Cerita Pendek | Ada Udang di Balik Batu..!!

ADA UDANG DIBALIK BATU

Setting 1
Sore yg ceria, santai & tentram. Matahari serta malas meninggalkan hangatnya hri itu. Burung-burung & binatang tengah malam pula bersiap menyongsong tengah malam yg indah itu. Namun tak! Sekali lagi tak bagi pasangan Asep & Neni yg keduanya sudah berkepala empat. Mereka yaitu sosok terhormat di Desa Waringin Kec. Caringin Garut. Dikala itu…
(Sepulangnya dari kantor, Pa Kades/ Asep kesal & geram dikala mendapatkan rumahnya kosong)

Kades : Assalamu’alaikum. Bu.. Bu…!

Kemana Dia? (suara tinggi)

Ga tau suaminya capek, ini malah keluyuran! Basic istri kurang ajar!

Tidak lama seterusnya, terdengar nada istrinya di luar.

Bu Kades : terimakasih tidak sedikit ya Jeng Yul, udah nganter.

Bu Yulia : Iya sama-sama Jeng. Saya pulang dahulu ya.

Bu Kades : Iya hati-hati Jeng!

Di dalam Pa Kades bersiap utk meluncurkan kata-kata pedasnya.

Pa Kades : Darimana saja Kau Bu?! Telah beres belanjanya?

Bu Kades : Eh Bapa… Telah Pa. Pa tahu ga sih, tadi tuh Ibu ke toko Intan konsisten ada gelang bagus deh Pa… Harganya kira-kira 2 juta. Pekan depan kan Bapa kan gaji… (terpotong)

Pa Kades : Pass!! Ibu cuma memikirkan kesenangan Ibu saja! Belanja inilah… Itulah… Yg ada difikiran Ibu hanyalah duit, duit & duit!!!

Bu Kades : Apa Bapa bilang?! Bapa yg salah! Bapa yg egois! Bapa yg dipikirannya cuma kerja, kerja, & kerja! Pekerjaan ini… Pekerjaan itu… Kapan Bapa memperdulikan Ibu?!

Pa Kades : Itukan terang untuk kebutuhan kita Bu….! Nah Ibu bisanya cuma menghabiskan duit saja!

Bu Kades : Pass Pa! Pass! (Bentak Bu Kades bersama menahan sesak)

Bu Kades cepat bertolak ke kamarnya, dulu mengurung diri.

Pa Kades : Arghhhh… Sialan!!

Tidak tahan di rumah, Dirinya juga berangkat ke luar rumah.

Setting 2

Jam 9 tengah malam di kampung ini memang lah telah sepi. Nyaris seluruhnya penduduk pilih tinggal di rumah masing-masing. Pa Kades pula terjadi memalui jalanan mungil, setelah itu langkahnya tertunda diwaktu menyaksikan warung Neng Uci masihlah buka & kosong.Neng Uci ialah satu orang janda elegan yg sudah diceraikan suaminya kurang lebih 2 th beliau menjanda.

Luapan geram bercampur kehausan birahinya, menghapus niat awalnya buat ngopi. Tidak Dengan berfikir panjang Pa Kades jelang janda menawan itu.

Pa Kades : Neng cantik… tolong bantu Bapa ya!(tatapan merayu)

Neng Uci : Iya dgn menyukai hati Pa.(Cobalah berpikir positif)

Pa Kades : 1 tengah malam saja. Bapa lagi ga enak di rumah.

Neng Uci : Tujuan Bapa apa?

Pa Kades : Ayolah Neng pass 1 tengah malam saja. Sbg gantinya, Bapa kasih 3 juta.

Neng Uci : Ga ingin ah Pa,.. Kelak bila diketahui Ibu macam mana?

Pa Kades : Ga bakalan Neng. Santai saja…

Neng Uci : Bila demikian, ayo masuk Pa! Tetapi janganlah lupa gantinya Pa… Aku perlu banget untuk aset warung aku.

Pa Kades : Iya Neng.. Bapa janji.

Pa Kades masuk sedangkan Neng Uci menutup warung.

Esok harinya. Pa Kades pulang sebelum Bu Kades bangun dari tidurnya.

Pa Kades : Untung belum bangun. Selamat (Ucapnya dalam hati)

Menjelang pagi suasana rumah mereka tetap kelihatan sama, dingin.Kades ataupun Bu Kades dgn acuh melakukn aktivitas masing-masing. Kondisi seperti ini terjadi lumayan lama. Pa Kades tidak jarang ke luar tengah malam pula, Neni sang istri tidak lagi menghiraukannya.

Setting 3
2 pekan kemudian…

Bu Yulia menonton Pa Kades di warung Neng Uci, bercengkrama. Sedikit curiga.

2 hri kemudian…

Bu Yulia membeli kopi di warung Neng Uci, dirinya heran kala menonton Neng Uci yg bolak balik kamar mandi, dikarenakan mual. Ini ialah hri ke-2 beliau mendapatinya seperti itu. Dikarenakan penasaran dirinya tanya :

Bu Yulia : Neng Uci sakit?

Neng Uci : Ah ga Bu. Biasa tadi makannya kekenyangan.(tertawa ringan)

Bu Yulia : Ah periode!? Orang Ibu tonton Neng tajir gini dari tempo hari?( gak yakin). Mencoba diperiksa ke dokter Neng! Takut kenapa-napa.

Pikiran negative pula mulai sejak memenuhi pikiran Bu Yulia. Terbesit dia ingat ada sesuatu yg ganjil.Dia curiga dgn Pa Kades yg akhir-akhir ini tidak jarang ngopi di warung Neng Uci.

Bu Yulia : Jangan-jangaan…

Neng Uci : Jangan-jangan apa Bu?

Bu Yulia : Ah ga Neng, o ya kopinya 10 bungkus ya Neng!

Neng Uci : ini Bu Rupiah 10000.

Bu Yulia : Terimakasih Neng.

Neng Uci : Iya sama-sama Bu. ( dgn sopan)

Setting 4

Bln baru, seperti biasa Bu Kades dgn Bu Yulia berbelanja di Swalayan populer di kota itu.

dijalan pulang. Bu Yulia telah tidak tahan utk menceritakan kecurigaannya terhadap Bu Kades.

Bu Yulia : Jeng akhir-akhir ini aku tidak jarang menonton suamimu ngopi di warung Neng Uci.

Bu Kades : Iya Jeng ga apa-apa ko. Saya yakin beliau.

Bu Yulia : Iya syukurlah bila gitu. Tetapi anehya, sekian banyak hri yg dulu Neng Uci tidak jarang muntah-muntah gitu.

Bu Kades : Konsisten apa hubungannya Jeng? Memangnya ngaruh ke aku?(tertawa ringan)Ada-ada saja Jeng Yul ini.

Bu Yulia : Ah Jeng Neni ini memang lah setia…

Bu Kades : Iya dong Jeng, itu mesti.

Sesampainya di rumah, Bu Kades bersama diam-diam menaruh curiga pada suaminya itu. Beliau penasaran pada apa yg sudah diceritakan sahabatnya tadi.

Jam menunjukkan pukul 5 sore, tapi Pa Kades belum pun pulang, Dia memutuskan utk mencarinya ke warung kopi.

Bersama tergesa-gesa beliau konsisten melangkahkan kakinya menuju warung kopi walaupun genangan air kadang dia pula menginjaknya & nyata-nyatanya hujan lebat sore itu menciptakan jalanan berair, tanah becek serasa sama saja kering seperti tanah yg yang lain alhasil sepatu mahal & celana ungu panjang trendi khas para kalangan sosialita itu pula sektor bawahnya tampak agak kecoklatantapi hal tersebut tidak menjadikan risau dibuatnya sebab dalam pikirannya cuma satu “menemukan pak kades, suaminya”

Sekian Banyak menit seterusnya beliau sudah hingga ke ruang tongkrongan warung kopi neng uci & dia menemukan suaminya tengah berduaan di dalam warung bersama neng uci janda kece pemilik warung. Beliau juga langsung menghampirinya & plaaakk.............. suatu tamparan mendarat di pipi pak kades..

Pa Kades : apa apaan ini Bu?( bertanya pak kades sambil memegang pipinya & menyembunyikan rasa takut lantaran diketahui dia sedang berduaan bersama neng uci).

Bu Kades : Apa-apaan Bapa bilang? Semestinya Ibu yg nanya dong Bapa sedang apa-apaan disini dgn janda genit ini?Menunjuk & mandorong neng uci..

Neng uci nyaris terpeleset & hasilnya tidak sengaja menjatuhkan sekian banyak perabot warung yg tersenggol olehnya dulu beliau pula bangkit & bicara bersama suara agak terbata-bata sebab ragu & merasa bersalah.

Neng Uci : Bbbuu, mmaafkan aku...aku tidak berniat menghancurkan rumah tangga ibu,,iniii ini dikarenakan kondisi yg memaksa, aku tidak punyai bekal buat berdagang daan aku tidak punyai duit buat anggaran hidup terlebih sesudah aku melahirkan anak ini” ucapnya sambil menunduk & terisak.

Bu Kades : Anda dihamili suami aku?keparaatt.......

Pa Kades : Tttiidak, aku tak melakukannya sumpah maah( pak camat hasilnya angkat berbicara)

Bu Kades : Bukan ulahmu anda bilang?aku nanya sama anda,pria mana lagi yg tidak jarang nongkrong disini & berduaan seperti tadi PAK KADESSS????pokonya tengah malam ini,detik ini, jam ini, aku minta ceraiiii....

P a Kades : Tunggu lalu Bu, Bapa dapat je.....”

Belum selesai berkata neng uci menyela.

Neng Uci : Pak, aku pun perlu pertanggung jawaban atas tindakan Bpk sejauh ini,,aku yang merupakan wanita merasa teramat dilecehkan...

Bu Kades : aku minta cerai..( bu kades kembali membentak).

Neng Uci : Aku minta pertanggung jawaban pak

( neng uci bersikeras).

keributan itu konsisten berjalan & makin memanas bahkan mereka tidak menyadari bahwa sejak tadi ada sosok di balik semak-semak yg tetap memantau mereka & sesekali memotret dulu merekam sejarah di warung kopi tersebut.

Setting 5
Sekian Banyak hri setelah itu isu “Kades hamili janda warung kopi” serta sudah beredar di mana mana, tidak sedikit stasiun tv yg memberitakan kasus tersebut. Hasilnya pak kades Desa Waringin juga ditindak lanjuti pemerintah & melintasi fase-fase hukum yg rumit.

Disusun Oleh :
Ginanjar Dwiyantoro
Astri Nur Islami 
Erma Rahmawiyah
Imas Febri

Pengunjung