Adzan | Lafadz Adzan dan Sejarah di Syariatkannya Adzan

Sahabat Adin Blog yang saya hormati kali ini penulis akan memberikan lagi sesuatu yang bermanfaat buat kalian semua, yaitu sebuah Posting Religi dan Islami yaitu mengenai Adzan | Lafadz adzan dan sejarah disyariatkannya adzan. Nah untuk lebih  jelasnya mengenai artikel ini, mari kita simak pembahasan tuntasnya dibawah ini:

Adzan merupakan syariat Islam yang tidak akan pernah hilang suaranya dimuka bumi ini. Fungsi atau tujuan disyariatkannya adzan yaitu untuk memberi tahu bahwa waktu sholat telah datang, tapi walaupun fungsi adzan berkaitan erat dengan sholat namun disyariatkannya adzan itu setelah disyariatkannya sholat wajib yang 5 waktu.
Adzan, adalah media luar biasa untuk mengumandangkan kalimat toyyibah yang bermuatan aqidah atau tauhid terhadap yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad SAW.
- Play Suara Adzan Yang Merdu | Shaikh Mishary Alafasy  + Download

Pada Suatu waktu Nabi menyuruh kepada para sahabatnya untuk melakukan musyawarah mengenai alat atau tanda bahwa waktu sholat telah datang,  di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu salat telah masuk. Apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup trompet seperti yang biasa dilakukan oleh orang yang Beragama Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh yang Beragama Nasrani. ada seorang sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu salat tiba, maka segera dinyalakan api seperti yang biasa dilakukan oleh Orang yang Beragama Majusi, pada tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa dengan mudah melihat ketempat itu, atau setidak-tidaknya asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Yang melihat api itu dinyalakan hendaklah datang menghadiri salat berjamaah. Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi alsannya karena menyerupai kelompok Agama Tertentu, tetapi beliau menukar lafal itu dengan assalatu jami’ah (marilah salat berjamaah). (KYP3095)

Lantas, ada usul dari Umar bin Khattab jikalau ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk salat pada setiap masuknya waktu salat. Kemudian saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad SAW juga menyetujuinya.
Asal muasal adzan berdasar hadits
Lafal adzan tersebut diperoleh dari hadits tentang asal muasal adzan dan iqamah:
Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid berkata sebagai berikut: Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual kepadaku saja. Orang tersebut malah bertanya, Untuk apa? Aku menjawabnya, Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat. Orang itu berkata lagi, Maukah kau kuajari cara yang lebih baik? Dan aku menjawab Ya! Lalu dia berkata lagi dan kali ini dengan suara yang amat lantang:
  1. Allahu Akbar Allahu Akbar
  2. Asyhadu alla ilaha illallah
  3. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
  4. Hayya alash sholah (2 kali)
  5. Hayya alal falah (2 kali)
  6. Allahu Akbar Allahu Akbar
  7. La ilaha illallah
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad.SAW, dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad. SAW, bersabda, Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu karena dia memiliki suara yang amat lantang. Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal. Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad, SAW.
Adzan, adalah media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap yang Maha Fenomena Adzan
Tahukah anda bahwa adzan itu berkumandang sepanjang waktu, setiap detik di seluruh penjuru dunia. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan waktu dan letak geografis masing-masing wilayah daerah atau negara. Sebelum adzan Subuh sempat berkumandang di wilayah terbarat benua Afrika, adzan Dzuhur pun siap berkumandang menjelajah belahan dunia lainnya.
Sementara kumandang adzan Dzuhur belum sempat terdengar kembali di bagian timur Indonesia, adzan Ashar telah siap menjelajah bagian dunia lainnya.
Saat gema adzan Ashar belum selesai, adzan Maghrib telah merambah bumi ini.
Selang beberapa saat adzan Isya’ pun siap melanjutkan.
Ketika gema adzan Isya’ belum selesai di benua Amerika, adzan Subuh sudah kembali terdengar di sebagian wilayah Indonesia.

Seiring bergantinya siang dan malam, ternyata adzan akan selalu berkumandang di bumi ini.
Tanpa kita sadari, para muadzin di seluruh penjuru dunia ini tak henti-hentinya bersahutan mengumandangkan adzan.
Insya Allah gema adzan akan terus mengawal dunia berputar hingga akhir zaman.
Subhanallah, betapa Maha Sempurnanya Alloh ta’ala sehingga Dia bisa memperhitungkan segala-galanya. Dia membuat bumi dengan perbedaan waktu dan matahari dan seisinya penuh dengan hikmah yang sangat agung.
Jika kita dapat merenungkan dan mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya, tentunya akan semakin besarlah pengagungan kita kepada-Nya dan tidak ada alasan lagi bagi kita untuk meninggalkan perintah-Nya karena adzan selalu memanggil-manggil kita untuk bersujud pada-Nya. Allohu Akbar…!!.?

Allohu Akbar, itulah puja-puji yang sepatutnya kita gemakan ketika mendapati fenomena ini… Terhentak rasanya, bagaimana tidak, ternyata kalimat takbir, “ALLOHU AKBAR, ALLOHU AKBAR, ALLOHU AKBAR (Alloh Yang Maha Besar, Alloh Yang Maha Besar, Alloh Yang Maha Besar…)” selalu dan senantiasa bergema dan saling sahut-menyahut mengiringi perjalanan manusia… Bisa kita bayangkan bagaimana kalimat-kalimat ini naik ke atas langit, memenuhi angkasa yang sangat luas…, berkeliling dengan gerakan perputaran yang teratur dan sangat indah, sekaligus meneriakkan lantang kepada kita, “Afala ya’qiluun…?” “Afala yatadabbarun…?” Betapa kebesaran Alloh ta’ala begitu tampak jelas di hadapan kita.

Pengunjung