Makalah Demam Berdarah Dengue | latar belakang | landasan teoritis | definisi demam berdarah & penyebab demam berdarah..!!

Pada postingan kali ini penulis akan membahas Makalah Demam Berdarah Dengue sebagian materi pada mata kuliah Asuhan Keperawatan yang didalamnya inyallah akan dibahas yang latar belakangi, landasan teoritis menurut beberapa ahli, definisi demam berdarah & penyebab demam berdarah, yang mudah-mudahan bermanfaat buat semuanya khususnya yang sudah silaturahmi dan mau membaca artikel tulisan yang ada di Adin blog's ini.
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. iklim tropis ini hanya memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan juga musim kemarau. Disaat adanya pergantian musim kemarau ke musim penghujan merupakan waktu dimana terjadinya perkembangbiakan nyamuk. Selama ini kita pasti tahu dengan yang namanya nyamuk bahkan nyamuk dan manusia hidup berdampingan tanpa batas, namun dari berdampingannya hidup manusia dan nyamuk bukan sebuah keuntungan bagi manusia malah menjadi kerugian yang sangat besar bagi manusia karena nyamuk ini dapat membawa sebuah waba penyakit yang berbahaya bagi manusia, meskipun jumlah nyamuk itu tidak sebanyak manusia tapi keberadaan nya bisa membunuh banyak manusia dengan penyakit yang dibawanya.
Di dunia terutama di indonesia banyak hidup berbagai jenis nyamuk yang berbahaya seperti nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes Africanus, Anopheles dan lain-lain. namun nyamuk yang paling berbahay dan banyak ditemukan disekitaran lingkungan masyarakat adalah nyamuk aedes aegypti, nyamuk ini mempunyai siklus hidup yang unikdari jenis nyamuk yang lainnya karena nyamuk ini hanya bisa bertelur di air yang jernih dan air yang tidak beralaskan tanah.
Nyamuk aedes aegypti ini merupakan nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyakit DBD ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya dari tahun ke tahun terus meningkat dan penyebaran nya pun semakin luas karena penyakit ini mempunyai perjalanan yang sangat cepat dalam penularan nya dan penyakit ini sering menjadi fatal karena banyak penderitanya meninggal akibat penanganannya terlambat.
Awal ditemukan virus dengue pada tahun 1981 di Queensland Australia utara, semenatara untuk serotype 1,2,3 dan 4 virus dengue emdemis di Afrika karena dilaporkan di pantai timur Afrika penyakit yang di duga DBD. untuk si Amerika serotipe ke 4 virus dengue ini menyebar ke Karibia, Amerika tengah dan Amerika selatan hingga Texas pada tahun 1977 sampai 1997. Pada tahun 1990 pernah terjadi kejadian luar biasa penyakit demam berdarah dengue di Meksiko, Karibia, Amerika tengah, Kolombia, Bolivia, Peru.
Di indonesia sendiri penyakit ini ditemukan pertama kali pada tahun 1986 di daerah Jakarta dan Surabaya dan hingga sekarang penyebaran virus dengue ini sudah menyebar ke 33 provinsi, 440 kabupaten/kota yang ada di Indonesia. di jawa sendiri penyakit ini sudah banyak ditemukan dan pada tahun 2007 menurut depkes RI pulau jawa dan bali merupakan pulau yang paling banyak terjangkit demam berdarah dengue ini.
Ketidak tahuan masyarakat terhadap penyakit menjadi salah satu penyebab dari banyak nya orang yang menderita penyakit DBD ini, banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara penanggulangan penyakit DBD ini, dan berpikir jika nyamuk aedes aegypti ini hanya nyamuk biasa yang tidak membawa penyakit, kemudian paradigma masyarakat yang masih menganut paradigma sakit padahal untuk penyakait seperti DBD ini kita harus bisa menerapkan paradigma sehat karena salah satu mencengah penyakit ini agar tidak terjangkit yaitu dengan cara pencegahan ditambah lagi nyamuk aedes aegypti yang menjadi pembawa penyakit ini tumbuh subur di indonesia
Dengan keadaan seperti itu penulis mempunyai inisiatif untuk membuat makalah tentang Demam Berdarah Dengue agar masyarakat bisa lebih tahu tentang penyakit ini, cara penularan penyakit ini dan bagaimana menanggulangi penyakit ini, agar penyakit ini tidak menyebar luas dan tidak menjadi masalah besar di masyarakat
PEMBAHASAN
A. Landasan Teoritis
Menurut Word Health Organization (1995) populasi di dunia diperkirakan berisiko terhadap penyakit DBD mencapai 2,5-3 miliar terutama yang tinggal di daerah perkotaan di negara tropis dan subtropis. Saat ini juga diperkirakan ada 50 juta infeksi dengue yang terjadi diseluruh dunia setiap tahun. Diperkirakan untuk Asia Tenggara terdapat 100 juta kasus demam dengue (DD) dan 500.000 kasus DHF yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dan 90% penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun dan jumlah kematian oleh penyakit DHF mencapai
5% dengan perkiraan 25.000 kematian setiap tahunnya (WHO, 2012).
Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu,terhitung sejak tahun 1968 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertiggi nomor dua di dunia setelah Thailand (Depkes, 2010).
Di Asia Tenggara termasuk Indonesia epidemik DBD merupakan problem abadi dan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak-anak.
Hasil studi epidemiologik menunjukkan bahwa penyakit ini terutama dijumpai pada anak-anak di bawah usia 15 tahun, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat ada kecenderungan peningkatan proporsi penderita DBD pada golongan dewasa dan tidak dikemukakan perbedaan signifikan dalam kerentanan terhadap serangan DBD antar gender (Djunaedi, 2006).
Penyakit DBD menunjukkan fluktuasi musiman, biasanya meningkat pada musim penghujan atau beberapa minggu setelah hujan.
Pada awalnya kasus DBD memperlihatkan siklus lima tahun sekali selanjutnya mengalami perubahan menjadi tiga tahun, dua tahun dan akhirnya setiap tahun diikuti dengan adanya kecenderungan peningkatan infeksi virus dengue pada bulan-bulan tertentu. Hal ini terjadi, kemungkinan berhubungan erat dengan perubahan iklim dan kelembaban, terjadinya migrasi penduduk dari daerah yang belum ditemukan infeksi virus dengue ke daerah endemis penyakit virus dengue atau dari pedesaan ke perkotaan terutama pada daerah yang kumuh pada bulan-bulan tertentu (Soegijanto, 2008).
Penyakit DBD merupakan penyakit endemis di Indonesia, sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, jumlah kasus terus meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadik terjadi KLB setiap tahun, KLB yang terbesar terjadi pada tahun 1998 dilaporkan dari 16 propinsi dengan IR 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR 2,0%, kemudian menurun pada tahun 1999 dengan IR 10,17 per 100.000 penduduk, mengalami peningkatan kembali pada tahun 2000 dengan IR 15,99 per 100.000 penduduk dan kembali meningkat pada tahun 2001 dengan IR 21,66 per 100.000 penduduk, kembali menurun pada tahun 2002 yaitu IR 19, 24 per 100.000 penduduk dan meningkat tajam kembali pada tahun 2003 yaitu IR 23,87 per 100.000 penduduk . Data ini menunjukkan DBD di Indonesia menjadi fenomena yang sangat sulit diatasi dimana kejadian DBD setiap tahunya berfluktuasi (Depkes RI, 2004).
Menurut Depkes RI (2009) pada tahun 2008 dijumpai kasus DBD di Indonesia sebanyak 137.469 kasus dengan CFR 0,86% dan IR sebesar 59,02 per 100.000 penduduk, dan mengalami kenaikan pada tahun 2009 yaitu sebesar 154.855 kasus dengan CFR 0,89% dengan IR sebesar 66,48 per 100.000, dan pada tahun 2010 Indonesia menempati urutan tertinggi kasus DBD di ASEAN yaitu sebanyak 156.086 kasus dengan kematian 1.358 orang (Kompas, 2010).
Tahun 2011 kasus DBD mengalami penurunan yaitu 49.486 kasus dengan kematian 403 orang (Ditjen PP & PL Kemkes RI, 2011).
Sepanjang tahun 2010 di Sumatera Utara ditemukan 8.889 penderita dengan kematian 87 jiwa (1,2%) dengan IR 39,6 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2011 terjadi penurunan hingga 50% dengan jumlah kasus sebanyak 4.535 kasus (IR 10,26 per 100.000 penduduk) dengan kematian 56 kasus (CFR: 1,1%)
Epidemiologi dengue di Batavia disebabkan oleh tiga factor utama, yaitu virus, manusia, dan nyamuk.(David Bylon,1779: )
Demam berdarah dapat menyebabkan perdarahan yang hebat dan 30% kasus dapat menyebabkan kematian.(Sani,1999)
Secara global di dunia dari 2 miliar orang sebanya 100 juta terserang Demam berdarah dan sebanyak 100.000 orang mengalami kematian di india DBD menjadi endemic di daerah perkotaan maupun pedesaan.(Gore,2005)
Kepadatan penduduk dapat meningkatkan penularan kasus DBD dimna dengan semakin banyak manusia maka akan semakin besar peluang nyamuk Aedes aegypti mengigit, sehingga penyebaran kasus DBD dapat menebar dengan cepat dalam suatu wilayah.(Yusmariami,2004)
Faktor keturunan adalah kepekaan masyarakat sebagai host dan nyamuk sebagai perantara vaktor dari virus dengue.(Majalah Kesehatan Masyarakat,2002)
B. Pembahasan
1. Definisi Demam Berdarah Dengue
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sangat kecil yang disebut virus. Sekalipun dengan mikroskop, bibit penyakit ini tetap tidak dapat dilihat. Virus ini termasuk ke dalam kelompok virus yang ditularkan oleh serangga bersegmen yang menggigit, misalnya nyamuk. Pada penyakit demam berdarah, virus ini disebut virus dengue. Sejenis nyamuk yang disebut Aedes Aegypti, dianggap biang keladi penular penyakit ini dan dinamakan vector.
Selama nyamuk Aedes Aegypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk demam berdarah tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita demam berdarah maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menular virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk jenis Aedes Aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke orang yang lain.
Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat menyerang semua golongan umur. Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak menyerang anak-anak tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita Demam Berdarah Dengue pada orang dewasa.
Indonesia termsuk daerah endemik untuk penyakit Demam Berdarah Dengue. Serangan wabah umumnya muncul sekali dalam 4-5 tahun. Faktor lingkungan memainkan peranan bagi terjadi wabah. Lingkungan dimna terdapat banyak air tergenang dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang merupakan tempat ideal bagi penyakit tersebut.
Penyakit DBD sering salah didiagonosis dengan penyakit lain seperi flu atau tipes. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bias bersifat asimtomaik atau tidak jelas gejaanya. Data di bagian anak RSCM menunjukan pasien DBD sering menemukan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bias bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersama dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipes. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnisi DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.
2. Penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue
Penyebab penyakit adalah virus Dengue. Virus ini termasuk kelompok arthopoda. Borne Viruses (Arboviroses). Sampai saat ini dikenal ada 4 serotype virus yaiu ;
a. Dengue 1 diisolasi oleh sabin pada tahun 1944
b. Dengue 2 diisolasi oleh sabin pada tahun 1944
c. Dengue 3 diisolasi oleh sather
d. Dengue 4 diisolasi oleh sather
Keempat type virus tersebut telah ditemukan diberbagai daerah di Indonesia dan yang terbanyak adalah type 2 dan type 3. Penelitian di Indonesia menunjukan Dengue type 3 merupakan serotype virus yang dominan menyebabkan kasus yang berat.

Makalah Pembahasan Terkait :
Makalah Demam Berdarah Dengue Mekanisme Penularan Penyakit DBD

Baca Juga Makalah Kesehatan Menarik yang lainnya
- Makalah Kesehatan Penyakit Menular
- Makalah Kesehatan Penyakit Kulit Herpes Zoster
- Makalah Kesehatan Penyakit Demam Berdarah
- Makalah Kesehatan Penyakit Chikungunya
- Makalah Kesehatan Penyakit Malaria
- Makalah Kesehatan Penyakit Reumatik
- Makalah Kesehatan Penyakit Gangguan Konsep Diri Akibat Skizofreum
- Makalah Kesehatan Cidera di Kepala
- Makalah Kesehatan Kelahiran Prematur
- Makalah Kesehatan Pendidikan Lingkungan
- Makalah Kesehatan Pemantauan Prilaku Kesehatan
- Makalah Kesehatan Alat Kontrasepsi (IUD)
- Makalah Kesehatan Teknik Menyusui Yang Baik
- Makalah Kesehatan Farmasi Lingkungan Teknologi Proses Industri Susu dan Limbahnya
- Makalah Kesehatan Pemeriksaan GGT (Gamma Glutamil Transferasi)
- Makalah Pendidikan

Pengunjung