Kumpulan Dongeng Mendidik Untuk Anak PAUD, TK dan SD

Adin blogs yang saya cintai, kali ini saya akan memberikan beberapa contoh dongeng untuk anak TK (Taman Kanak-kanak), PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan SD (Sekolah Dasar), yang mudah-mudahan bermanfaat bagi para guru atau calon guru yang sangat dekat dengan pendidikan anak TK dan PAUD, karena memang dongeng adalah salah satu media pembelajaran bagi anak seusianya yang sangat di gemari tinggal kreativitas guru tersebut mengolah dongeng itu bernuansa positif hingga bisa memberikan informasi dan membentuk karakter anak didik menjadi baik.
Dibawah ini dalah salah satu Contoh Dongeng Mendidik Bagi Anak
KURA-KURA DAN KELINCI BAIK HATI
Disuatu hutan tinggalah seekor Kura – kura. Ia dikenal sebagai kura – kura yang baik hati. Sehari – hari ia selalu menjaga dan merawat kebun sayurannya. Ia menanam sayuran bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk semua temannya yang berada di hutan. Setiap satu minggu sekali ia selalu memanen hasil dari kebun sayurannya dan kemudian dibagikan kepada teman-temannya. Oleh karena itu teman-temannya juga baik kepadanya.

Suatu hari ketika hari memanen sayuran tiba, di pagi buta ada seorang temannya yaitu Kelinci mendatangi rumah Kura-kura karena berniat untuk membantu Kura – kura memanen sayuran.
“wahai temanku Kura – kura apakah hari ini adalah saatnya memanen sayuran?” Tanya Kelinci.
“ya betul Kelinci, ada perlu apa pagi – pagi sekali kau sudah menemuiku?” ujar Kura – kura.
“jika kau mengijinkan, aku ingin membantumu untuk memanen sayuran.” jawab Kelinci.
“ya… tentu saja temannku.” Kura – kura mengijinkan.

LAMBUNG ANDA BERMASALAH ?
INI SOLUSINYA !!!
HERBAL ORGANIK INI TERBUKTI AMPUH  
ATASI MASALAH LAMBUNG, INSYAALLOH
Contact Person / WhatsApp 085223438118

    Sementara Kura – kura masuk ke dalam rumah untuk mengambil perlengkapan memanen, Kelinci pun menunggu di luar dengan sabar.
“wahai temanku Kelinci mari kita mulai memanen!” ajak Kura – kura.
“baiklah temanku.” Sahut Kelinci.
Mereka berdua pun mulai memanen dan bekerja bersama – sama. Ditegah itu, lewatlah Kancil dan Monyet. Tapi mereka tidak menghampirinya. Tapi mereka berdua malah berbisik.
“Kancil coba lihat si Kelinci membantu Kura – kura mmanen sayuran!” ujar Monyet.
“ya… aku melihatnya, padahal Kelinci itu hanya pura – pura baik pada Kura – kura.” Ujar Kancil.
“apa maksudmu pura –pura?” Tanya Monyet.
  “sebernarnya Kelinci itu hanya ingin mendapat jatah sayuran yang lebih banyak, oleh sebab itu dia membantu Kura – kura panen.” Ujar Kancil dengan nada sinis.

    Kancil dan Monyet pun pergi menjauh dari rumah Kura – kura. Tak terasa hari pun semakin siang dan memanen sayuran pun selesai. Setelah itu, Kura – kura memerintahkan Kelinci utnuk memberitahukan kepada semua temannya agar segera berkumpul di rumah Sang Kura – kura.
    Beberapa lama kemudia halaman rumah Kura – kura pun telah dipenuhi oleh temannya yang mau mengantri mendapat sayuran. Namun kebanyaka dari mereka merasa heran karena tak seperti biasanya Kura – kura dibantu oleh Kelinci. Dan tak lama kemudian Kura – kura membagikan sayurannya seperti biasa. Dan Kelinci pun membantu Kura – kura. Ditengah – tengah itu ada seorang teman yan bertanya.

“Kelinci tak biasanya kau membantu Kura – kura?”
“ya… karena setiap kali panen tiba Kura – kura selalu mengerjakannya sedirian, oleh sebab itu aku membantunya.” Jawab Kelinci.
“wah... kau baik sekali Kelinci.” Sahut teman lainnya.
“ya… karna itu sudah menjadi kewajiban kita untuk saling membantu teman.” Ujar Kelinci.
    Tak terasa pembagian sayuran pun telah selesai. Namun Kura – kura merasa aneh karena ia tak melihat Kancil dan Monyet berkumpul untuk mengambil sayuran. Kemudian Kelinci melihat keduanya dan bertanya,
”hai Kancil dan Monyet mengapa kalian tidak ikut berkumpul di rumah Kura – kura?”
“untuk apa kami kesana, bukannya jatah sayurannya pun sudah kau ambil semua ?” Ujar Monyet.
“apa maksudmu Monyet?” Tanya Kelinci heran.
“sudahlah kau jujur saja, kami juga sudah tahu bahwa kau itu hanya pura – pura baik pada Kura – kura itu karena kau ingin mendapat jatah sayuran lebih banyak bukan?” sahut Kancil.
“itu semua tidak seperti yang kalian pikirkan teman, bahkan aku pun belum mendapaat jatah sedkit pun.” Jawab Kelinci.

“sudahlah mari kita pergi!” ujar Monyet.
Kemudian Kancil dan Monyet pun pergi. Dan saat itu juga Kelinci merasa sedih karena telah dituduh oleh Kancil dan Monyet. Kemudian Kelinci kembali lagi ke rumah Kura – kura dan menceritakan semuanya pada Kura – kura. Dan setelah itu Kelinci pergi.
    Beberapa minggu keudian sejak peristiwa itu, setiap kali panen tiba Kelinci tak lagi membantu Kura – kura untuk memanen sayurannya. Karena ia merasa tidak nyaman atas tuduhan yang diungkapkan Kancil dan Monyet. Bahkan ketika Kura – kura sendiri pun yang sengaja mengajaknya untuk memanen sayuran, Kelinci tetap  menolaknya.

Suatu ketika, Kancil dan Monyet berniat pergi ke suatu tempat. Di tengah perjalanan, tiba – tiba mereka terperosok ke dalam lubang sedalam dua meter. Dan ternyata itu adalah lubang yang sengaja dibuat oleh para pemburu yang ingin menjebak hewan apa saja yang ada di hutan. Mereka berdua pun kaget dan terus berteriak minta tolong. Kemudian kelinci lewat dan mendengar teriakan yang meminta tolong. Ia terus menyusuri dari mana asal suara itu muncul. Lalu ia melihat bahwa Kancil dan Monyetlah yang berteriak minta tolong.

“wahai temanku Kancil dan Monyet apa yang sedang kalian lakukan di dalam lubang?” Tanya Kelinci.
“tolong kami Kelinci, kami terperosok kedalam lubang jebakan ini.” Ujar Kancil.
“tentu saja Kancil, kalian tunggu sebentar aku akan mencari alat untuk mengeluarkan kalian!” jawab Kelinci.
Sementara itu Kelinci berlari mencari alat untuk menarik Kancil dan Monyet keatas. Tiba – tiba ia menemukan sebuah tali panjang dan bergegas menghampiri Kancil dan Monyet. Dengan sekuat tenaga ia menarik satu persatu dari mereka. Tiba – tiba Kura – kura muncul dan kemudian membantu Kelinci. Setelah berberapa lama kemudian, Kancil dan Monyet pun dapat terangkat keatas.
“untunglah kalian selamat.” Ujar Kelinci.
“terima kasih Kelinci karena kau telah menyelamatkan kami berdua.” Sahut  Kancil.
“tentu saja temanku, tapi kalian juga harus berterima kasih juga pada Kura – kura karena ia juga telah membantuku!” jawab Kelinci.
“ya… kami sangat berterima kasih pada kalian berdua, karena jika tidak ada kalian mungkin kami telah dibawa oleh para pemburu jahat itu.” Ujar Monyet.
“tapi sebelumnya kami minta maaf karena dulu kami telah menuduh kau Kelinci.” Ujar Kancil dengan sangat memohon.
“aku bahkan sudah lupa akan hal itu, jadi kalian tidak perlu meminta maaf.” Ujar Kelinci.
“sekarang mari kita pulang bersama!” sahut Kura – kura.
Kemudian mereka pun pulang bersama – sama. Dan setelah peristiwa itu, mereka pun bersahabat dan hidup rukun selamanya.

KISAH SEMUT DAN KEPOMPONG
Dalam dongeng anak indonesia diawal mulanya, kita telah membaca kisah dongeng anak indonesia berkaitan Kera yg jadi raja. Nah kini kita bakal membaca kisah lainnya yakni dongeng anak indonesia mengenai si Semut & Si Kepompong. Begini ceritanya :

Dikisahkan ada satu buah hutan yg amat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, sejak mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dsb. Kepada sebuah hri datanglah badai yg amat dahsyat. Badai itu datang seketika maka menciptakan gugup semua hewan penghuni hutan itu. Seluruhnya hewan gugup & berlari ketakutan menghindari badai yg datang tersebut.

Keesokan harinya, matahari muncul bersama amat sangat hangatnya & kicauan burung terdengar dgn merdunya, tetapi apa yg berjalan? tidak sedikit pohon di hutan tersebut tumbang berserakan maka menciptakan hutan tersebut jadi hutan yg berantakan.

Seekor Kepompong sedang menangis & bersedih dapat apa yg sudah berjalan di suatu pohon yg telah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai namun tiada ruangan satupun yg aman utk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi kondisi.


Dari balik tanah, muncullah seekor semut yg dgn sombongnya bicara "Hai kepompong, lihatlah saya, saya terlindungi dari badai tempo hari, tak seperti kau yg ada di atas tanah, tonton tubuhmu, kau cuma menempel di pohon yg tumbang & tak dapat berlindung dari badai" kata sang Semut dgn sombongnya.

Si Semut makin angkuh & konsisten bicara begitu terhadap seluruhnya hewan yg ada di hutan tersebut, hingga terhadap sebuah hri si Semut berlangsung di atas lumpur hidup. Si Semut tak tahu jika dirinya berlangsung di atas lumpur hidup yg mampu menelan & menariknya kedalam lumpur tersebut.

"Tolong...tolong....saya terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Dulu terdengar nada dari atas, "Kayaknya anda lagi sedang kesusahan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber nada tadi, nyata-nyatanya nada tadi berasal dari seekor kupu-kupu yg sedang terbang di atas lumpur hidup tadi.

"Siapa kau?" bertanya si Semut galau. "Aku ialah kepompong yg diwaktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali & meminta pertolongan si Kupu-kupu utk meringankan dirinya dari lumpur yg menghisapnya. "Tolong saya kupu-kupu, saya minta maaf dikala itu saya amat sangat angkuh sekali mampu bersi teguh dari badai hanya cuma lantaran saya berlindung di bawah tanah". Si kupu-kupu hasilnya menunjang si Semut & semutpun selamat pula berjanji dirinya tak mau menghina seluruhnya makhluk ciptaan Tuhan yg ada di hutan tersebut.

Nah, hikmah yg sanggup kita tarik dari dongeng anak di atas merupakan, kita mesti menyayangi & menghormati seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Intinya seluruhnya ciptaan Tuhan mesti kita kasihi & tak boleh kita menghina makhluk lainnya. Janganlah lewatkan pula membaca Kisah Kera Sang Raja yg teramat seru & mengasyikan.

Dibawah ini adalah salah satu Contoh Dongeng Bernuansa Positif untuk Anak TK dan PAUD

KANCIL DAN HARIMAU LAPAR
Pagi itu kancil berjalan-jalan ke tepi hutan.
Tapi hup ! Ada macan lapar datang menghadangnya.
“Cil ! Aku sudah tiga hari tidak makan daging....!” kata Harimau dengan liur menetes, ia sudah ingin sekali menyantap daging Kancil.
“Mau memakanku ? Siapa takut ? Boleh saja !” kata Kancil seperti tanpa beban dan rasa takut.
“Betulkah Cil ? Kau mau kumakan ?” tanya Harimau dengan girang dan mata berbinar.
“Aku maklum, aku kan hewan kecil, mau menolak juga tidak bisa, tapi......”
“Kenapa Cil ?”
“Sebelum aku mati, ijinkan aku meminta satu hal.”
“Apa itu Cil ?”
“Biarkan aku mencari makanan sebentar saja di sekitar sini, aku akan makan daun atau apa saja, syukur kalau ada mentimun.”
“Baiklah Cil permintaan terakhirmu kukabulkan.”
“Terima kasih Harimau yang baik, sekarang tolong pejamkan matamu barang sebentar.”
“Loh ? Kok pakai pejam mata segala Cil ?”
“Iya Can, seperti main petak umpet, toh aku tak bisa lari terlalu jauh darimu.”
“Baiklah Cil, kupejamkan mataku.”
Lalu Kancil berlari sekuat tenaganya.
“Sudah Cil ?”
“Beluuuuum..... !”
“Sudah Cil ?” Tanya Harimau sekali lagi.
“Beluuuuuuum ! Jawab Kancil dengan suara seperti sayup-sayup agaknya dia sudah berada di kejauhan.
“Sudah Cil ?”
Kini Kancil tidak menjawab lagi. Macan segera membuka sepasang matanya.
“Wauw.. ! Kemana Kancil ? Jangan-jangan dia menipuku.”
Macan berusaha mencari ke sana ke mari, namun sudah sekian lama tidak ia temukan si Kancil.
“Bodohnya aku.... ! “Geram si Macan. “Mestinya aku tak usah menuruti omongan Kancil, seharusnya begitu ketemu tadi langsung kumakan saja. Awas kau Cil !”
Sementara itu Kancil terus berjalan dengan mencari persembunyian yang aman.
Sesekali ia menoleh kebelakang, takut kalau Macan sudah berlari kencang datang mengejarnya.
“Mudah-mudahan Macan sakit perut, sakit gigi, tertusuk duri atau dimakan setan sehingga tak bisa mengejarku.” Gerut Kancil sambil terus berjalan cepat.
Karena sering menoleh kebelakang ia kurang waspada terhadap situasi yang ada di depannya.
“Hup ! Aduh, hampir saja aku menabrak ular yang sedang tidur ini.” Kata Kancil sembari menahan langkahnya.
Kancil istirahat tak jauh dari si Ular yang sedang tidur sembari mencari akal.
“Cepat atau lambat Macan itu pasti segera menemukanku, lalu apa akalku agar lolos dari ancaman maut ini ?”
Hingga cukup lama Kancil belum menemukan suatu cara untuk menipu Harimau agar ia tidak jadi makan hewan buas itu.
“Gimana ya.....?”
Karena kelelahan Kancil akhirnya tertidur juga dengan bersandar pada batu besar.
Saat itu semakin siang, Harimau semakin kelaparan.
“Grrrrrrrr.... ! Kancil menyebalkan ! Sembunyi dimanapun kau pasti dapat kutemukan, aku bisa mencium bau keringatmu dari kejauhan.”
Ya, memang indra penciuman Harimau terkenal tajam. Tak berapa lama kemudian......
“Nah ! Ini dia...... !” Kata Harimau dengan girang setelah menemukan Kancil.
Kancil masih tertidur. Harimau segera menginjak kaki Kancil sehingga hewan kecil itu terbangun.
“Kanciiiiiiiiiiiiiiiiiil....... ! Teriak Harimau dengan kesal.
“Ssssssssssssst !” Desit Kancil lirih, jangan bicara keras-keras pak Harimau !”
“Mau apalagi ? “ Mau menipuku ?”
“Tidaaaaaak.. ! Tenang sajalah dulu !” Sahut Kancil dengan enteng.
“Usus di dalam perutku sudah meronta-ronta, aku sudah suaaangat lapar, sudahlah relakan saja dirimu kumakan.”
“Sabar, aku duduk disini sebenarnya sedang bertugas, aku diperintah oleh Baginda Nabi Sulaiman.”
“Jangan ngaco ! Apa tugasmu ?”
“Mari ikut aku !” Kata Kancil sembari mengajak Harimau mendekati si Ular yang sedang tidur.
Sepintas ular itu seperti sabuk yang digulung rapi.
“Cil ini kan Ular ? “
“Wah, kau ini. Ini bukan Ular hidup. Ini adalah sabuknya Baginda Nabi Sulaiman, penguasa para binatang. Siapa yang memakai sabuk ini maka dia akan ditakuti seluruh binatang di dunia ini.”
“Boleh kucoba Cil ?”
“Jangan.... !”
“Kalau tidak boleh kau langsung kumakan.”
“Ba....baiklah kalau begitu.”
Harimau segera menjulurkan lidah dan lehernya, ia bermaksud mengelus-elus sabuk itu sebelum memakainya.
“Hem...halus juga sabuk ini....” Desah Harimau sambil terus menjilati benda yang dianggapnya sabuk itu.
Tapi...
“Harimau kurangajar !” Tiba-tiba si Ular terbangun dari tidurnya.” Beraninya kau mengganggu waktu istirahatku.”
Secepat kilat Ular besar itu membelit tubuh Harimau dan menggigitnya di sana-sini.
Harimau tak mau kalah ia juga membalas menggigit perut Ular dan mencakar-cakar tubuh Ular itu, keduanya bertarung seru dalam waktu yang lama.
“Hihihihiihiiii... !” Kancil tertawa.” Aku tak mau tahu siapa yang akan menang dan bertahan hidup, lebih baik aku segera menyingkir jauh-jauh dari tempat ini. Selamat tinggal Macan !.

ANAK PENGGEMBALA DAN SERIGALA
Seseorang anak gembala senantiasa menggembalakan domba milik tuannya dekat satu buah hutan yg gelap & tak jauh dari kampungnya. Sebab mulai sejak merasa bosan tinggal di daerah peternakan, beliau senantiasa menghibur ia sendiri secara bermain-main dgn anjingnya & memainkan serulingnya. 
Satu Buah hri disaat ia menggembalakan dombanya di dekat hutan, ia mulai sejak berpikir apa yg mesti dilakukannya jika beliau menyaksikan serigala, dirinya merasa terhibur bersama memikirkan beraneka macam konsep. 

Anak Penggembala & SerigalaTuannya sempat bicara bahwa kalau ia menyaksikan serigala menyerang kawanan dombanya, ia mesti berteriak memanggil pertolongan, & beberapa orang sekampung mendatang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa dapat terasa lucu kalau beliau pura-pura menonton serigala & berteriak memanggil orang sekampungnya datang buat membantunya. & anak gembala itu sekarang ini biarpun tak menonton seekor serigala pula, dirinya berpura-pura lari ke arah kampungnya & berteriak sekeras-kerasnya, "Serigala, serigala!" 

Seperti yg dirinya duga, beberapa orang kampung yg mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan tugas mereka & berlari ke arah anak gembala tersebut utk membantunya. Tapi yg mereka dapatkan ialah anak gembala yg tertawa terbahak-bahak sebab sukses menipu beberapa orang sekampung. 
Sekian Banyak hri setelah itu, anak gembala itu kembali berteriak, "Serigala! serigala!", kembali beberapa orang kampung yg berlari datang utk menolongnya, cuma menemukan anak gembala yg tertawa terbahak-bahak kembali. 
Kepada sebuah sore waktu matahari mulai sejak terbenam, seekor serigala memang datang & menyambar domba yg digembalakan oleh anak gembala tersebut. 

Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung & berteriak, "Serigala! serigala!" Namun meski beberapa orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tak datang buat membantunya. "Dia tak ingin sanggup menipu kita lagi," kata mereka. 
Serigala itu hasilnya sukses menerkam & memakan tidak sedikit domba yg digembalakan oleh sang anak gembala, dulu berlari masuk ke dalam hutan kembali. 
Pembohong tak dapat sempat di percayai lagi, meski ketika itu mereka bicara benar. 


ULAR YANG MEMBERIKAN EMAS
Dulu diwaktu di sebuah lokasi, hiduplah seseorang petani miskin yg bernama Haridatta. Satu Buah hri, terhadap siang hri yg amat sangat panas, petani tersebut merasa amat sangat kepanasan & berteduh di bawah bayang-bayang pepohonan buat berbaring sejenak. Tiba-tiba dilihatnya ular berbisa yg ke luar dari bukit mungil di dekatnya. Ketika itu ia berpkir, "Pasti ular ini merupakan penjaga ladang ini." 

Petani itupun pulang buat membawa sedikit susu dari rumahnya, menuangkan ke dalam mangkuk, & menaruhnya dekat sarang ular tersebut sbg ucapan rasa terima kasih, dulu petani itu berbicara, "Wahai penjaga ladang ini, aku memberikan semangkuk susu ini sbg ucapan trimakasih aku pada kamu!" Sehabis itu, petani tersebut pulang ke rumahnya. Keesokan pagi waktu beliau datang kembali ke ladang buat bekerja, dirinya menonton mata duit emas di dalam mangkuk, & sejak ketika itu, tiap-tiap hri kejadian yg sama berulang tetap : beliau memberikan semangkuk susu ke ular tersebut & tiap-tiap pagi dirinya senantiasa meraih suatu mata duit emas. 

Ular & semangkuk SusuSuatu hri petani tersebut dapat berangkat ke desa sebelah sewaktu sekian banyak hri & utk itu beliau memerintahkan anaknya utk menyimpan semangkuk susu di depan sarang ular di ladang. Sang anak jalankan perintah ayahnya, mengambil semangkuk susu, menaruhnya di depan sarang ular, dulu pulang ke rumah. Keesokan paginya disaat dirinya mengambil semangkuk susu lagi, dirinya menemukan mata duit emas di mangkuk yg lama, & sang Anak berpikir : "Sarang ular ini bisa saja penuh dgn mata duit emas; Kalau aku membunuh ularnya, aku mampu membawa semuanya sekaligus utk aku." Keesokan hri, ketika dirinya menyimpan semangkuk susu di depan sarang ular, beliau menunggu ular tersebut ke luar, & kala sang Ular ke luar dari sarang, sang Anak memukul kepala ular tersebut bersama pentungan. Tapi ular itu masihlah beruntung sanggup lolos dari kematian & dalam kondisi geram, mematuk sang Anak bersama giginya yg tajam & berbisa maka sang Anak serta-merta wafat. Beberapa Orang sekampung yg menemukan sang Anak yg sudah wafat mengubur anak tersebut & memanggil sang Petani pulang. 


Dua hri setelah itu sesudah sang Petani tiba di rumah & memperoleh penjelasan berkaitan kematian anaknya, sang Petani merasa teramat bersedih. Namun sesudah sekian banyak hri, beliau kembali membawa semangkuk susu, menuju ke ladang, menyimpan susu tersebut di depan sarang ular dulu memanggil sang Ular ke luar dari sarang. Sesudah lama menanti, sang Ular hasilnya muncul & berbicara terhadap sang Petani : "Keserakahan yg membawamu kini ke sini, keserakahan menciptakan anda lupa dapat kematian anakmu. Sejak Mulai dikala sekarang ini, persahabatan antara kita takkan sanggup terjalin lagi. Anakmu yg bodoh itu memukul aku dgn pentungan, & Aku menggigitnya sampai wafat. Bagaimanakah aku sanggup melupakan pukulan dgn pentungannya? & bagaimanakah anda sanggup melupakan rasa duka dapat kehilangan anakmu?" Sesudah itu, sang Ular memberikan satu buah mutiara yg mahal terhadap sang Petani & menghilang masuk ke dalam sarang. Tapi sebelum menghilang, sang Ular berbicara : "Jangan engkau datang lagi ke sarang ku." Sang Petani membawa mutiara tersebut, pulang ke rumahnya sambil menyesalkan kebodohan anaknya. 

PETANI DAN ANAK-ANAKNYA
Anak-anak petani bekerja keras menggali tanah buat mencari harta KarunSeorang petani yg amat tajir yg merasa tidak mau hidup terlampaui lama lagi, memanggil anak-anaknya disamping ruang tidurnya. 

"Anak-anakku," beliau berbicara, "Perhatikanlah apa yg bakal aku katakan terhadap kalian. Bersama argumen apapun, jangan sampai sempat jual tanah yang jadi milik keluarga kita selagi sekian banyak generasi. Lantaran di tanah ini tersembunyi harta karun. Aku tak tahu di mana letak tentunya, namun harta tersebut ada di sini. Carilah harta tersebut bersama sekuat tenaga bersama kiat menggali & jangan sampai lewatkan sejengkal tanah serta yg tak tergali. 

Sang Petani selanjutnya wafat, & tak lama sesudah penguburannya, anak-anaknya mulai sejak bekerja sekeras mungkin saja menggali tiap-tiap jengkal tanah pertanian mereka bersama sekop, bahkan sesudah selesaipun, mereka masihlah melakukannya hingga berulang dua-tiga kali. 


Tak ada satupun emas tersembunyi yg mereka temukan, namun diwaktu masa panen, kantong & pundi-pundi duit mereka jadi penuh bersama keuntungan panen yg teramat agung di bandingkan bersama tetangga-tetangga mereka. Kepada hasilnya mereka jadi sadar bahwa harta karun yg disebutkan oleh ayah mereka yakni ketajiran dari hasil panen yg berlimpah, & kerja keras mereka sebenarnya yakni harta karun.

KATAK YANG BERMULUT BESAR
Katak lanjut usia mengumumkan bahwa dia sanggup menyembuhkan segala PenyakitSeekor katak lanjut umur mengumumkan ke seluruh tetangganya bahwa ia sudah menggali ilmu jadi seseorang dokter & mampu menyembuhkan segala macam penyakit. Seekor rubah yg jadi tetangganya, bergegas menemui sang Katak Lanjut Usia ini. Ia dulu mengamati sang Katak bersama cermat. 

"Tuan Katak," kata sang Rubah, "Saya dikasih tahu bahwa anda dapat menyembuhkan penyakit apapun! tapi mencoba saksikan dirimu sendiri, & coba sekian banyak obat buatanmu buat dirimu sendiri serta. Apabila anda mampu menyembuhkan kerutan-kerutan kepada kulitmu & penyakit rematik yg waktu ini anda derita, orang bakal yakin kepadamu. Jikalau tak sembuh, aku menyarankan supaya anda merubah pekerjaanmu." 
"Siapa yg mau memperbaiki orang lain, selayaknya memperbaiki diri sendiri apalagi dulu" 

PENEBANG KAYU YANG TAK KENAL BERTERIMAKASIH 
Terhadap jaman dulu, di satu buah desa, ada satu orang penebang kayu yg teramat miskin, maka beliau cuma memiliki satu buah kapak buat bekerja & menghidupi anak-anak & istrinya. Bersama teramat susah ia dapat meraih enam pence (sejenis mata duit) tiap-tiap hri. Dirinya & istrinya mesti bekerja membanting tulang dari subuh sampai larut tengah malam biar mereka sanggup hidup bersama tak kehabisan makanan. Seandainya mereka beristirahat, mereka tak dapat mendapati apa-apa. 

"Apa yg mesti aku laksanakan?" jelasnya, satu buah hri, "Saya saat ini amat sangat lelah, istri & anakku tak mempunyai apa-apa utk dikonsumsi, & aku telah tak sekuat dahulu lagi memegang kapak ini, buat mendapati sekerat roti utk keluargaku. Ah, demikian buruknya nasib bagi orang miskin, kala mereka dilahirkan ke dunia ini." 
Sementara ia tetap berkeluh-kesah, satu buah nada memanggilnya dgn penuh rasa iba : "Apa yg anda keluhkan?" 

"Bagaimana aku tak gemar mengeluh, seandainya aku tak mempunyai makanan?" jelasnya. "Pulanglah ke rumahmu," kata nada itu, "galilah tanah di segi pekaranganmu, & anda bakal menemukan harta karun dibawah satu buah dahan yg sudah mati. 
Dikala penebang kayu ini mendengar aspek ini, beliau serentak berlutut di tanah, & bicara : "Tuan, siapakah nama tuan? siapakah tuan yg demikian baik hati?" 
"Namaku Merlin," kata nada itu. 
"Ah! Tuan, Tuhan dapat memberkahimu kalau anda datang menolongku & menyelamatkan keluargaku dari kemelaratan." 

"Pergilah segera," kata nada itu, "dan dalam satu thn, kembalilah ke sini, & berikanlah aku penjelasan menyangkut apa saja yg anda laksanakan bersama duit yg anda dapatkan di sisi pekaranganmu." 

"Tuan, Aku dapat mengunjungimu dalam satu tahu, atau tiap-tiap hri, jika anda memerintahkan aku." 

Dulu sang penebang kayu pulang ke rumahnya, menggali tanah kepada segi pekarangannya & disana beliau menemukan harta karun yg sudah dijanjikan. Betapa gembiranya mereka sekeluarga dikarenakan sudah lepas dari kemiskinan. 
Sebab tak mau tetangganya tahu kenapa mereka tiba-tiba jadi tajir, ia masihlah berangkat ke dalam hutan dgn mengambil kapak, maka seakan-akan ia bekerja keras & dengan cara perlahan-lahan terangkat dari kemiskinan jadi kemakmuran. 

Terhadap akhir th, beliau bertolak ke dalam hutan buat memenuhi janjinya. & nada itu bicara, "Jadi anda hasilnya datang!" "Ya Tuan," "Dan dengan cara apa anda membelanjakan harta tersebut?" "Tuan, keluargaku telah bisa makan makanan yg baik & berpakaian yg bagus, & kami senantiasa berterima kasih kepadamu tiap-tiap hri." 

"Keadaan anda sekarang ini jadi tambah baik bila demikian, tetapi katakan padaku, apakah tetap ada factor yg anda inginkan?" "Ah, ya, Tuan, aku mau jadi walikota di lokasi aku." 
"Baiklah, dalam empat puluh hri anda dapat jadi walikota." 
"Oh, beribu-ribu terima kasih, pelingdungku yg baik." 

Terhadap th ke-2, penebang kayu yg tajir datang ke hutan dgn pakaian baru yg teramat baik & mengenakan atribut bahwa ia merupakan walikota. 
"Bapak Merlin," panggilnya, "datanglah & berbicaralah padaku." 
"Saya di sini," kata nada itu, "apa yg anda harapkan?" 
"Seorang petinggi tinggi baru saja wafat tempo hari, & anak laki laki aku, dgn bantuanmu, mau menggantikannya, Aku meminta kebaikan hatimu." 
"Dalam empat puluh hri, aspek yg anda inginkan bakal terwujud," kata Merlin. 
Demikian serta dalam empat puluh hri, anaknya jadi petinggi tinggi, & mereka masihlah serta belum puas. 

Terhadap akhir th ke-3, penebang kayu tersebut mencari lagi Merlin di hutan, & bersama nada yg merendahkan, beliau bicara "Merlin, maukah anda mempermudah aku?" 

"Apa yg anda kehendaki?" kata nada itu. 
"Putriku mengharapkan supaya sanggup menikah bersama satu orang petinggi," jelasnya. "Harapanmu dapat terwujud," balas Merlin, & dalam empat puluh hri, anak wanita penebang kayu itu menikah bersama satu orang petinggi. 

& begitulah hasilnya dikala tetap berlalu, sampai kepada akhir th keempat, istrinya yg bijaksana menyuruhnya kembali kesana utk berterima kasih, namun penebang kayu itu menjawab : "Mengapa aku mesti masuk kembali ke hutan itu buat berkata dgn mahluk yg tak sempat aku tonton? Aku kini amat tajir, memiliki tidak sedikit sohib, & namaku teramat di hormati seluruhnya orang." 

"Pergilah sekali lagi," kata istrinya, "Kamu mesti berikan dirinya salam & berterima kasih atas segala kebaikannya." 

Hasilnya penebang kayu itu dgn menunggangi kudanya, diikuti oleh dua orang pelayan, masuk ke dalam hutan & mulai sejak berteriak : "Merlot! Merlot! Aku tak membutuhkan anda lagi, dikarenakan kini aku pass tajir." Merlin membalasnya, "Sepertinya anda lupa diwaktu anda tetap miskin, tak lumayan makan, dgn cuma berbekal kapak, anda dgn sulit payah memperoleh enam pence tiap-tiap hri! Aku aku memberikan anda barokah mula-mula kali, anda berlutut dgn ke-2 kakimu, & memanggil aku 'Tuan', sesudah barokah ke-2, anda cuma memanggil aku 'Bapak' & sesudah yg ke3, anda memanggilku dgn 'Merlin' saja, saat ini bersama sombongnya anda memanggilku 'Merlot'! anda mungkin saja berpikir bahwa anda telah teramat tajir & hidup bersama baik & tak memerlukan lagi aku, Silahkan kita tonton kelak, sewaktu ini anda tak mempunyai hati yg baik & senantiasa bertindak bodoh, tetaplah jadi bodoh, & tetaplah jadi miskin seperti diwaktu perdana aku berjumpa dgn anda." Penebang kayu itu tertawa terbahak-bahak, mengangkat bahunya & tak mempercayai apa yg dikatakan kepadanya. 

Beliau kembali ke rumahnya, namun dgn langsung anaknya yg sekarang ini jadi petinggi tinggi, wafat, putrinya yg jadi istri satu orang petinggi pun menderita sakit keras & hasilnya wafat. Kesialan menimpanya konsisten menerus & diwaktu perang pecah, serdadu dari ke-2 belah pihak yg berperang, memasuki rumahnya, merampas minuman & makanan yg ada di lumbungnya, membakar seluruh ladangnya, pula rumahnya, sampai beliau tak mempunyai duit satu penny serta. 

Saat tiba periode buat membayar pajak, ia tak memiliki duit di kantongnya, maka ia terpaksa jual seluruh ladangnya. "Lihat," kata penebang kayu yg tak tahu berterimakasih itu, sambil menangis, "Saya sudah kehilangan seluruhnya yg aku punyai, duit, ladang, kuda, anak-anakku! Kenapa aku tak yakin pada Merlin? cuma kematian yg belum menjemput aku, aku telah tak tahan dgn penderitaan ini." 

"Tidak demikian," kata istrinya yg bijaksana, "Kita mesti sejak mulai bekerja keras kembali." "Dengan apa?" kata penebang kayu, "Kita bahkan telah tak mempunyai seekor keledaipun buat bekerja!" 

"Dengan apa yg Tuhan memberi pada kita," kata istrinya lagi. 
Tuhan cuma memberikan mereka satu buah keranjang, yg dipinjam dari tetangganya. Bersama keranjang ini di punggungnya & kapak di tangannya, ia hasilnya masuk ke hutan buat bekerja menebang kayu, cobalah buat mencari kayu utk meraih enam pence sehari. 
Semenjak itu, ia tak sempat mendengar nada Merlin lagi. 

Demikianlah pembahasan mengenai Contoh Dongeng Mendidik Bagi Anak PAUD, TK dan SD semoga bermanfaat.

Pengunjung