Makalah Pendidikan | Efektifitas & Efisiensi Pembelajaran (Metode yang Efektif & Efisieun)

Pada postingan kali ini sekarang admin akan membahas sebuah Makalah tentang Efektifitas dan Efisiensi Pembelajaran yang memang sangat penting buat seorang calon pengajar/pendidik atau yang sudah menjadi Pendidik sekalipun ini saya kira penting, setidaknya untuk mengetahui Teknik Pembelajaran yang Efektif dan Efisien.

Ilmu pengetahuan dan Teknologi melaju dengan cepat. Dunia informasi dan ketatnya persaingan memaksa kita berdiri kokoh menyusul perubahan zaman yang dinamis.
Dunia pendidikan diciptakan untuk menjawab segala tantangan. Oleh karena itu, para pendidik diharapkan mampu menelurkan generasi penerus yang berkualitas dan pada akhirnya mampu menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara.

Kerasnya tuntunan bagi pada pendidik dan dinamisnya perubahan zaman, membawa kita untuk mencari metode dan model pembelajaran seperti apa sesuai sehingga pembelajaran itu efektif dan efisien.
Perbedaan gaya belajar pada peserta didik harus disadari sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran yang efektif dan efisien.
Hadirnya manajemen kelas berbasis teknologi adalah sebagai usaha pencapaian pembelajaran yang efektif dan efisien.

Agar pembahasan dalam penulisan makalah ini tersusun secara sistematis, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Apakah pembelajaran yang efektif dan efesien itu ?
  2. Metode pembelajaran seperti apa yang dapat diwujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien ?
  3. Apa saja alternatif model pembelajaran yang efektif dan efisien ?
  4. Apa saja perbedaan gaya belajar anak didik ?
  5. Apakah manajemen kelas berbasis teknologi itu ?
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:
  1. Untuk mengetahui pembelajaran yang efektif dan efisien.
  2. Untuk menjelaskan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
  3. Untuk menjelaskan elternatif model pembelajaran yang efektif dan efisien.
  4. Untuk mengetahui perbedaan gaya belajar anak didik.
  5. Untuk menjelaskan Manajemen Kelas Berbasis Teknologi.
                                                                            PEMBAHASAN
2.1 Pembelajaran Yang Efektif dan Efisien
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik.
Proses pembelajaran yang efektif dan efisien tersevut melalui pembelajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. § Berpusat pada peserta didik
  2. § Interaksi edukatif antara guru dengan peserta didik
  3. § Suasana yang demokratis, menyenangkan dan kreatif
  4. § Penggunaan variasi metode mengajar
  5. § Profesionalisme guru yang tinggi
  6. § Bahan yang sesuai dan bermanfaat
  7. § Lingkungan yang kondusif
  8. § Sarana belajar yang menunjang
Efektivitas sebenarnya ditentukan dengan menetapkan sampai sejauh mana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mewujudkan tujuan yang harus dicapai sedangkan efisiensi diukur berdasarkan jumlah komponen yang digunakan untuk mewujudkan hasil yang ingin dicapai.
Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya (Gie : 1985). Efesiensi ada dua macam yakni Efisiensi usaha belajar yang dilihat dari prestasi belajar yang dii inginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal, sedangkan efisiensi hasil belajar dilihar apabila dengan usaha belajar yang tinggi.
Proses belajar yang dipercepat merupakan proses belajar yang efisien. (Thomas L. Madden M.A 2002 : 3).
Pada dasarnya pembelajaran yang efektif dan efisiensi tidak mungkin lepas dari kemampuan dan keterampilan seorang guru (pendidik) bagaimana dia dapat mengimplementasikan ilmunya dalam proses interaksi edukatif. Kemantapan penggunaan metode mengajar, pengelolaan kelas dan memenej kelas, pengoptimlan situasi dan kondisi berlangsungnya proses belajar mengajar hingga penggunaan media belajar.
Dari hasil uraian diatas, pembelajaran yang efektif dan efisien adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara maksimal dengan penggunaan komponen pembelajaran yang minimal. Komponen dalam hal ini adalah waktu, tenaga, dan biaya.
Dengan demikian kita dapat melihat fungsi penilaian (evaluasi) sebagai titik akhir pencapaian keberhasilan dan titik awal perbaikan. Nursyid Sumaatmadja (1985) menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan nilai suatu program, proses, dan hasil pendidikan.

2.2 Metode Pembelajaran Yang Efektif dan Efisien
Metode pengajaran menurut Nursid Sumaatmadja (1984 : 95) adalah:
“Suatu cara yang didalam fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan”. Ada dua bentuk metode interaksi edukatif yaitu metodi didalam kelas dan luas kelas. Mengingat yang dihadapi adalah murid sekolah dasar maka dua jenis metode interaksi edukatif ini dirasa perlu dikuasai, lebih itu, guru harus mampu mengembangkannya sehingga pembelajaran yang efektif dan efisien tercapai.

Perlu diingat, metode yang efektif dan efisien itu metode yang sesuai dengan bahan ajar, karakter peserta didik, tujuan belajar agar tepat sasaran . sebenarnya bukan hanya metode saja yang perlu diperhatikan tapi keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan oleh teknik dan sumber belajar yang akan digunakan.
Faktor penunjang pembelajaran yang efektif dan efesien pasti dapat diciptakan kondisi-kondisi yang menyenangkan bagi perkembangan kreativitas peserta didik.
Donald J. Treffinger (1980) mengemukakan sejumlah pengalaman belajar yang dapat dikembangkan oleh guru yaitu :
  1. § Menciptakan tugas yang dikehendaki perserta didik sehingga mereka terlibat dengan antusiasme yang tinggi .
  2. § Pembelajaran dilandasi oleh currosity (rasa ingin tahu) siswa.
  3. § Pembelajaran hendaknya memungkinkan peserta didik mengembangkan kepekaan terhadap masalah dan tantangan.
  4. § Pembelajaran hendaknya mengkondisikan peserta didik untuk mempertimbangkan ide yang berbeda dan alternatif pemecahan masalahnya.
  5. § Evaluasi hendaknya mempertimbangkan karakteristik anak, potensi anak, kondisi anak, pokok bahasan, dan lingkungan anak didik.
  6. § Pembelajaran mengacu kepada pengalaman belajar sehingga peserta didik diberi kebebasan untuk bereksperimen dan mengeksplorasi pengetahuan.
Peserta didik perlu dihadapkan pada persoalan riil dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman belajar harus mengantarkan pesera didik untuk memecahkan masalah dan mengidentifikasikan tantangan-tantangan baru.
Pada dasarnya faktor menunjang pembelajaran yang efektif dan efisien terletak pada pendidik, peserta didik dan sumber belajar. Pengajar sebagai fasilitator, pembimbing, dan sebagai manajer kelas dan perserta didik sebagai objek dan subjeknya dimana ketiganya saling berpengaruh satu sama lain dimana proses pembelajaran akan bermakna bila sumber belajarnya tepat dan sesuai.

2.3 Alternatif Model Pembelajaran
Pada rentangan usia dini seluruh aspek perkembangan kecerdasar seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembangan sangat luar biasa. Tingkat perkembangan ini masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana.
Sesuai dengan tahap perkembangan anak yang melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) pembelajaran tematik akan mengembangkan anak untuk berfikir holistik dan memberikan kemudahan bagi peserta didik.
Menurut Piaget (1950) setiap anak memiliki struktur kongitif yang disebut schemata sebagai hasil pemahaman terhadap objek ada dilingkungannya, pemahaman berlangsung melalui proses asimilasi dan akomodasikan untuk menafsirkan objek. Kedua proses tersebut berlangsung terus menerus dan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman terhadap siswa, memberikan pengalaman langsung. Pemisahan pelajaran tidak bergitu jelas sehingga terfokus pada pembehasan tema dalam pembelajaran, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, sifatnya yang fleksibel, hasil pembelajaran disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa, menggunakan prinsip dasar belajar yang menyenangkan.
Fungsi pembelajaran terpadu adalah mengefektifkan dan mengefisiensikan terhadap pembelajaran kajian materi sehingga siswa dapat dengan cepat menyelesaikan studi materinya.
Jenis pembelajaran terpadu ada 3 model yaitu :
  1. § Conected Model (keterhubungan) model ini memadukan materi-materi yang saling berhubungan dalam satu mata pelajaran tertentu (inter-mata pelajaran) dengan satu tema yang ditentukan.
  2. § Webbed Model (jaringan laba-laba) midel ini memadukan materi-materi yang saling terkait dengan tema yang telah ditentukan dan memungkinkan mengambil materi dari mata pelajaran lain (antara mata pelajaran)
  3. § Integrated Model (Keterpaduan) Model ini mengaharuskan pendidik untuk menentukan materi-materinya terlebih dahulu dari tiap materi antara mata pelajaran sampai menemukan central cord yaitu materi yang saling tumpang tindih yang kemudian dijadikan tema pembelajaran.
Contoh Bagan Model Pembelajaran


Conected model
Inter mata pelajaran

Webbed Model
Antar mata Pelajaran
2.4 Gaya Belajar Anak Didik
Salah satu cara untuk mulai membuka potensi luar biasa adalah dengan memahami gaya belajar. (Thomas L. Mondden , M.A. : 2002).
Setiap orang punya gaya belajar yang alami dan nyaman. Ketika dipaksa untuk belajar dengan cara lain, akan timbul rasa frustasi atau timbul tindakan menyalahkan diri sendiri karena gaya atau cara belajar yang tidak sesuai.

Setiap anak mempenyai potensi yang sama untuk unggul dalam pembelajaran. Yang perlu guru dan para orang tua lakukan adalah dengan menemukan gaya belajar anak sehingga hal itu dapat memaksilmalkan efisiensi pembelajaran.

Gaya belajar anak terdiri atas cara-cara anak memasukan informasi atau data, ini meliputi:
  1. Area dilihat dari perbedaan dominan kerja pada belahan otak yaitu otak kiri yaitu otak yang logis, berurutan dan analitik sedangkan otak kanan adalah otak yang menggunakan gambar, ritme dan emosi untuk menyerap informasi.
  2. Area Preferensi Sensori informasi dimulai dari indra anak, yaitu ketika informasi baru didapat dari melihat, mendengar m menyentuh, mengecap, atau mencium.
Ada anak yang menggunkan keterampilan audio untuk memproses informasi yang didengar. Ada juga anak yang lebih menggunakan keterampilan visual untuk memperoleh informasi dalam bentuk tulisan. Satu lagi keterampilan yang digunakan anak ketika menyerap informasi yaitu keterampilan fisik atau kinestetis dimana anak laebih sering mengalami sebuah pengalaman belajar melalui peran peragaan atau mengentuh peralatan.
Rangsangan apapun yang mempengaruhi kelima indra akan mempercepat pembelajaran menyerapkan informasi.
Komunikasi antara guru dan orang tua sangan berperan dalam keberhasilan yang dicapai anak. Diharapkan seriap sekolah memiliki buku penghubung sebagai alat komunikasi guru dengan orang tua perserta didik.
Gaya belajar visual membutuhkan alat peraga, mereka bisa menggunakan teknik menghapal dengan menggunakan skema. Jadi bentuk skema.
Gaya belajar bagi anak yang dominan audiotori adalah merekam pembicaraan
Kerucut Pengalaman
“Successful Learning comes from doing” (looper dkk : 1999)
Sumber : Sheal. Peter R. (1989), How To Develop and Present Saff
Traning Courses. Landi. Kogan
Page Ltd.
Gurunya menghasilkan rekaman tadi distel lagi dirumah untuk didengarkan, atau meminta orang tuanya untuk membacakan buku pelajarannya.
Bagi anak yang gaya belajarnya dominan kinesterik, maka ia membutuhkan gerakan dalam belajar . mereka harus diarahkan untuk praktik langsung.
Dengan memahami perbedaan gaya belajar anak, maka Guru sebagai fasilator dan membimbing harus memberikan kesempatan dan keluasaan pada anak agar belajar dengan dengan nyaman dan alami.

2.5 Manajemen Kelas Berbasis Teknologi
Manajemen Kelas Berbasis Teknologi (MKBT) adalah pengelola proses belajar mengajar dikelas secara efektif dan efesien dengan memanfaatkan teknologi komputerisasi. Disini guru berperan mempersiapkan, menata komponen fisi kelas, juga kesiapan siswa untuk menerima pelajaran melalui teknologi komponen.
Pembelajaran tidak hanya terpakau pada kegiatan berbicara dan transfer pengetahuan saja, tetapi guru juga bertinda sebagai coaching (pelatih) dari pada hanya sekedar telling (pembicara) dan spending (penyalur) ilmu pengetahuan.
Pemamfaatan teknologi informasi merupakan basis dalam mengembangkan pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan hasil penelitian , dapat dilihat bahwa teknologi memberikan dan menuntun hal-hal berikut :
  1. Menurut guru melakukan pekerjaan dan alat yang lebih rumit
  2. Guru sebagai pelatih
  3. Menyediakan kesempatan guru untuk memperlajari isi pembelajaran dengan metode yang tepat berdasarkan kurikulum
  4. Motivasi (dorongan) siswa untuk bekerja keras dan berhati-hati dalam belajar
  5. Membangun budaya nilai dan mutu kekerjaan dalam sekolah secara signifikan.
Pengelolaan kelas dengan memanfaatkan teknologi memerlukan persiapan yang matang, baik dari sisi kemampuan guru juga ketersediaan sarana dan sting kelas.
Leingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada kegaiatan belajar yang menyenangkan bagi murid dan guru pun harus bisa mengajar dengan nyaman pula. Hal esensial yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
  1. Perlukan teknologi harus tepat sesuai kebutuhan pembelajar
  2. Kesiapan guru dalam memahami dan mengoprasikan teknologi teknologi yang dimanfaatkan
  3. Memperhatikan unsur keselamatan dan kenyamanan serta keindahan harus tetap terjaga.
Guru yang inovatif sangat dibutuhkan dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang dilakukannya, dimulai dari kegiatan merencanakan (planning). Melaksanakan pembelajaran hingga penilaian hasil belajar dengan kreatifitas guru maka kegiatan pembelajaran bisa lebih efektif dan efisien yakni lebih cepat, lebih berhasil dan lebih bermanfaat bagi muri.

Pengunjung