Contoh Teks Khutbah Iedul Fitri | Aqidah Jamaah dan Imamah | K.H. Isa Anshary

Segala puji bagi Allah yang telah mengirim semua pesuruhNya kepada manusia dengan penerangan yang nyata; dan ia telah memberi kitab dan neraca kepada mereka, agar umat manusia tetap senantiasa membela kebenaran  dan menegakan ke’adilan. Ia ciptakan besi yang mengandung kekuatan Maha dahsyat dan berguna bagi manusia, supaya Allah menilai siapa yang menegakan agamaNya dan membantu para RasulNya denagn ghaib. Sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa dan Maha Mulia. Dan ia telah mengakhiri para Rasulnya itu dengan Nabi Muhammad S.A.W. Seorang pribadi yang dikirimNya membawa petunjuk serta agama yang benar, agar agama itu lahir membawa kemenangan universal diatas keyakinan lainnya. Ia telah mempersenjatai Muhammad denagn kekuatan yang menentukan kemenangan, kekuatan yang mencakup arti ilmu dan pena untuk jadi hidayah dan huddjah, dan kekuatan yang mengadung ma’na kodrat dan pedang untuk mencapai kedjajaan dan kemuliaan.

Saya mengaku, bahwa tak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Tunggal,
tak ada Syariat dan sekutu baginya, pengakuan yang tulus laksana emas murni,
tanpa saduran dan campuran.
Saya mengaku, bahwa Muhammad itu adalah hambaNya dan pesuruhNya, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepadanya, dan segenap keluarga dan sahabat-sahabatnya, mudah-mudahan Tuhan memberinya pula kesejakterahan yang banyak, syahadah pengakuan yang menyatakan bahwa orang yang mengucapkannya berada di bawah yang Maha pelindung. Allah S.W.T.
Allahu Akbar….Allahu Akbar….Allahu Akbar!!!
Sahabat-sahabat perjuangan sekalian
Tatkala dinihari cahaya fajar satu syawal meyingsing di ufuk tomur, budi pikiran dan budi perasaan kita, alam jiwa kita bertukar rasa.
Umat islam di seluruh dunia, seluruh benua dan samudera, bangkit bersama mengumandakan ucapan takbir dan tahmid, gembira dan bahagia karena beroleh menang setelah berjuang, mengalahkan nafsu, melatih diri, setelah berpuasa sebulan penuh, membina taqwa mengharap ridha.

Kita kibarkan panji-panji kemenangan dan bendera kejayaan dengan ucapan takbir dan tahmid, alamat rasa syukur kita yang tiada berhingga kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Esa. Pada hati yang berbahagia ini, seluruh umat islam mengumandangkan kalimat itu, bersahut-sahutan dari ujung dunia yang satu ke ujung dunia yang lain.
Diatas daratan bumi yang membentang luas, dengan beratapkan awan putih yang melambangkan kemurnian dan keaslian jiwa, dengan berlantaikan rumput hijau menggambarkan kehalusan budi dan perasaan yang mesra, umat tauhid hari ini memenuhi lapang dan ruangan terbuka, berbaris dalam susunan shaf yang teratur rapi, menyatakan ruku dan sujud kepada iillahy.
Allahu Akbar….Allahu Akbar….Allahu Akbar!
Kalimat diatas adalah ucapan kepercayaan, ucapan keyakinan dan ucapan kesadaran.
Ucapan diatas adalah bayangan keabadian, pedoman kekal sepanjang masa: pangkalan tempat bertolak dan pelabuhan tempat bersuah. Ia adalah laksana menara larut di tengah samudera perjuangan kehidupan dan kemanusian. Ia menerjemahkan suatu keyakinan, pandangan dan pendirian hidup, nyala dan cahaya hidup yang memancarkan pijar dan dinar.
Maha Besar Allah!
Selain dari dia kecil semuanya!
Alam besar diciptakan olehnya, bergerak dibawah asuhan dan kekuasaanNya. Kekuasaan raja-raja, para penguasa dan segala kepala Negara, berhimpun menjadi satu, kecil dan lemah dihadapan Tuhan yang Maha Kuasa itu.
Pengetahuan-Nya menembus segala lipatan hati dan rohani manusia. Semut kecil yang bersembunyi dalam lubang gelap dan duduk terdiam diatas batu hitam, diketahuinya belaka. Bunga yang masih mekar menguntum jatuh ke bumi, atau daun yang sudah layu menggering di terbangkan angin lalu entah kemana hanyutnya, di ketahuinya semua, tak ada yang lepas dari tilikan dan pengetahuannya. Dialah yang memegang pimpinan dan kebijaksanaan atas seluruh alam ini.
Maha Bijaksana Dia!
Tempo-tempo di taburkanNya sinar-sinar bintang di halaman langit di waktu malam, dan manusia menyaksiakan ribuan cahaya. Tempo-tempo ditahankannya pijar dan sinar bintang itu dan dunia kembali kelam dan gelap. Tanpa di minta manusia, jika siang turun menjelang, dengan didahului oleh sinar fajar yang indah, keluarlah matahari dengan kekuatan benderang menjauhi alam seluruhnya.
Maha besar Allah dan Maha kecil manusia!
Maha Kuat Allah dan Maha Lemah Manusia!
Kebijaksanaan Tuhan yang telah mempelakukan seluruh isi alam menurut ketentuan yang sudah di pastikan. Maha mengetahui Tuhan, yang arif akan hajat dan kehendak isi alam. Hanya kepadanya belaka tempat kita takut, berbakti mempercayai diri kita, buka kepada lain-Nya. Pantang bagi kita menyerah kepada kekuasan lainnya.
Umat tauhid, memantangkan dirinya untuk takut dan menyerah kepada manusia yang zalim atau penguasa yang durjana. Umat tauhid, selalu menyala dalam dadanya harapan dan masa depan yang terang dan gemilang. Umat tauhid mematangkan dirinya untuk berputus asa atau sempit dada dan sesak nafas, melihat perkembangan keadaan, sebab semunya itu berada dalam kekuasaan dan kebijaksanaan Tuhan yang maha kuasa dan maha bijaksana.

Allahu Akbar….Allahu Akbar….Allahu Akbar!
Laa ilaaha illallah! Tak ada Tuhan kecuali Allah!
Kekusaan dan kekuatan mutlak ada di tangannya. Kebijaksanaan dan keadilan mutlak ada di sisinya. Kesempurnaan dan keberanian mutlak hanyalah pancaran dan cahaya nya. Kekuasaan yang diberikannya kepada sebagian manusia ada hingga dan jangkanya, kepapaan dan kesengsaraan yang di rasakannya kepada sebagian manusia ada pula batas dan akhirnya.
Diancamnya para penguasa yang berlaku zhalim, yang menyalah-gunakan kekuasaan untuk menindas manusia yang lemah dan tidak berdaya. Direnggutnya dan di binasakan nya penguasa yang durjana itu dari tempat yang tidak mereka ketahui
Di berinya hiburan dan harapan manusia yang lemah dan terlindas di bumi, bahwa pada satu ketika yang tidak terduga, kuasa ghaib akan mematahkan belenggu-kezaliman yang mengungkungnya. Masa kepastian itu pasti datangnya, lambat atau cepat. Hutang harus di bayar, piutang di terima, rela atau terpaksa.

 Saudara-saudara seagama dan secita-cita.!
Dari masyarakat yang ber Tauhid itu, akan lahir pahlawan-pahlawan kebenaran, pejuang yang bertakwa, pemimpin yang memiliki kepribadian. Tiada Tuhan kecuali dia. Tiada tempat bergantung melainkan kepadanya. Tiada tempat mengharap, memuja dan memuji, menyembah dan menyerah, hanyalah kepadanya belaka, dan semata-mata.
Nasib segala kita ditanganya!
Keyakinan itu yang mendorong setiap mudjahid terjun ke medan juang, menyabung nyawa berkuah darah, mengibarkan panji-panji perlawanan, menentang gerbang sel maut menyudahi hidup kini dan di sini. Berhadapan dengan risalah Tuhan, dia tidak memperhitungkan harga dirinya. Dirinya lenyap dalam keyakinan yang agung dan kepercayaan yang suci. Dirinya tiada dan sirna dalam kebesaran cita dan kejauhan tujuan.

Allahu Akbar….Allahu Akbar…..Allahu Akbar!
Walillahihand!! Segala puji bagi Allah!!
Hanya dia seorang yang memiliki segala kepujian dan sanjungan. Haram bagi kita memuji selain dari dia. Pantang bagi kita untuk menjilat mencari muka, mengemis-ngemis asal laku dan terpakai oleh orang yang sedang menang.
Kepribadian budak dan menjadi hamba sahaya manusia, rela dipermainkan orang seperti bola di tengah lapang, bukan kepribadian kita, bukan sibghah dan celupan kita.
Allahu Akbar-Allahu Akbar-Allahu Akbar!
Hanya Tuhan Yang Maha Besar.
Tak ada Tuhan kecuali Dia.
Segala puji untuknya belaka, dan semata-mata.
Kalimat dan ucapan Tauhid di atas adalah pegangan, dasar pendirian, keyakinan yang memberikan kebijaksanaan kepada manusia yang beriman dalam menempuh hidup ini, menegakan kepala di tengah manusia, memancarkan bendera kebenaran dan keadilan, meruntuhkan pilar-pilar kezaliman dan kepalusan.
Kehidupan yang berlandaskan kepada keyakinan Tauhid, memantangkan dirinya untuk menyerah kepada kekuasaan atau mendewakan kekuasaan manusia: tunduknya hanya kepada kebenaran dan keadilan, kebenaran dan keadilan yang bersumber kepada ajaran Tauhid itu.  Peganglah pendirian dan keyakinan ini sungguh-sungguh, jangan di lepaskan. Berjuanglah dengan keyakinan dan pendirian ini sungguh-sungguh, jangan menyimpang dari ajaran ini.

Jalan ini adalah yang lurus!
Pendirian ini adalah pendirian yang benar!
Kita telah menempuh jalan ini dalam masa yang jauh dan panjang. Ranah tujuan belum juga kelihatan. Pangkalan tempat bertolak dahulu sudah tidak keliatan lagi. Sedang pelabuhan tempat bersauh belum juga tampak.
Kita kini berada ditengah laut perjuangan.
Alam sekeliling gelap bertingkat gelap. Angin kencang badaipun keras, gelombang dating bersusulam, hujan lebat menyurah, awak kapal mendapat ujian. Adakah sampai badan ke seberang, bergantung kead kemahiran bergumbul, berpirau melawan arus.
Dalam keadaan demikianlah kita sekarang!
Keadaan berkembang dan bergerak maju ke muka, mendewasakan para pejuang yang arif situasi dan kondisi.
Satu hal adalah pasti:
Pekik api kebenaran, kini telah tak terpadamkan.
Pekik zaman keadilan, kni telah tak tertahankan oleh kekuatan dan kekuasaan apa juga.
Umat Tauhid akan selalu memihak kepada kebenaran dan keadilan, walaupun kebenaran dan keadilan itu berada di fihak yang lemah, dan kepalsuaan berada di fihak yang kuat. Umat tauhid tidak pernah ragu meletakan pilihan, dan tidak pernah sangsi mengarahkan sasaran tak pernah keliru dalam perhitungan. Artif kemana angin bertiup,  mengerti perubahan cuaca dan udara.
Saudara-saudara, itulah “ aqidah dan pandangan hidup. “ aqidah islamiyah, menuntun jalan hidup kita, member pegangan dan tujuan serta kepastian bagi kita. Ada “ hablun minallaah”, ada tali tempat kita bergantung, ada “hablun minannas”, ada bumi tempat kita tumbuh dan berpijak. Ada “aqidah, cahaya langit yang memerangi jalan hidup kita, ada qa’idah dan djama’ah, ruang di bumi tempat kita hidup bersama, berusaha dan berkarya denagn manusia lainnya.
“Ashluha tsabitun wafar’uha fissamaa”  uratnya jauh terhujam kepala bumi, cabang dan carangnya tinggi menjulang kelangit biru.
Itulah wajah semangat dari ummat pilihan, umat yang hidup dengan aqidah dan qaidah, umat yang memilki keyakinan, umat yang memiliki susunan dan pimpinan. Umat yang hidup dengan paru-paunya sendiri, umat yang hidup dengan syarafnya sendiri, mempunyai izzah dan sibghah, mempunyai gengsi dan harga diri.
Itulah umat yang mampu menentukan nasibnya sendiri. Saudara-saudara, “aqidah yang kuat dan qai’dah yang jelas di dalam hidup, pasti menumbuhkan jama’ah dan melahirkan imamah. Jama’ah dan imamah, itulah pola hidup kita, sesuai dengan teladan sunnah. Selama umat islam di bumi sebelah sini dan di seluruh dunia tidak merupakan umat jama’ah dan immah, selama itu mereka akan tetap menjadi permainan orang, akan tetapi menjadi umpan.
Mutunya lenyap, nilainya enteng!
Gengsinya rendah, pribadinya murah!
Kaum yang anti islam selalu berusaha sejak dahulu, agar umat islam jangan sampai mewujudkan kesatuan jama’ah dan kesatuan imamah. Kita dirintangi terus untuk menetapkan dan memilih imamah, tempat kita menumpangkan kepercayaan  dan pimpinan perjuangan. Kita diawasi terus dan di curigai selau untuk menemukan diri kita kembali, membina hidup kita sebagai ummat jama’ah. Dunia luar pasti tidak rela melihat tumbuhnya kekuatan baru di dunia, kekuatan dunia islam. Dunia luar tidak rela melihat umat islam merupakan kekuatan yang akan mengimbangi kekuatan mereka.

Saudara-saudara
Kesatuan aqidah harus menumbuhkan kesatuan jama’ah kesatuan jama’ah harus melahirkan kesatuan imamah. Perjuangan besar ini hanya bisa angkat dengan tenaga bersama, tenaga umat dan tenaga jama’ah.  Hanya dengan aqidah yang teguh dan perkasa, hanya dengan keyakinan hidup dan keyakinan berjuang; hanya dengan tenaga umat yang satu, jamaah yang satu immah yang satu, umat islam dapat kembali, membuat masa depan yang gemilang dan cemerlang.
Saudara-saudara, badai kritis yang menghempas diseluruh benua dan samudera dunia islam dalam masa berbilang abad, terletak pada kelemahan aqidah, tak adanya lagi system hidup ber-jamaah dan imamah; lemahnya keyakinan hidup dan keyakinan berjuang, lenyapnya kepribadian, tak adanya susunan dan bangunan umat wahidah, tak adanya kesatuan pimpinan dalam perjuangan.
Aqidah membentuk jama’ah, jama’ah melahirkan imamah. Jama’ah dan imamah berlandasakan ‘aqidah, akan menumbuhkan quwwah islamiyah: kekuatan islam dan kekuatan umat yang mampu ikut menentukan jalan sejarah dunia. Keyakinan membentuk kepribadian, kepribadian menumbuhkan susunan, susunan melahirkan kepemimpinan!
Wajah dan halaman hidup, jiwa dan semangat hidup, nyala dan cahaya yang mencemerlangkan hidup, segalanya itu memancarkan dari aqidah yang teguh dan kukuh, jamaah dan imamah yang kaut dan sentosa. Dari sana memancar cahaya keabadian, pijar dan sinar kehidupan yang agung: daya-bayang yang tajam dan jaya juang yang perkasa. Ia memberikan kearifan dan kewaspadaan beragama… membuat widjhah yang jelas dan wajah semangat berapi-api. Ia membuat kita menjadi umat yang satu, jamaah yang satu dan imamah yang satu.
Aqidah Islamiyah memesankan, agar kita memandang seluruh persoalan ini dari hubungan yang luas, benua demi benua, memandang dari belahan dunia yang besar dan sejarah yang besar pula. Memandang dengan bashirah, jauh menembus lipatan zaman. Dengan horizon yang tajam memandang jauh ke depan, sampai kekaki langit, menembus ufuk demi ufuk, mencari titik sinar diatas asap dan awan. Memandang dengan bashirah tidak terpengaruh oleh kejadian dan peristiwa, atau batu yang berserakan setip hari.
Ummat yang memiliki aqidah dan bashirah, akan selalu melihat sebutir terang ditengah kegelapan malam. Harap dan percaya akan kemungkinan yang berderang di tengah segala kesangsian dan ketidakpastian. Di atas kabur yang tebal dan awan yang gelap, terbentang langit cerah yang biru.

Saudara-saudara se-agama dan se-cita-cita
Kita kini masih berada pada keadaan yang sangat sulit. Kita masih bergumul dengan kondisi dan situasi, kondisi dan situasi yang tidak mengguntungkan umat islam yang berjuang dengan aqidah. Kiri dan kanan adalah jurang, dibelakang telah tersedia kebinasaan. Jalan di muka penuh dengan duri dan derita. Tali hitam kesayupan dan tekanan yang serupa menimpa seluruh hidup kita. Rasa kecewa dan pengalaman yang pahit memenuhi ruang hidup kita, malah telah melembutkan seluruh irama hidup kita.
Ujian ini belum juga berakhir. Penderitaan ini belum juga berakhir!
Lembah perasaan kita tempo-tempo terasa kering, bunga hati layu mengula, lubuk kalbu terasa sesak. Setiap ujian dan percobaan, duka dan suka, ketawa dan air mata, semua itu adalah senandung yang menjanjikan kehidupan yang indah. Ketahuilah, di belakang kalimat sejarah belum ada titik. Sebelum kita telah datang kafilah perjuangan yang memberikan teladan, bagaimana derita dan pengurbanan dalam perjuangan. Tetesan darah sepanjang perjalanan, cucuran keringat dan air mata yang membasahi halaman hidup, adalah menjadi tafsir, betapa beratnya menegakkan keyakinan dan kebenaran.

Allahu Akbar….Allahu Akbar……Allahu Akbar!
Saudara-saudara, ditanah ini telah terjalin kisah keberadaan dan perwiraan, kisah kepahlawanan dalam perjuangan. Ditanah  ini lahir para perjuangan kebenaran dan keadilan. Angkatan mudjahidin islam itu telah datang dan telah pergi dari sini meninggalkan amanat perjuangan yang belum selesai.
Mereka lahir dari kancah perjuangan, dibesarkan dalam perlawanan dan didewasakan oleh tempaan penderitaan. Dari rahim pengalaman telah banyak lahir perjalan, kuliah jihad yang perlu dijadikan pedoman menghadapi masa depan dan membuat masa depan. Dan mereka yang gugur membela kebeanaran, telah meninggalakan pesan arif. Dan mereka yang hidupnya keluar masuk penjara, telah mewariskan semangat dan jiwa keperwiraan bagi angkatan kemudian.
Apalah arti penjara bagi seorang pejuang, karena bui dan penjara adalah tempat pembadjaan diri. Apalah artinya tempat pembuangan bagi mereka, karena tempat pembuangan adalah pangkalan untuk membangun kemenangan yang pertama.
Saudara-saudara, dengan curahan jiwa dan semangat, curahan kalbu dan budi, mari kita mengurbani perjuanagn besar ini. Sungai boleh moegering, gunung boleh menghanyut, namun perjuangan menegakan kebenaran dan membela ke’adilan akan tetap dan abadi. Dengan limpahan sepenuh cinta, gemilang  kasih sayang curahan kasih, cinta kepada agama dan cita, rindu kasih kepada idaman hati, dari situ tumbuh pengorbanan yang tak berhingga dan berjangka.

Segenap Mu’min habis dan lenyap di situ
Segenap Ummat Muhammad fana dan sirna disana.
Tak seorang berniat pulang, walau nyawa akan melayang di medan juang.
Tak seorang hendak mundur dari arena, kendati bisa dan sengsara badan yang akan menjadi bahagian. Dengan aqidah kita layani tantangan, dengan aqidah kita awasi perkembangan, dan dengan ‘aqidah kita hadapi kesulitan dan rintangan.
Dengan jama’ah dan imamah kita tempuh rimbanya perjuangan, dengan jama’ah dan imamah kita layari maha samudera kehidupan.dengan meng-ichlaskan niat dan meluruskan tujuan. Mari kita bergerak maju dengan derap dan irama yang sama, merampungkan kewajiban bersama, menegakan kalimah ilahy di muka bumi.
Sebagai umat yang satu, jama’ah dan imamah yang satu, untuk ‘aqidah yang satu, mari kita selesaikan bengkalai ini; mari kita wariskan “watak berjuang” yang berhak hidup dalam sejarah, sebagai harta lama pusaka bersama kita, guna angkatan yang akan datang!
Mari akhiri hidup berpecah dan ber-firqah, mari kita habisi hidup bersengketa, bergolong-golongan: mari kita bina hidup ber-jamaah dan ber-imamah, sesuai dengan teladan dan sunnah. Mari kita wujudkan kesatuan umat, kesatuan barisan, kesatuan pimpinan dan kesatuan perjuangan!
Mari kita isi hidup ini dengan ‘aqidah’, dengan keyakinan dan perjuangan. Mari kita penuhi segenap udara dan cuaca ini dengan kegiatan berjuang dan kerelaan berkorban.
Denagan qur’an ditangan kanan dan kain kafan ditangan kiri, kafilah mujahidin ini telah bertekad hendak meneruskan perjuangan: dalam kamus hidupnya haram tak ada kalimah berhenti di tengah jalan, karena tempat perhentian hanyalah di atas perkuburan yang sepi.

Allahu Akbar….Allahu Akbar……Allahu Akbar!
Mari kita memanjatkan doa dan munajat kepada Allah SWT dengan segala kerendahan hati.
Wahai Tuhan kami!
Tiada seorang pun juga dapat bersukur semestinya kepada-Mu, sebab kebaikan-Mu tiada berbatas. Tiada seorangpun juga tha’at dengan haq-Mu, meskipun sepenuh kekuatannya ia melakukan ketha’atan itu. Apabila engkau memberikan maghifirah dan ridla engkau kepada seseorang, yang demikian itu hanyalah semata-mata karunia-Mu belaka. Karena karunia-Mu, sajalah engkau member pahala kepada hambaMu yang tha’at. Yang demikian itu karena engkau Tuhan Maha Pemurah dan Maha Pengampun.
Seluruh isi alam ini mengakui dan merasakan keadilan dan ni;mat karunia-Mu. Seandainya tiada syetan penggoda, tidak aka nada pendurhaka di muka bumi ini. Sekiranya iblis penyesat, tidak aka nada manusia tersesat dimuka bumi ini. Sekiranya tiada iblis penyesat, tidak aka nada manusia tersesat menempuh jalan hidup ini. Jika tak ada penguasa durjana diatas bumi engkau, sudah lama bani adam ini hidup bahagia dan bercahaya.
Maha Suci Ya Allah!
Jelas kemurahan engkau terhadap si tha’at maupun si durhaka. Si tha’at kau beri pahala berlipat ganda, padahal tiada berjasa. Si durhaka kau beri waktu, padahal tiada berhak. Pahala besar kau berikan kepada si tha’at untuk amal tak berarti, justru dikala ia masih banyak berutang karena karunia-Mu melimpah ruah.  Si durhaka tiada kau balas serta merta, kau beri dia tempo untuk insaf dan kembali tha’at.
Siapa gerangan lebih pemurah daripada engkau, wahai Tuhan Ghafururrahhiem! Siapa gerangan yang lebih celaka dari pada manusia durhaka, meski luas dan besar kemurahan-Mu sekalipun. Tidak, tidak ada seoramg pun jua. Hanya kebaikan dan keadilan sadjalah daripadaMu, rahmat dan sejahtera limpahkanlah kiranya ia Allah kepada Muhammad dan Ummatnya. Berilah kami apa yang kami cita-citakan, perkuatlah hidayahMu kepada kami, sehingga tercapai kiranya keridoan-Mu, kepada kami, sehingga tercapai kiranya keridoan-Mu, Ya Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Berilah kami “izzah, Inayah dan Hidayah”.

Buatlah kami ini menjadi umat jama’ah dan imamah karena kesatuan aqidah. Kepada engkau sajalah kami mempercayakan diri kami. Jangan engkau membiarkan kami berjalan sendiri, dan lindungilah kami tidak menjadi umpan permainan musuh-musuh Engkau.
Wahai Tuhan Kami!
Kepada Engkau sajalah umat ini mengadukan kelemahan dirinya, dan tak adanya harga mereka dalam pandangan manusia, wahai Tuhan yang Maha Penyayang dari segala yang kasih sayang.

Wahai Tuhan Kami!
Engkau adalah Tuhan dari kaum yang lemah, Tuhan dari manusia yang tertindas di bumi. Engkau adalah Tuhan kami, Pelindung dan pembela kami di dunia dan akherat. Kepada siapa Engkau hendak menyerahkan diri kami? Apakah kepada kaum yang hendak melemparkan kami ke lembanh kemusnahan dan kehacuran? Ataukah kepada sahabat perjuangan yang telah mendapat kuasa penuh dari pada Engkau untuk menyelesikan urusan ini?

Wahai Tuhan Kami!
Jika ujian dan derita ini bukan karena murka-Mu kepada kami, legalah hati kami, dan lapangkanlah dada kami. Cukuplah itu untuk menguatkan jiwa kami dalam menahankan ujian dan menanggungkan penderitaan ini. Jika engkau murka kepada kami, kami insaf bahwa kemurkaan Engkau itu adalah karena kesalahan kami. Tuhan jalan dan pilihan bagi kami, hanya bertaubat, kembali kepada Engkau, kembali mengharapkan ampunan, gemilang sayang dan curahan kasih daripada Engkau semata.
Kami berlindung kepada nur-wajah Engkau yang maha Karim, yang menyinari langit dan bumi, dan memecahkan kegelapan demi kegelapan dan meperbaiki segala urusan kami dunia dan akherat. Semoga Engkau tidak murka kepada kami, mudah’an Engkau tidak memarahi kami. Hanyalah kepada engkau O Tuhan, kepada siapa lagi kami hendak mengadukan nasib kami.! Kalu tidak kepada Engkau Ya Ilahy, kepada siapa lagi kami hendak memulangkan nasib ini!

Kalau tidak kepada Engkau wahai Rabby, kepada siapa lagi kami hendak memulangkan persoalan kami! Rabbana, wahai Tuhan Kami, ini umat Tauhid datang menghadap kepada-Mu. Kaki yang lemah dan muka yang penuh dosa dan noda ini hendak datang juga mendekati Engkau. Bukanlah pintu maghjirrah dan ampunan Engkau karena kami hendak masuk kedalamnya.

Masukanlah kami ke dalam hidayat-Mu, gelimanglah kami dengan saying-Mu, curahkanlah kami dengan kasih-Mu! Lepaskan kami ke tengah dunia ini sebagai umat yang ber’aqidah, berjama’ah dan ber-imamah: Iman dan Imamah yang kami pilih sendiri dan Engkau ridla pula. Berilah kami ruang hidup yang bebas di dunia ini guna menegakan kalimahMu.
Kami yang miskin dan papa ini, hari ini sujud berlutut di bawah duri kebebasan Engkau, mohon diterima menjadi hamba yang Engkau rahmati dengan perkenaan ridhoMu. Tak ada daya dan upaya, tak ada tenaga dan kekuatan, hanyalah datangnya daripada Engkau jua.

Wahai Tuhan kami!
Jangan Engkau menurunkan siksa dan bencana karena kelakukan dan kealpaan kami. jangan Engkau menimpakan adzab dan hukuman seperti yang pernah Engkau turun-timpakan kepada Umat yang terdahulu. Jangan Engkau berikan beban dan pikulan berat yang tak sanggup kami memikulnya.
Ampunilah segala dosa kami.
Ma’afkanlah kami, santunilah kami.
Engkau Adalah Tuhan dan Penolong kami. Tolonglah kami menghadapi kaum yang Kufar itu.

Pengunjung