Makalah Kesehatan | Pemantauan Perilaku Kesehatan | Mata Kuliah KomKes | Program Studi Kesehatan Masyarakat 2014..!!

Pasa postingan kali ini penulis akan membahas makalah kesehatan pada mata kuliah komunikasi kesehatan yang berjudul Pemantauan Perilaku Kesehatan yang di dalamnya dibahas sangat rinci sekali yaitu mulai dari Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup serta Metodenya pada Pemantau Perilaku Kesehatan. Kemudia Dilanjutkan dengan Pembahasan yang meliputi Landasan Teori, Pengertian Perilaku Kesehatan, Faktor-Faktor Penentu Perilaku, Upaya Perubahan Perilaku, Teori-Teori Perilaku Kesehatan dan Perubahannya Hingga ditutup Dengan Kesimpulan, sangat Komplit BUKAN..?! akhirnya semoga makalah tersebut bisa bermanfaat buat kita semuanya. amin.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor – faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan , baik kesehatan individu maupunkelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut bisamerubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitandalam proses perubahan perilaku itu sendiri.
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.
Oleh karena itu penulis menulis makalah yang bertajuk “Pemantauan Perilaku Kesehatan”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sabagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud perilaku kesehatan?
1.2.2 Apa faktor-faktor penentu kesehatan?
1.2.3 Bagaimana upaya perubahan perilaku kesehatan?
1.2.4 Apa saja teori – teori perilaku kesehatan dan perubahannya?
1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan pembuatan makalah yang penulis buat ,terdapat tiga ruang lingkup yang digunakan oleh penulis,diantaranya sebagai berikut:
1.3.1 Waktu
Dalam pembuatan makalah panulis dapat menyalesaikan waktu mulai dari tanggal 21 Maret 2014 - 03 April 2014
1.3.2 Tempat
Terdapat sarana dan prasarana dalam penulisan makalah ini yang penulis buat, salah satu tempat penulis menyelesaikan makalah bertempatan di gedung Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
1.3.3 Metode
Metode yang penulis gunakan adalah menggunakan metode studi pustaka.
1.4 Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas,makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.4.1 Untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
1.4.2 Teori H.L Blum mengenai derajat kesehatan masyarakat
1.5 Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan pengetahuan dan wawasan lebih jauh mengenai Pemantauan Perilaku Kesehatan Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.5.1 Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan wawasan secara spesifik mengenai pemantauan perilaku kesehatan.
1.5.2 Pembaca, sebagai media informasi tentang ilmu kesehatan masyarakat, manambah pengetahuan dan wawasan secara menyeluruh mengenai derajat kesehatan dan faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
ISI

2.1 Landasan Teori
Perilaku Kesehatan Lingkungan, yaitu bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain. (Becker, 1979)
Bisa positif (menerima), atau negatif (menolak). (Sulzer, Azaroff, Mayer, 1977)
Thought and feeling. (WHO, 1984)
Behavior Intention. (Snehendu Kar, 1980)
Perilaku manusia merupakan suatu keadaan seimbang antara driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan). (Kurt Lewin, 1970)
2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup :
1) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat pencegahan penyakit
a) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makan makanan bergizi, dan olahraga.
b) Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah malaria, pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
c) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha mengobati penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau pengobatan ke fasilitas kesehatan tradisional.
d) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa pemulihan.
2) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat – obat.
3) Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di dalamnya., pengelolaan makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan tubuh kita.
4) Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.
  2.2.2 Faktor-Faktor Penentu Perilaku
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku dan di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1) Faktor pembawa ( predisposing factor ) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan lain sebagainya
2) Faktor pendukung ( enabling factor ) yang terwujut dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.
3) Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud di dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain , teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Dari faktor – faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan karena dia memang belum tahu manfaat imunisasi (predisposing factor ),.atau karena jarak posyandu dan puskesmas yang jauh dari rumahnya (enabling factor ) sebab lain bisa jadi karena tokoh masyarakat di wilayahnya tidak mau mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factor ).
2.2.3 Upaya Perubahan Perilaku
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam program–program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma–norma kesehatan diperlukan usaha–usaha yang konkrit dan positif. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian :
1) Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat.
2) Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.
3) Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan yang langgeng.
2.2.4 Teori-Teori Perilaku Kesehatan dan Perubahannya
Teori – teori perilaku kesehatan
1. Perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
2. Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan teori terbentuknya perilaku manusia.
3. Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason Action, “PRECED-PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and Feeling.
a) Teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )
Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :
Antecedent Behavior Consequences
1. Antecedent : trigger, bisa alamiah ataupun man made.
2. Behavior : reaksi terhadap antecedent.
3. Consequences : bisa positif(menerima), atau negatif (menolak).
Contoh: Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan semenarik mungkin ( B ), Anak mau makan banyak ( C )
b) Teori “REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )
Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat sebagai faktor penentu ditentukan oleh niat. Niat itu terdiri dari:
1. Sikap.
2. Norma subjektif.
3. pengendalian perilaku.
Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.
c) Teori PRECED-PROCEED ( Lawrence Green : 1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :
Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
Ia punya bahan bangunan untuk memebangunWC( Ef)
2. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )
d) Teori BEHAVIOR INTENTION( Snehendu Kar : 1980 )
Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan fungsi dari
1. Behavior intention
2. Social support
3. Accessibility to information
4. Personal autonomy
5. Action situation
B = f ( BI, SS, AI, PA, AS )
Contoh: Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal, bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan :
1. Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI).
2. Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC).
3. Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI).
4. Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA).
5. Kondisi jauh dari puskemas(AS).
e) Teori “THOUGHT AND FEELING” ( WHO:1984)
Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh :
1. Thoughts and feeling
2. Personal reference
3. Resources
4. Culture
B = f ( TF, PR, R, C )
Contoh: Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin naik (C).
Teori – teori perubahan perilaku kesehatan
Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan “behavior change”
Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :
1. Mengubah perilaku negatif (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai dengan nilai-nilai kesehatan).
2. Pembentukan atau pengembangan perilaku sehat.
3. memelihara perilaku yang sudah positif
Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt Lewin.
Teori Perubahan Perilaku Kesehatan
Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb
a) Dissonance Theory (Festinger : 1957)
Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi penyesuaian secara kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.
Contoh: Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).
b) Teori Fungsi (Katz : 1960)
Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :
(1). Instrumental
(2). Defence mec.hanism.
(3). Penerima objek dan pemberi arti.
(4). Nilai ekspresif.
Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
c) Teori Kurt Lewin (1970)
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :
1. Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru.
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit kusta sebelumnya tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini kusta.
2. Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku.
3. Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.
Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok, yaitu perilaku kesehatan lingkungan, perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau sering, perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance). Penunjang perilaku kesehatan, seperti, faktor – faktor penentu perilaku, upaya perubahan perilaku kesehatan, teori – teori perilaku kesehatan dan perubahanya.
3.2 Saran
a) Harus diadakan penyuluhan di posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik, Ibu membuat tampilan makanan semenarik mungkin, anak mau makan banyak. Agar perilaku kesehatan dapat diaplikasikan oleh anak.
b) Seorang ibu harus mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.
c) Setiap individu harus menggali sebanyak mungkin informasi yang dapat mengubah perilaku kesehatan mereka ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Indri, D. (2014) Makalah Perilaku Kesehatan. [Online]. Tersedia: http://dhesheindry.blogspot.com/2012/04/makalah-perilaku-kesehatan.html. [31 Maret 2014]

Pengunjung