk memaksa anak tidur, kecuali jika anak memang kelihatan capek dan cepat marah atau tersinggung, dan mung-kin membutuhkan istirahat. Kebutuhan akan tidur memang berbeda-beda pada anak-anak, dan beberapa anak berbakat tampaknya kurang mem­butuhkan tidur dibandingkan dengan anak-anak lain.
Kesibukan anak berbakat yang terarah pada tujuan harus dibedakan dari kegelisahan anak hiperaktif yang usaha-usahanya tampak tidak bertujuan, perhatiannya menyebar, berbeda dengan kesibukan anak berbakat yang berpusat pada tujuan tertentu.
9)   Persahabatan
Anak berbakat sering menyukai punya teman-teman yang lebih tua atau senang berada bersama orang dewasa. Dapat bergaul dengan teman sebaya memang penting agar anak tidak menjadi terlalu "berbeda", tetapi tidak ada salahnya jika untuk kegiatan-kegiatan yang lebih memerlukan kematangan mental atau untuk minat-minat khusus, anak dibolehkan ber-main atau bergaul dengan anak-anak yang lebih tua atau dengan orang dewasa. Yang penting ialah jangan sampai anak menjadi terasing atau terpencil dari teman-temannya yang sebaya.
Dengan mengenai perkembangan umum anak balita, dan perkembangan anak balita yang lebih cepat atau maju, serta ciri-ciri anak balita yang cerdas atau berbakat, orangtua (ibu atau ayah) dapat mengenali sejauh mana anak mereka termasuk sangat cerdas atau berbakat istimewa, yaitu dari pengamatan perilaku anak sehari-hari, kebiasaan-kebiasaannya, ucapan-ucapannya, caranya bermain dan sebagainya.
Jika orangtua menginginkan lebih banyak kepastian, mereka dapat minta bantuan seorang ahli. Psikologi di samping mengamati perilaku anak dan memperoleh keterangan dari orangtua mengenai perkembangan anak, dapat menggunakan alat-alat uji (tes psikologis) untuk menentukan apakah anak itu tergolong anak cerdas atau berbakat istimewa.
Namun perlu dipertimbangkan bahwa semakin muda seorang anak, makin sulit untuk dites, dan belum tentu hasil-hasilnya dapat diandalkan sepenuhnya. Anak kecil biasanya sulit untuk diminta duduk diam untuk waktu yang cukup lama dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, ia belum dapat memusatkan perhatiannya untuk jangka waktu yang lama, hal ini tidak memudahkan pelaksanaan pengetesan.
Yang penting ialah bahwa orangtua dapat menerima dan menghargai kemampuan anak, serta menyadari bahwa setiap anak (apakah ia ber­bakat, biasa saja, atau mungkin kurang cerdas) mempunyai kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan, dan mempunyai kebutuhan-ke-txbutuhan sebagai seorang anak yang perlu dipenuhi. Setelah kita mengenai tingkat kemampuan, kecerdasan, bakat dan mi-nat anak, pertanyaannya ialah: pelayanan pendidikan apa yang dapat di­berikan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan anak?

Usia 4 atau 5 tahun merupakan bagian yang paling kritis dalam per­kembangan hidup manusia, lidak hanya perkembangan fisik, tetapi juga bentuk-bentuk perkembangan pribadi serta aktualisasi kemampuan be-lajar dimulai. Perkembangan pribadi serta berbagai kemungkinan atau kesempatan belajar yang tersedia akan menunjang perkembangan intelektual yang dibawa lahir atau yang diwarisi anak. Ada dua pilihan yang dapat kita tempuh mempersiapkan pertumbuhan dengan baik ataukah membiarkan pertumbuhan terjadinya secara alamiah. Terjadinya per­kembangan dengan baik atau hilangnya potensi pada anak akan sangat bergantung pada usaha-usaha yang dilakukan pada usia pembentukan po­tensi anak (4-5 tahun).
Sejak tahun 1960 an telah banyak informasi yang diperoleh dari berbagai penelitian dan percobaan tentang perkembangan anak sampai de­ngan usia 4-5 tahun serta perkembangan selanjutnya. Kita tidak dapat mengatakan, "biarlah anak-anak berkembang dengan sendirinya  just let children be children "(Barbara Clark, 1979), tanpa menyadari bahwa kita membentuk anak yang akan menimbulkan pengaruh yang permanen dalam hidup mereka. Banyak anak yang bernasib baik, tetapi banyak pula dari mereka yang menerima nasib sebaliknya. Kita dapat secara dini mendeteksi dan menghindari hal-hal yang menghambat perkembangan anak. Dewasa ini telah banyak usaha yang dilakukan yang memungkinkan anak-anak yang memiliki kemampuan atau bakat khusus sehingga mereka dapat mengaktualisasikan keberbakatan mereka.

KESIMPULAN
Perkembangan anak balita yang lebih cepat dan maju dibandingkan dengan anak balita rata-rata sangatlah baik dan menunjang perkembangan dan pertumbuhan seorang anak. Tetapi seorang anak tidak perlu lebih maju atau cepat dalam semua hal untuk dapat dikatakan termasuk anak-anak yang berbakat.
Untuk usia  masa tertentu dijabarkan kemampuan-kemampuan atau kegiatan-kegiatan apa yang pada umumnya dapat dilakukan anak-anank pada masa usia itu.
Ciri-ciri perilaku anak berbakat :
1.      Pengamatan yang siaga dan cermat
2.      Bahasa
3.      Keterampilan motorik
4.      Membaca
5.      Matematika
6.      Ingatan
7.      Rasa ingin tahu dan keuletan
8.      Semangat (energi)
9.      Persahabatan
Terakhir semoga kajian sederhana ini dapat dipahami menjadi ilmu yang bermanfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi penulis. Sebelum dan sesudahnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan keakuratannya karena penulis masih dalam proses belajar kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan sangat penulis harapkan seklai.

Baca Juga Makalah Terkait

REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA
  • Semiawan, Conny, Pengenalan dan Pengembangan Bakat, PT Remaja, Jakarta, 1990
  • Munandar, Utami, Perkembangan Anak Usia Dini, PT Mondar Maju: Bandung, 1992
Untuk contoh penulisan Bagian Awal Skrisi yang lainnya bisa dilihat di Artikel terkait :
Contoh Penulisan Abstrak Skripsi
Contoh Penulisan Kaper Skripsi
Contoh Penulisan Lembar Pengesahan
Contoh Penulisan Lembar Pernyataan Skripsi
Contoh Penulisan Kata Pengantar Skripsi
Contoh Penulisan Daftar Isi Skripsi
Contoh Penulisan Daftar Pustaka Skripsi

Contoh Penulisan Artikel Skripsi
Contoh Penulisan Proposal Skripsi PTK
Contoh Tugas Akhir D2 PGTK
Contoh Abstrak Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Baca Juga Artikel Yang Lainnya :
- Download Design Font
- Download File Corel Original Bisa Di edit

- Info Harga Sekitar Tasik
- Artikel Islam & Tulisan Bermanfaat

Pengunjung