Contoh Draft Skripsi | Pengaruh Anggaran Biaya Produksi Terhadap Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi..!!

Pengaruh anggaran biaya produksi terhadap
Efektivitas pengendalian  biaya produksi
(studi kasus pada cv binangkit rajapolah tasikmalaya) 

I.       Latar Belakang
Dalam era globalisasi, dan suasana yang semakin kompetitif, para pengusaha harus berperan aktif dalam mengelola perusahaannya. Di dalam setiap usahanya, setiap perusahaan baik itu kecil maupun besar mempunyai sasaran dan tujuan. Tujuan umum perusahaan adalah menciptakan dan mendistribusikan barang atau jasa  yang dibutuhkan oleh masyarakat secara ekonomis dan efisien agar diperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut di dalam setiap usahanya, perusahaan selalu memerlukan perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian atau pengawasan.
 Semakin kompleksnya masalah menyebabkan banyak kegiatan yang harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Adapun rencana yang baik adalah suatu perencanaan yang dimulai dengan penetapan tujuan dasar perusahaan yang terkendali, atas dasar tujuan tersebut disusun suatu rencana jangka panjang dan jangka pendek yang bersifat operasional. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan suatu sistem perencanaan dan pengendalian yang terpadu (Integrated) yang kemudian dikenal dengan istilah anggaran perusahaan. Anggaran merupakan rencana tertulis manajemen mengenai kegiatan–kegiatan yang akan dilakukan untuk suatu jangka waktu tertentu. Jadi anggaran harus mencerminkan secara formal kebijaksanaan, rencana, sasaran dan tujuan yang telah digariskan pimpinan. Dengan demikian anggaran dapat dipakai sebagai alat pengendalian untuk membandingkan sampai dimana hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan di perusahaan industri kerajinan anggaran dibutuhkan dijalankan untuk kegiatan operasional dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang diharapkan oleh suatu perusahaan.
Anggaran disusun oleh manajemen untuk dalam jangka waktu satu tahun membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan, tanpa  anggaran dalam jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah dengan pengorbanan sumber daya yang  tidak terkendali ‘at any cost’ (Mulyadi, 2001 : 489). Di perusahaan manufaktur anggaran dibutuhkan untuk menjalankan  kegiatan-kegiatan  operasional dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang diharapkan.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, suatu perusahaan manufaktur memerlukan biaya produksi yang merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam hubungan dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Oleh karena itu diperlukan pengolahan yang baik terhadap biaya produksi, alat yang dapat digunakan untuk pengelolaan biaya produksi adalah penyusunan anggaran biaya produksi. Pembuatan anggaran biaya produksi merupakan suatu cara yang efektif untuk perencanaan dan mengendalikan biaya produksi.
Aspek penting dari pengendalian yang sering diabaikan adalah hubungan antara pengendalian dan tindakan. Pengendalian tidak dapat bersifat “ex-post facto” artinya tidak dapat diterapkan terhadap sesuatu  yang telah terjadi. Jadi pengendalian yang efektif harus diterapkan pada setiap titik kegiatan atau tindakan pada saat komitmen dilaksanakan.
Untuk menilai keefektifan pengendalian maka penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan anggaran dianalisis dan dicari penyebabnya untuk dasar bagi penyusun anggaran dalam merancang tindakan koreksi yang diperlukan dan untuk penilaian kinerja penyusun anggaran (Mulyadi, 2001 : 495). Sehingga tujuan yang tidak ditetapkan semula dapat dicapai.
CV Binangkit Rajapolah Tasikmalaya merupakan salah satu badan usaha  yang  bergerak dalam bidang industri kerajinan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dalam meningkatkan efesiensi dan efektivitas usahanya, perusahaan melakukan hal yang sama dalam pengelolaan biaya produksi yaitu dengan penyusunan anggaran biaya produksi. Perusahaan tersebut melakukan penyusunan anggaran biaya produksinya secara berkala yaitu satu tahun, hal ini dilakukan agar operasi perusahaan dapat terarah dan sekaligus  sebagai pengendalian biaya produksi yang bersifat rutin.
Dalam penelitian ini, penulis merujuk pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Adapun hasil penelitian-penelitian sebelumnya tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Yadi Suryadi (1999), mengambil judul penelitian “Peranan Penyusunan Anggaran Terhadap Peningkatan Efektivitas Biaya Produksi.” (Studi Kasus Pada PT. Kujang Cikampek). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa penyusunan anggaran oleh perusahaan dapat berperan dalam meningkatkan efektivitas biaya.
2.      Lina Herlina (2005), mengambil judul penelitian “Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor.” (Studi Kasus Pada PT. Pelangi Wawasan Nusantara Tasikmalaya). Hasil penelitiannya menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara efisiensi biaya produksi terhadap laba kotor sebesar 0,05.
3.      Syamsul Arief (2002) mengambil judul penelitian “Peranaan Anggaran Biaya Proyek dalam Pengendalian Biaya Proyek.” (Studi Kasus Pada PT. Mudisa Utama Jakarta). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa anggaran biaya proyek dapat berperan dalam pengendalian biaya proyek.
Adapun perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah sebagai berikut :

No
Penelitian Sebelumnya
Penelitian Sekarang
1.
Penulis                     :   Yadi Suryadi (1999)
Judul                        :   Peranan Penyusunan Anggaran Terhadap Peningkatan Efektivitas Biaya Produksi
Studi Kasus            :   PT. Kujang Cikampek
Alat Analisis           :   Penyimpangan atau analisa selisih antara anggaran dan realisasinya.   
Objek Penelitian    :   Penyusunan Anggaran, peningkatan efektivitas biaya produksi.             

Penulis                     :   Dedi Rustandi (2005)
Judul                        :   Pengaruh Anggaran Biaya Produksi Terhadap Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi.
Studi Kasus            :   CV. Binangkit Rajapolah Tasikmalaya
Alat Analisis           :   Analisis Kompabilitas

2.
Penulis                     :   Lina Herlina (2005)
Judul                        :   Pengaruh Efisiensi Baiya Produksi Terhadap Laba Kotor.
Studi Kasus            :   PT. Pelangi Wawasan Nusantara Tasikmalaya.
Alat Analisis           :   Koefisien Korelasi dan Determinasi
Objek Penelitian    :   Efisiensi Biaya Produksi dan Laba Kotor 


3.
Penulis                     :   Syamsul Arief (2002)
Judul                        :   Peranan Anggaran Biaya Proyek Dalam Pengendalian Biaya Proyek.
Studi Kasus            :   PT. Mudisa Utama Jakarta
Alat Analisis           :   Analisis Selisih.              
Objek Penelitian    :   Peranan Anggaran Biaya Proyek Dalam Pengendalian Biaya Proyek.


Berdasarkan uraian di atas maka penulis  tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Anggaran Biaya Produksi Terhadap Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus Pada CV Binangkit Rajapolah Tasikmalaya)”.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka  penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana anggaran biaya produksi yang diterapkan pada CV. Binangkit Rajapolah Tasikmalaya.
2.      Bagaimana efektivitas pengendalian biaya  produksi  CV Binangkit Rajapolah Tasikmalaya.
3.      Bagaimana pengaruh anggaran biaya produksi terhadap efektivitas pengendalian biaya produksi pada CV Binangkit Rajapolah Tasikmalaya.

1.3    Tujuan Penelitian
1        Untuk mengetahui penerapan anggaran biaya produksi pada CV Binangkit Tasikmalaya.
2        Untuk mengetahui efektivitas pengendalian biaya produksi pada CV Binangkit  Tasikmalaya.
3        Untuk mengetahui pengaruh anggaran biaya produksi terhadap efektivitas pengendalian  biaya produksi pada  CV  BINANGKIT Tasikmalaya.
1.4     Kegunaan penelitian
Dengan melakukan penelitian, penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.      Bagi Penulis
Dapat lebih memahami dan mendalami pengertian anggaran (budget) khususnya anggaran biaya produksi serta manfaat penerapan dan penggunaan anggaran biaya produksi dalam kerangka meningkatkan efektivitas pengendalian biaya produksi.
2.      Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang berguna dan menjadi masukan yang positif bagi perusahaan di dalam menentukan kebijakan perusahaan pada masa yang akan datang khususnya pada bidang anggaran.
3.   Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian penulis ini, diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5  Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan barang-barang atau jasa merupakan kegiatan untuk menambah kegunaan dari masukan menjadi keluaran. Kegiatan tersebut dilakukan melalui proses produksi. Untuk melakukan proses produksi tersebut diperlukan adanya beberapa masukan. Masukan tersebut antara lain adalah bahan baku yang dipergunakan dalam proses tersebut, tenaga kerja yang diperhitungkan, dana yang tersedia untuk modal kerja, terutama dalam hal ini guna pembiayaan bahan baku dan tenaga kerja langsung dipergunakan dalam proses produksi tersebut, ditambah dengan beberapa bahan pembantu.
Dalam pengelolaaan perusahaan, manajeman menetapkann tujuan yaitu hasil yang ingin dicapai dan sasaran yaitu target tertentu yang diharapkan untuk mencapai tujuan. Dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut (Mulyadi, 2001 : 487).
Rencana ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau pemberitaan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Rencana diperlukan oleh perusahaan seperti pedoman kerja di waktu yang akan datang, sebagai alat pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, dan sebagai alat pengawasan terhadap realisasi dari rencana tersebut di waktu yang akan datang. Dengan adanya suatu rencana, maka kegiatan-kegiatan seluruh bagian dalam perusahaan akan saling menunjang, bahu membahu secara bersama menuju ke sasaran yang telah ditetapkan (Munandar, 2004 : 1-4).
Perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian atau pengawasan adalah suatu rangkaian yang harus ada di dalam setiap perusahaan. Apabila di dalam perusahaan tidak terdapat perencanaan dan pengendalian yang terpadu akan menyebabkan ketidakmampuan individu dalam mencapai tujuan organisasi (perusahaan), sebagai alat pengendalian untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penyusunan anggaran.
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yaitu diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001 : 488). Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Tanpa didasarkan pada rencana kerja kegiatan jangka panjang yang disusun sebelumnya, anggaran sebenarnya tid
Suatu aktivitas akan tercapai apabila terdapat rencana yang memadai. Langkah pertama dalam perencanaan adalah penentuan tujuan.setelah tujuan ditentukan, maka tahap perncaanaan berikutnya adalah penentuan strategi pokok yng akan digunakan untuk mencapai tujuan. Tahap selanjutnya adalah penyusunaan program, dan tahap terakhir adlah penyusunaan anggaran dan mempertimbagkan pengaruh lingkungan luar dan kondisi-kondisi perusahaan (Supriono, 2001:83).
Dalam tahap terakhir dalam perncanaan adalah penyusunan anggaran.untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan beberapa pengertian anggaran sebagai berikut :     
Anggaran disusun oleh manajemen untuk dalam jangka waktu satu tahun membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan, tanpa anggaran dalam jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah dengan pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali “at any cost” (Mulyadi, 2001 : 489)
Penyusunan anggaran sudah menjadi suatu keharusan karena dengan penyusunan anggaran yang baik berarti perusahaan tersebut telah mempunyai suatu perencanaan yang matang dalam menjalankan operasinya.
Anggaran adalah suatu rencana kegiatan yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun (Mulyadi, 2001 : 501)
Anggaran memiliki fungsi yang sangat penting antara lain (1) merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja, (2) merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan, (3) berfungsi sebagai alat komunikasi intern, (4) berfungsi sebagai tolak ukur, (5) berfungsi sebagai alat pengendalian, (6) berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi (Mulyadi, 2001 : 302)
Pada perusahaan yang memproduksi suatu barang, biaya produksi memegang peranaan penting di dalamnya karena suatu barang dapat diproduksi oleh perusahaan, jika terdapat biaya produksi didalam anggaran perusahaan tersebut. (mulyadi : 2001).  
Salah satu jenis anggaran yang penting bagi perusahaan adalah anggaran biaya produksi, karena biaya produksi merupakan salah satu biaya yang penting pada perusahaan,tanpa biaya produksi kegiatan operasi perusahaan tidak  akan berjalan (Mulyadi, 2001 : 489).
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi : 1999).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya anggaran biaya produksi merupakan perencanaan mengenai biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan perusahaan, maka penyusunaan anggaran biaya produksi difokuskan pada ketiga biaya tersebut.    
Anggaran biaya produksi yang baik harus dihubungkan dengan perencanaan dan pengendalian, perencanaan yang baik tanpa pengendalian berakibat pemborosan dana dan waktu, sedangkan tanpa perencanaan tidak dapat dilakukan pengendalian ke arah tujuan yang ingin dicapai. (Supriyono, 2001 : 85).
Sedangkan Munandar (2001 : 134-157) mengemukakan pengertian anggaran biaya produksi, yaitu sebagai berikut:
1.      Angaran biaya bahan baku adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang biaya bahan baku untuk produksi selama periode yang akan datang.
2.      Anggaran biaya tenaga kerja langsung, adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang.
3.      Anggaran biaya overhead, adalah anggaran yang akan merencanakan secara lebih terperinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang.
Prosses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan melibatkan berbagai pihak baik manajer tingkat atas maupun manajer  tingkat bawah yang akan memainkan peranaan dalam mempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternatif  dari tujuan anggaran, dimana anggaran senantiasa digunakan sebagai tolok ukur terbai kinerja manajer (kren leslie seperti dikutip oleh widi hariyanti dan Mohamad Nazir, 2002 : 685)
Menurut Widi Harianti dan Mohamad Nazir (2002 : 698) partisipasi mempunyai pengaruh kuat terhadap kinerja manajerial. Untuk meningkatkan partisipasi bawahan sehingga dapat tercermin dalam anggaran akhir dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1.      Menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh bawahan dengan akses yang mudah.
2.      Memberikan kebebasan berekspresi bawahan, sehingga tercermin dengan dinamisnya kerja karyawan dalam partisipasi penyusunaan anggaran, serta diberikan kesempatan untuk memegang kendali.
3.      memberikan pengakuan  untuk setiap apa yang dilakukan karyawan yang menghasilkan sesuatu yang berguna.
4.      meningkatkan keahlian karyawan dengan memberikan wawasan yang sedang berkembang.
5.      Pemberian imbalan baik berupa materi maupun non materi.
Penyusunaan anggaran biasanya dikoodinasi oleh komite anggaran dan departemen anggaran. Komite anggaran anggotnya terdiri atas manajer divisi dan manajer lainya yang melaksanakan fungsi-fungsi pokokkegiatan suatu organisasi atau unit organisasi (Supriono, 2001 : 92).
Perencanaan dan pengendalian mempunyai 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu : (a) perencanaan berhubungan dengan pengembangan tujuan masa depan dan penyusunan berbagai anggaran untuk mencapai tujuan tersebut sedangkan pengendalian berhubungan dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk menjamin bahwa tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dan untuk menjamin bahwa semua bagian dalam organisasi berfungsi secara konsisten dengan kebijakan organisasi, (b) agar dapat efektif, sistem anggaran yang baik harus dihubungkan dengan perencanaan dan pengendalian, perencanaan yang baik tanpa pengendalian yang efektif berakibat pemborosan dana dan waktu. Sebaliknya, tanpa perencanaan tidak dapat dilakukan pengendalian kearah tujuan yang ingin dicapai (Suprioyono, 2001 : 85).
Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan antara rencana dengan pelaksanaaannya sehingga dapat ditentukan penyimpangan yang timbul apakah sudah menjadi tanda bahaya bagi organisasi atau unit-unit lainya. Penyimpangan tersebut digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk poerbaikan dimasa yang akan datang (Supriyono, 2000: 43).
Untuk lebih jelasnya penulis akan mengemuakakan beberapa pengertian pengendalian biaya sebagai berikut :
Menurut Henry Simamora (2002:329) “Pengendalian biaya adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja standar, penganalisaan selisih-selisih yang timbul guna  mengidentifikasi penyebab-penyebab yang dapat dikendalikan dan pengambilan tindakan untuk dapat membenahi atau menyesuaikan perencanaan dan pengendaliaan pada masa yang  akan datang.”
J.B. Heckert yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendra (1997 : 83) mengemukakan proses pengendalian meliputi empat langkah dasar sebagai berikut :
1.      Menetapkan standar pengukuran (anggaran)
2.      Membandingkan realisasi dengan standar (anggaran)
3.      Mencari sebab-sebab terjadinya penyimpangan (analisis varians)
4.      Mengambil tindakan korelasi (perbaikan)
Lebih lanjut Heckert (1997:83) menjelaskan tahapan tersebut sebagai berikut : Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan standar oleh orang yang cakap menurut pengalaman yaitu dengan tujuan memutuskan pemecahan pelaksanaan yang baik yang dapat dicapai dan pengukuran yang digunakan adalah anggaran biaya produksi. Kemudian tahap standar dimana yang diperoleh sesungguhnya harus dilaporkan dan dibandingkan dengan standar. Tahap ketiga dilaksanakan berdasarkan hasil laporan dari tahap kedua. Dengan melakukan analisa terhadap selisih yang timbul tersebut dan kemudian dilaporkan kepada pihak yang bertanggung jawab. Maka tahap keempat atau tahap akhir yaitu pengambilan tindakan perbaikan atas tindakan yang telah diambil. Dengan demikian untuk memudahkan proses pengendalian proses produksi maka digunakan anggaran.
Perbandingan antara hasil aktual dengan tujuan yang direncanakan dan standar merupakan pengukuran efektivitas pengendalian selama periode tertentu dimasa yang lalu, hal ini memberikan dasar untuk melakukan umpan balik yang efektif, (Welsch, Hilton dan Gordon dialih bahasakan oleh Purwatiningsih dan Maudy, 2000 :15).
Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapinya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Malayu S.P. Hasibuan, 2001 : 242).
Pengendalian selalu berorientasi ke masa depan, karena baik tujuan maupun perilaku yang akan diwujudkan dan diharapkan merupakan objek yang berdimensi masa depan. Oleh karena itu, apa yang terjadi di masa lalu tidak relevan dengan pengendalian kecuali jika yang terjadi di masa lalu dapat diproyeksikan ke masa depan.
Anggaran harus dicapai dan perusahaan harus dikendalikan pada arah tujuan tersebut. Dengan demikian anggaran menjadi alat pengendalian untuk tujuan pengendalian ini, hasil-hasil operasi per hari, per minggu atau per bulan yang sesungguhnya akan dibandingkan dengan anggaran. Varians dianalisa dan diambil tindakan perbaikan bilamana perlu sangat sering keadaan memaksa perusahaan menyimpang dari arah tujuan, sehingga harus disusun lagi suatu gambaran yang baru artinya rencana atau anggaran harus direvisi. (J.B. Heckert dialihbahasakan oleh Gunawan Hatauruk : 1997 : 170).
Untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam anggaran biaya produksi dapat dilakukan pengendalian dengan membandingkan data hasil pengamatan (observation) berupa catatan realisasi biaya produksi dengan data yang diharapkan (expectation) yang dalam hal ini adalah anggaran biaya produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah perbandingan tersebut dilakukan barulah dapat diketahui berapa jumlah selisih secara keseluruhan antara realisasi biaya produksi dengan anggaran biaya produksinya.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis dapat mengambil hipotesis penelitian sebagai berikut :
“Anggaran biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian biaya produksi.”
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu suatu metode yang diteliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Moh. Nazir, 1999 : 63).
Sedangkan studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. (Moh Nazir, 1999:66)
6.1.2. Operasional Variabel
Sesuai dengan judul skripsi yang penulis ambil, maka terdapat dua variabel penelitian yaitu :
1.      Variabel Independen (X)
Yang dimaksud variabel independen yaitu suatu variabel bebas yang mempengaruhi variabel dependen atau variabel yang berdiri sendiri dan tidak tergantung pada variabel lain. Dengan indikatornya anggaran biaya produksi per tahun selama 5 tahun (1999-2004) dengan menggunakan skala rasio.
2.      Variabel Dependen (Y)
Yang dimaksud variabel terikat atau tidak bebas atau dengan kata lain variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan indikator selisih atau penyimpangan antara biaya produksi yang dianggarkan dengan realisasinya selama 5 tahun dengan menggunakan skala rasio.
Untuk lebih jelasnya operasionalisasi variabel dapat dilihat dalam tabel operasionalisasi variabel di bawah ini :
Tabel 6.1.2
Operasionalisasi Variabel

Variabel

Definisi variabel

Indikator

Satuan ukur

Skala


Anggaran biaya produksi
(X)

Perencanaan mengenai biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan perusahaan


-      Anggaran biaya bahan baku per tahun
-     Anggaran biaya tenaga kerja langsung per tahun
-    Anggaan biaya bahan pembantu per tahun


Rupiah

Rasio

Pengendalian biaya produksi (Y)

Pengendalian biaya adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja standar, penganalisaan selisih-selisih yang timbul guna mengidentifikasikan penyebab-penyebab yang dapat dikendalikan dan pengambilan tindakan untuk dapat membenahi atau menyesuaikan perencanaan dan pengendalian pada masa yang akan datang


Selisih antara anggaran biaya produksi  per tahun dengan biaya produksi sesungguhnya (realisasi)

Rupiah

Rasio


6.1.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui :
§  Penelitian Lapangan
Yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan mengadakan survei langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian, dengan sumber data melalui: 
a.       Observasi
Penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
b.      Dokumentasi
Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat, melihat, dan mengamati laporan-laporan serta formulir-formulir yang terdapat di perusahaan.
c.       Wawancara
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan berbagai pihak yang kompeten dengan masalah yang diteliti.
§  Studi Kepustakaan
Yaitu penelitian melalui buku-buku literatur yang ada hubungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan objek masalah yang diteliti.

6.1.4        Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Pada proses analisis data meliputi penetapan statistik uji dan pengujian hipotesis
   Statistik Uji
Uji Kompabilitas (goodness of fit)
Yaitu pengujian yang dimaksudkan untuk melihat apakah keadaan yang sebenarnya terjadi sesuai dengan keadaan yang seharusnya terjadi.
=
(Sudjana, 2002 : 273)
Keterangan :
Oi     = frekuensi data hasil pengamatan (observation)
Ei     = frekuensi data yang diharapkan (expectation)
= banyaknya klasifikasi atau kategori
   Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ditempuh melalui prosedur sebagai berikut :
a.       Penetapan hipotesis operasional
Rancangan hipotesis ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara variabel X terhadap Y dimana hipotesis nol (Ho) yaitu suatu hipotesis yang umumnya diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis pengganti (Ha) yang merupakan hipotesis penelitian dari penulis (Sidney Siegel : 1997) adalah sebagai berikut :
Ho :  = 0 : Anggaran biaya produksi
Ha :  = 0 : Anggaran biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap pengendalian biaya produksi.
b.      Penetapan tingkat signifikan
Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dengan taraf nyata 5% (= 0,05).
c.       Melakukan uji signifikansi dengan menggunakan Uji tanda. Uji tanda akan diambil berdasarkan data yaitu tanda positif (+) dan tanda negatif (-) yang diperoleh dari hasil pengamatan. h hitung menyatakan banyaknya tanda positif atau negatif yang paling sedikit.
d.      Kaidah keputusan :
-           Terima Ho jika h hitung > h tabel
-           Tolak Ho jika h hitung £ h tabel
e.       Kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini dilakukan berdasarkan hasil pengelolaan data pengujian statistik.

6.1.5        Tempat Waktu Penelitian
Tahap penelitian dilakukan mulai dari orientasi, pengumpulan data, pengolahan data sampai penulisan. Rencana kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di CV Binangkit yang beralamatkan di Jalan Raya Rajapolah No 309 Tasikmalaya 46166 Tasikmalaya
2.      Jadwal Penelitian

Pengunjung