Makalah Evaluasi Proses Belajar Pendidikan IPS di Sekolah Dasar | Pendahuluan | Arti Pengukuran dan Penilaian..!!

Pada postingan kali ini penulis akan membahas Makalah Evaluasi Proses Belajar Pendidikan IPS di Sekolah Dasar yang mana ini masih tergolong kedalam Mata Kuliah Pendidikan IPS, yang pertama akan di bahas 1) Pendahuluan 2) Arti Pengukuran dan Penilaian, yang mudah-mudahan bermanfaat buat semuanya khususnya yang sudah mampir silaturahmi dan mau membaca artikel yang ada di Adin Blog's ini.

Bahan belajar mandiri yang sedang anda pelajari ini berisiskan materi uraian mengenai evaluasi proses belajar pendidikan IPS di sekolah Dasar. Materi yang akan dibahas pada Bahan Belajar Mandiri ini dibagi dalam dua kegiatan belajar atau dua pokok bahasan. Pokok bahasan pertama adalah arti penilaian dan beberapa masalahnya. Anda tentu memahami bahwa pendidika merupakan proses untuk melakukan perubahan pada diri siswa. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa di dalam dan di luar sekolah, dan berlangsung seumur hidup. Bertitik tolak dari pandangan tersebut, maka setiap program pengajaran, setiap mata pelajaran, dan bahkan setiap satuan pelajaran yang anda sajikan dapat membawa perubahan yang berarti pada diri murid.

Pokok bahsan kedua mengenai pengukuran dan penilaian yang dalam pembahasannya anda akan memperoleh gambaran tentang pengukuran yang merupakan dua istilah yang sering menimbulkan kekacauan pengertian. Namun demikian, sebenarnya antara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan dan batas-batasnya.
Setelah mempelajari bahan belajar mandiri ini anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan arti penilaian khususnya pada pengajaran IPS di sekolah.
2. Menggunakan dengan tepat istilah penilaian dan pengukuran.
3. Membedakan berbagai fungsi dan peranan hasil penilaian.
4. Menerapkan berbagai jenis penilaian.
5. Melaksanakan berbagai teknik pengukuran.


PEMBAHASAN

A. Arti Pengukuran dan Penilaian
Pembelajaran IPS sebagai salah satu program pendidikan yang membina dan menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik dan memasyarakat diharapkan mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat sehingga siswa mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan dalam melakoni kehidupan di masyarakat. Guru di tuntut untuk mampu mengikuti dan mengantisipasi berbagai perubahan masyarakat tersebut, sehingga program pembelajaran yang dilakukannya dapat membantu siswa dalam mempersiapkan dirinya sebagai warga masyarakat dan warga negara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.
Guru harus cermat dalam memilih model pembelajaran dan merancang program serta strategi pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukannya menjadi pembelajaran yang menarik, aktual, dan fungsional bagi siswa. Pemilihan model pembelajaran oleh guru mempunyai dampak yang sangat esensial bagi perolehan belajar siswa. Kondisi pembelajaran IPS di Indonesia dewasa ini lebih diwarnai oleh pendekatan yang menekankan pada model belajar konvensional yang lebih banyak diwarnai dengan ceramah, sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar-mengajar (Smith, 1999; Suwarma, 1991). Suasana belajar seperti ini semakin menjauhkan peran IPS dalam upaya mempersiapkan warga negara yang baik dan mampu bermasyarakat. Kondisi pembelajaran IPS dewasa ini khususnya pada jenjang sekolah dasar, menunjukkan indikasi bahwa pola pembelajaran yang dikembangkan oleh guru cenderung bersifat guru sentris sehingga siswa hanya menjadi objek pembelajaran.
1. Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas “sesuatu”.Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, papan tulis, dll. Dalam proses pengukuran tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Pengukuran menurut Arikunto dan Jabar (2004) adalah kegiatan membanding suatu hal dengan suatu ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas. Pengukuran adalah proses pemberian angka-anagka atau label kepada unit analisis untuk mempresentasikan atribut-atribut konsep.
2. Penilaian
Assesment diartikan oleh stiggins sebagai penilaian proses, kemajuan, dan berhasil belajar siswa. Assesment merupakan penerapan berbagai cara dan ragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar seorang peserta didik.
Depdikbud 1994 mengemukakan penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa.
Jadi, penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dari pertimbangan tertentu. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis. Guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar perserta didik merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran .
3. Hubungan Evaluasi-Penilaian Pengukuran dan Tes
Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu, disamping itu juga alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Pada hakikatnya keduanya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.
Perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal.Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.
Artikel Pembahasan Terkait :
Makalah Evaluasi Proses Belajar Pendidikan IPS  di Sekolah Dasar | Objektivitas Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Pengunjung